FATHIN SAN
FATHIN SAN adalah kuil agama budha, yang letaknya di atas bukit. Bangunannya sungguh indah. Yang menarik dan mengagumkan adalah bahwa kuil itu berada di tempat terpencil, di puncak bukit dan jalan ke sana pun cukup sulit. Bisa dibayangkan sekian tahun yang lalu, betapa sulitnya mencapai tempat itu. Mobil-mobil pun akan sampai ke tempat itu setelah melalui "kelokan-kelokan dan jalan yang agak terjal tanjakannya".
Di sana ada tempat parkir yang tidak terlalu luas. Cukup untuk menampung 20 sepada motor dan beberapa mobil. Tempat itu dibuka dari jam 08.00 sampai jam 17.00. Siapa saja bisa ke sana dan tidak dipungut bayaran. Ada beberapa tempat doa / samadi yang bagus dan besar. Dari kejauhan sudah tercium bau harus dupa (hio). Seluruh pelataran dan bangunan itu nampak bersih, terawat dan teratur.
Kuil ini terletak di Sungai Liat, 40 km dari Pangkal Pinang. Untuk mencapai ke sana, kita menempuhnya dengan mobil kira-kira 1 jam. Pemandangan sekelilingnya memang bagus dan amat mempesona. Alam yang indah membantu jiwa dan rohani untuk bertemu dan berdialog dengan Sang Pencipta. Setiap hari banyak orang yang datang ke sana.
Muncul di hati saya, sementara menulis cerita ini, beberapa butir penting: niat berdoa, tempat yang sepi, perjuangan, dan pengorbanan. Dengan niat untuk berdoa yang besar, orang akan berusaha ke tempat yang terpencil ini. Niat yang besar ini akan mendorong dia, mau berjuang menapaki jalan terjal, dan berkorban diri. Di atas sana tidak ada kios, tidak ada warung makan, tidak ada tempat hiburan. Semua itu mereka korbankan, agar dengan hati damai mereka berdoa dan bersamadi. Dia mencari tempat yang sepi agar bisa lebih konsentrasi. Dia meninggalkan segalanya agar dapat lebih mendalam dan dari hati ke hati bertemu dengan "Sang Budha" dan menerima rahmat / wahyu yang mereka butuhkan.
Di bagian lain, saya menemukan AJARAN WELAS ASIH AVALOKITESVARA BODHISATTVA (KWAN IM PO SAT). Inilah ajaran itu "yang harus diingat dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari":
1. Jika ada orang menyusahkan kita, jangan gusar. Anggaplah itu adalah tumpukan rezeki.
2. Mulai hari ini, belajarlah. Belajarlah sedapat mungkin menyenangkan hati orang lain.
3. Walaupun merasa pahit dalam hidupmu, tetapi dengan tujuan mulia, itulah bahagia.
4. Lari dan berlarilah dengan cepat, untuk mengejar hari esok yang lebih cerah
5. Bersyukurlah dan merasa puas dengan apa yang kamu miliki saat ini
6. Setiap kali, kalau ada orang memberi kamu satu, berusahalah mengembalikannya 10 kali lipat.
7. Hargailah kebaikan orang lain terhadap kamu, lupakanlah semua jasa yang kamu berikan kepada orang lain.
8. Dalam keadaan benar kamu difitnah, dipersalahkan dan dihukum, maka kamu akan mendapatkan pahala
9. Dalam keadaan salah kamu dipuji dan dibenarkan, itu merupakan hukuman.
10. Orang yang benar kita bela, tetapi orang yang salah kita beri nasehat.
11. Jika perbuatan kamu benar, kami difitnah dan dipersalahkan, tetapi kamu menerimanya, maka akan datang kepadamu rezeki yang berlimpah ruah
12. Jangan selalu melihat / mengecam kesalahan orang lain, tetapi selalu melihat diri sendiri. Itulah kebenaran.
13. Orang yang baik diajak bergaul, tetapi orang yang jahat perlu dikasihani.
14. Jika wajahmu senyum, hati kamu senang, pasti kamu akan aku terima
15. Dua orang saling mengaku kesalahan masing-masing, maka dua orang itu akan bersahabat sepanjang masa
16. Saling salah menyalahkan maka akan mengakibatkan putus hubungan
17. Kalau kamu rela dan tulus menolong orang yang dalam keadaan susah, maka jangan sampai diketahui bahwa kamu sebagai penolongnya
18. Jangan membicarakan sedikitpun kejelekan orang di belakangnya, sebab kamu akan dinilai jelek oleh si pendengar
19. Kalau kamu mengetahui orang itu berbuat salah, maka tegurlah dengan kata-kata yang lemah lembut, hingga orang itu menjadi insyaf.
20. Doa dan sembah sujudmu akan aku terima, apabila kamu bisa sabar dan senantiasa menuruti jalanku.
Di bagian akhir, ajaran itu, tertulis: "Barang siapa yang memperbanyak dan ikut serta menyebarkan AJARAN WELAS ASIH AVALOKITESVARA BODHISATTVA ini akan mendapatkan pahala yang tak terhingga.
Bagi saya pribadi, yang paling penting adalah bahwa saya mendapatkan pencerahan akan "kekayaan rohani" yang ada pada saudara-saudari kita yang beragama budha. Mereka juga berjuang untuk mendapatkan karunia-karunia yang mereka butuhkan agar dapat "tahan bantingan dalam menghadapi aneka tantangan di dalam hidup ini" dan dapat dengan damai dan tenang hidup bersama dengan sesama.
Tuhan yang satu dan sama, telah menciptakan keindahan di dunia ini. Saya diperkenankan untuk turut ambil bagian dan mengalami keindahan itu. Maka, tidak ada kata lain yang patut dihaturkan kepada-Nya selain syukur dan terima kasih atas semuanya itu.
Komentar