38 FRATER TAHUN ORIENTASI ROHANI
Hari Minggu, tanggal 26 Agustus 2012 di gereja Kristus Sahabat Kita – Nabire, 38 frater Tahun Orientasi Rohani ( TOR) menerima jubah ( pakaian rohani ). Mereka adalah para calon imam projo yang berasal dari 5 keuskupan Regio Papua. Jumlah yang besar ini, berdasarkan asal keuskupan dapat diperincikan sbb: dari Keuskupan Timika 7 orang; dari keuskupan Jayapura: 6 orang; dari keuskupan Agats: 4 orang; dari Keuskupan Agung Merauke: 8 orang; dan dari Keuskupan Manokwari-Sorong: 13 orang. Dari jumlah itu, 14 orang frater adalah putra asli Papua, 16 orang lahir / besar di tanah papua, dan 8 orang berasal dari luar luar Papua.
Upacara penerimaan jubah
dilaksanakan di gereja paroki Kristus Sahabat Kita. Gedungnya amat besar dan
sedang dalam proses penyelesaian. Karena letaknya di tanah yang berbukit,
bangunannya dibuat 2 lantai. Di lantai pertama, ada begitu banyak tiang yang
besar-besar juga di bagian tengahnya, sedangkan di lantai kedua yaitu di dalam
gereja tidak ada tiang di tengah. Dengan rangka baja yang kokoh, bangunan
lantai dua tidak perlu tiang di tengah. Maka, bangunan gereja itu terasa luas
sekali. Semua bagian dapat dilihat dari semua sudut, karena tidak terhalang
oleh tiang-tiang. Diperkirakan, gedung itu dapat menampung 1.500 umat. Gedung
yang sedang dibangun itu, diperkirakan bisa bertahan hingga 300 – 400 tahun
Ketika memberikan homili, uskup
menyampaikan bahwa perjalanan menuju imamat adalah perjalanan yang panjang,
dengan tujuan membangun imam-imam yang punya kepribadian yang kokoh, iman yang
teguh dan terampil dalam bidang pelayanan. Umat Allah membutuhkan imam-imam
yang dewasa, mampu menterjemahkan sabda Allah ke dalam hidup harian dalam
terang dan kedekatan dengan Kristus, dan bekerja sama dengan banyak pihak.
Untuk itu semua, para calon imam dibina selama 9 tahun. Secara khusus di TOR
ini, para frater dibina untuk mengenal diri dan menanggapi panggilan Allah.
Selama 1 tahun, segi kerohanian mereka diolah, dievaluasi dan dikembangkan,
agar menjadi dasar yang kokoh dalam perjalanan selanjutnya.
Pada perjalanan panjang
selanjutnya, segi rohani ini hendaknya mewarnai dan menjadi sumber kekuatan
ketika mengalami kekeringan dan kesulitan. Mereka masih harus melanjutkan studi
filsafat-teologi selama 4 tahun (tingkat sarjana), 2 tahun pastoral, dan 2
tahun teologi paska sarjana. Pendidikan intelektual ini, harus seiring dan
sejalan dengan pendidikan di bidang moral, dan kehidupan sosial di tengah
masyarakat. Setelah mereka selesai studi selama 9 tahun, belum tentu mereka
langsung ditahbiskan. Mereka harus terlebih dahulu membuktikan bahwa mereka
memang layak untuk martabat imamat. Umat Allah pun perlu dimintai kesaksiannya
untuk meneguhkan bahwa calon tersebut memang, telah menunjukkan kesungguhannya dalam
menanggapi panggilan Tuhan.
Dalam bacaan Injil hari minggu ke
21 ini, Yesus menyatakan diri sebagai Roti Hidup. Roti itu dipecah-pecahkan dan
dibagikan kepada orang banyak, sebagai “lambang pemberian diri kepada sesama”.
Dalam kehidupan sehari-hari kita semua telah “memberikan diri kepada sesama”.
Misalnya, orangtua yang berjaga sepanjang malam, dan siap melayani ketika
anaknya sakit dan butuh pertolongan. Ibu-ibu rumah tangga yang menyiapkan teh
panas, memasak di dapur untuk suami dan anak-anak, membersihkan rumah. Sopir
taksi yang seharian bekerja agar mendapatkan nafkah untuk kehidupan keluarga.
Guru-guru yang menyiapkan bahan ajar bagi para murid dsb. Semuanya itu bila
dilaksanakan dengan sukacita, telah menjadikan mereka “roti / makanan” bagi
kehidupan sesamanya. Apa yang dikerjakan oleh para frater di kompleks TOR,
misalnya, menimba air, membersihkan halaman, memperhatikan taman, merawat kamar
dan ruangan-ruangan yang ada, membantu ibu memasak di dapur, juga merupakan “tanda
menjadi roti hidup” bagi sesama. Buatlah itu dengan penuh semangat dan gembira.
Pada saat memberkati jubah, ada
kalimat dalam doa yang berbunyi “mereka menyerahkan jubah dan diri mereka
sebagai tanda kesetiaan untuk mengikuti Dikau”. Itu berarti jubah yang akan
anda terima merupakan tanda bahwa anda siap untuk menyerahkan diri dan
terus-menerus belajar untuk setia dalam menanggapi panggilan Yesus. Anda
menyatakan diri sudah siap untuk menjalani TOR dalam bimbingan Roh Kudus yang
nampak dalam diri para pembina dan rekan-rekan frater. Hendaknya kalian belajar
melihat kehadiran Yesus dalam diri mereka.
Kalian juga akan menerima salib.
Salib adalah tanda kemenangan atas pelbagai tantangan, kesulitan, kematian
bersama Yesus. Lihatlah tangan Yesus, ketika digantung di kayu salib. Tangannya
terbuka untuk menyatakan: “Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang lebih lesu dan
berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”. Tangan Yesus tidak
menutup mata, tidak menutup telinga, tetapi terulur kepada siapa saja yang datang
kepada-Nya. Dia siap melayani dan melegakan siapa saja yang datang dan berseru
kepada-Nya. Frater-frater selama 1 tahun melatih diri untuk dekat dengan Dia
yang sungguh-sungguh mencintai umat-Nya, sehingga anda akan menjadi imam-imam
yang menampakkan Kristus bagi umat Allah. Dengan melihat anda, mereka melihat
dan mengalami kehadiran Kristus sendiri.
Bapa, ibu dan anda sekalian,
frater-frater kita sudah siap untuk menjalani masa pembinaan rohani. Tugas anda
untuk memberikan dukungan dan mendoakan mereka bukan berarti berhenti. Mereka
tetap membutuhkan dukungan dan doa-doa anda. Bila pada suatu hari mereka
kecewa, loyo dan sakit, tolonglah dan berikanlah kepada mereka kekuatan dan
dorongan untuk tetap setiap pada jalan yang telah mereka pilih. Bila mereka gampang
marah, kaku dalam pergaulan, dan kurang sopan, ajarlah mereka untuk menjadi
lebih sabar, luwes dalam pergaulan dan tahu sopan santu. Bila semua ini
terjadi, niscaya kita akan mendapatkan imam-imam diosesan yang cerdas, dewasa dan
siap untuk melayani umat di mana pun mereka diutus. Semoga pada suatu hari,
kita akan panen imam-imam sebagai tanda kasih dan kemurahan Tuhan bagi umat
Allah di tanah ini.
Tidak lupa pada kesempatan ini,
saya berima kasih kepada umat yang telah memberikan dukungan kepada para frater
yang telah menjalani TOR pada periode yang lalu. Saya juga titip 38 frater ini
agar mereka juga mendapatkan kasih sayang, kunjungan dan doa dari anda
sekalian. Semoga rahmat yang telah tercurah hari ini, juga akan menjadi rahmat
yang lebih besar bagi kita semua. Amin.
Misa penerimaan jubah tersebut
dihadiri oleh 1.200 umat, beberapa pastor, bruder dan suster. Gereja penuh
sesak. Uskup memimpin misa mulia tersebut didampingi oleh Romo Bas Sudibja SJ,
Romo Yusuf Suharyoso SJ, Romo Eko Noerjanto pr, dan Romo Tanto SJ ( pastor
paroki Komopa). Ini tanda bahwa penerimaan jubah merupakan rahmat bukan hanya bagi para frater
tetapi juga bagi umat Allah. Allah
memberkati dan menyertai umat-Nya.
Komentar