MEMBAGI PENGALAMAN AKAN KASIH TUHAN
Mengalami kasih dan karunia Tuhan setiap hari adalah kerinduan banyak orang. Pengalaman-pengalaman yang demikian itu, sering menarik dan menggugah orang untuk menemukan makna hidup, menjadi bahan inspirasi bagi orang lain, dan dapat menjadi kekuatan / penghiburan bagi mereka yang sedang "gundah/kecewa/putus asa". Maka, membagikan pengalaman rohani seseorang pun dapat merupakan sarana untuk menyatakan bahwa Allah yang mengasihi itu benar-benar ada, hadir dan menyapa kita saat ini. Berikut ini, saya tuturkan selengkapnya pengalaman kasih Tuhan itu, untuk anda:
BERMISI DI TANAH GERBANG HATI KUDUS YESUS
KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE PAPUA SELATAN
mantap untuk berkaul kekal
Pada Bulan Agustus 2004, aku diminta oleh Uskup dan Dirdios (Direktur Diosesan) KKI - Keuskupan Agung Merauke (KAME) untuk mengikuti PERNAS KKI di Klender –Jakarta Timur. Kepercayaan yang diberikan ini merupakan titik awal bagiku. Aku bertanya pada diri sendiri, “ mampukah aku menjalankan utusan ini dan bagaimana pertanggung jawabannya nanti? Aku sadar bahwa belum pernah aku mengalami pertemuan-pertemuan besar semacam itu sehingga muncul rasa takut, malu, dan ragu-ragu selagi aku masih yunior dalam Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus (PBHK). Meski suasana batin penuh “tanya” menanti kepastian dari diri sendiri, aku mencoba untuk berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa dan refleksi.
Akhirnya kutemukan dalam Kitab Suci sebuah teks yang menguatkan hati yaitu pada Kitab Yeremia 1:7 bunyina “ Jangan katakan: Aku masih muda, tetapi kepada siapapun engkau kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan”. Inilah jawaban sekaligus penegasan dari Allah bagiku untuk berani mengambil sikap dan tanggap atas suara Tuhan melalui Bapa Uskup (Mgr. Nicholaus Adi Saputra MSC), dan Dirdios KKI-KAM (Sr. M.Susana Mekiuw PBHK). Suasana batinku mulai stabil dan siap menjalankan amanat yang sudah disampaikan untuk mengikuti kegiatan PERNAS di Jakarta.
Berbekal pada penyelenggaraan Ilahi atas diriku, aku pun mulai belajar menghidupi semangat dan tradisi Tarekatku berdasarkan Konstitusi yaitu “Setia pada semangat missioner kita, kongregasi akan mengutus suster-suster untuk berkarya dalam pewartaan Injil kepada mereka yang belum mengenal kristus dan untuk menanggapi panggilan Gereja-Gereja muda”. (Konst. PBHK, Bab.VII. 85). Karya Kepausan Anak Remaja Misioner/SEKAMI merupakan sebuah wadah yang tidak jauh dari harapan dan sasaran pelayanan Tarekatku karena sama-sama memiliki status Lembaga Kepausan yang senantiasa siap sedia melaksanakan Proyek Pastoral Paus dimana saja kami diutus.
Sepulangnya dari Jakarta mengikuti PERNAS KKI, semangatku mulai bertambah khususnya dalam Pembinaan Iman Anak di Paroki Katedral yang dipercayakan padaku. Bersama pembina lainnya, kami mulai memprakarsai untuk membuat kegiatan lintas Paroki dalam Dekenat Merauke. Bekal PERNAS juga mengakibatkan batinku semakin tergerak untuk mengembangkan iman secara lebih luas di Merauke yang dikenal sebagai Tanah Gerbang Hati Kudus. Para Misionaris Hati Kudus (MSC) untuk pertama kali telah menyebarluaskan Kasih Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan di Tanah Papua Selatan ini. Benih-benih pekabaran Injil sudah dirasakan buahnya namun gemanya kadang terdengar, kian melemah dan samar-samar.
Bagiku sangat disayangkan kalau generasi muda khususnya Anak dan Remaja kurang mendapat perhatian baik dari kalangan Gereja ataupun Umat Katolik. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mempertahankan nilai-nilai Injili yakni; cinta kasih, menghargai hidup, mengampuni sesama, solider terhadap yang kecil dan menderita, memupuk rasa persaudaraan yang mulai terkikis seiring perkembangan jaman yang serba instan.
Pada tanggal 1 Juni 2005, atas persetujuan tarekatku dalam hal ini diwakili oleh Superior PBHK Daerah Papua, Uskup Agung Merauke mengeluarkan SK Pengangkatan aku sebagai Dirdios KKI-KAME menggantikan Sr. M. Susana Mekiuw PBHK. SK tersebut saya terima pada saat saya mempersiapan diri untuk pengikraran Kaul Kekal. Oleh sebab itu dalam suasana doa dan pasrah diri saya nyatakan siap untuk melanjutkan apa yang telah saya praktekkan di lahan perutusan. Tanggal 15 Agustus 2005 merupakan hari bersejarah bagi umat Katolik. Ribuan umat seluruh keuskupan memperingati 100 Tahun Agama Katolik masuk di Merauke Tanah Anim Ha. Aku pun siap melangkah ke depan altar untuk mengikrarkan janji setia abadi bagi Tuhan di gereja Katedral Merauke pada besok harinya tanggal 16 Agustus 2005.
7 Tahun sebagai Dirdios
SK. Dirdios KKI-KAME mengukir sederetan Rahmat Allah dalam panggilanku saat ini. Sejuta ide, Tuhan meteraikan dalam diriku untuk menerobos dan memikat hati kaum muda Katolik dan para pemerhati Bina Iman Anak untuk menjadi Animator-Animatris KKI-KAME. Hatiku tergerak untuk terus berinisiatif, kreatif berbagi dalam bentuk sosialisasi, rekoleksi bagi kaum muda dan ibu-ibu rumah tangga di paroki-paroki maupun stasi-stasi, dan di perkampungan. Tujuannya adalah generasi muda tidak egois dan tidak acuh tak acuh, keluar dari budaya kekerasan akibat MIRAS (Minuman keras) yang merenggut nyawa mereka. Setidaknya mereka bisa tergugah hati untuk peduli pada diri sendiri, sesama dan Tuhan. Tujuan berikutnya adalah mencari tenaga-tenaga pembina agar semakin banyak orang tergerak hati untuk terlibat dalam pembinaan iman anak dan remaja di Keuskuan Agung Merauke.
Animator-animatris dan fasilitator, KKI-KAME pada tahun 2005 bermula dari 8 orang saja, dan terus berkembang menjadi 106 orang pada tahun 2011. Pribadi - pribadi ini terlibat sebagai Tim Inti dan siap sedia untuk digerakkan dengan semangat yang sama sebagai pengerak pembinaan iman anak di KAME. Sejak tahun 2005 itu pula telah diselenggarakan kegiatan pemberdayaan Pembina Animator/tris Misioner sebanyak 30 kali di tingkat kevikepan, Dekenat, dan Paroki di dalam lingkup Keuskupan. Pesertanya bervariasi antara 20 hingga 100 orang. Keaktifan mereka tersebut menambah daftar panjang pribadi yang menggeluti bidang pembinaan Iman Anak. Merekalah yang kemudian menghidupi dan memberikan warna tersendiri pada pembinaan Iman Anak dan Remaja hingga tingkat stasi dan lingkungan masing-masing.
Tim KKI
Tugas Tim KKI-KAME kian berkembang. Terdorong oleh semangat Misioner, saya dan team KKI-KAME melewati jalan berlumpur, melewati udara, dan melalui keganasan sungai Papua untuk bertemu teman Pembina dan berjumpa langsung dengan anak dan remaja di Kevikepan dan Dekenat se-KAME. Dukungan berbagai pihak telah kami dapatkan: dari Uskup, Para Suster di Komunitasku, Para Biarawan/biarawati lintas Tarekat, Bupati dan aparat pemerintahan, Komisi-komisi dalam Keuskupan, para dokter dan tenaga medis, para tokoh umat, dan para donator bersama orang tua SEKAMI-KAME, sehingga KKI-KAME tetap eksis dalam pelayanan hingga sekarang.
Pada waktu kunjungan, monitoring dan evaluasi banyak anak terlayani dengan baik dan anak-anak mampu membangun rasa solider dengan menghidupi semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurban, Kesaksian) dalam sorotan sebuah moto “Children Helping Children” di tengah kebersamaan di sekolah, di lingkungan dan dalam keluarga sejauh kesasian yang kami peroleh dari pembina, orang tua dan para guru. Setiap lagu Misioner berkumandang di sekolah-sekolah Katolik juga pada setiap minggu dan hari-hari lain yang telah ditentukan sesuai kondisi setempat oleh para pembina. Pada liburan sekolah tahun 2011 ini direncanakan akan dilaksanakan kegiatan Jambore SEKAMI. Sekitar 2.000an anak dan para Pembina se-Keuskupan akan dikumpulkan di kota Merauke guna mempererat tali persaudaraan dan menyatukan irama pembinaan iman anak dan remaja.
TIM Kerja KKI-KAME saat ini telah mandiri untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan dengan atau tanpa kehadiran Dirdios KKI. Pada September 2010, ketika School of Misionaris Animators (SOMA) dilaksanakan di Keuskupan, anak-anakku (begitu sapaan akrabku pada mereka) telah mampu melaksanakannya tanpa kehadiranku.
Untuk itu pada kesempatan ini dalam rangka 40 tahun KKI hadir di Indonesia saya mengajak rekan-rekan Dirdios untuk senantiasa bersyukur pada Tuhan Sang Misionaris yang tak pernah membiarkan kita bekerja sendirian. Perlu keterbukaan pada karya Roh Kudus dan mengorbankan kehendak pribadi. Perlu menanamkan sikap tidak terlalu banyak menuntut terhadap rekan-rekan Pembina. Dari pihak Pembina, perlu juga memberikan kepercayaan kepada mereka untuk membuktikan kemampuan mereka dalam berbagi pengalaman iman. Diusahakan adanya pengkaderan untuk membina iman anak dan remaja/SEKAMI yang Tuhan titipkan kepada kita sekalian. Semoga Sharing pengalamanku selama bertugas sebagai Dirdios KKI-KAME kurang lebih 7 tahun ini boleh menjadi inspirasi bagi rekan-rekan Dirdios ditengah medan perutusan meskipun tidak sesempurna pengalaman para rekan Senior lainnya.
Merauke 22 Februari 2011
Sr.M.Rosina Angwarmase PBHK
DIRDIOS-KKI-KAME
Pengalaman akan kasih Tuhan bukan hanya milik kaum berjubah. Anda / para pembaca pun telah dan pernah mengalami kasih dan kebaikan-Nya. Silakan anda bagikan kepada sesama. Anda akan merasakan, semakin dibagikan, karunia dan kasih itu tidak akan pernah habis, melainkan makin mendalam, makin manis dan indah dalam hidup anda.
BERMISI DI TANAH GERBANG HATI KUDUS YESUS
KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE PAPUA SELATAN
mantap untuk berkaul kekal
Pada Bulan Agustus 2004, aku diminta oleh Uskup dan Dirdios (Direktur Diosesan) KKI - Keuskupan Agung Merauke (KAME) untuk mengikuti PERNAS KKI di Klender –Jakarta Timur. Kepercayaan yang diberikan ini merupakan titik awal bagiku. Aku bertanya pada diri sendiri, “ mampukah aku menjalankan utusan ini dan bagaimana pertanggung jawabannya nanti? Aku sadar bahwa belum pernah aku mengalami pertemuan-pertemuan besar semacam itu sehingga muncul rasa takut, malu, dan ragu-ragu selagi aku masih yunior dalam Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus (PBHK). Meski suasana batin penuh “tanya” menanti kepastian dari diri sendiri, aku mencoba untuk berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa dan refleksi.
Akhirnya kutemukan dalam Kitab Suci sebuah teks yang menguatkan hati yaitu pada Kitab Yeremia 1:7 bunyina “ Jangan katakan: Aku masih muda, tetapi kepada siapapun engkau kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan”. Inilah jawaban sekaligus penegasan dari Allah bagiku untuk berani mengambil sikap dan tanggap atas suara Tuhan melalui Bapa Uskup (Mgr. Nicholaus Adi Saputra MSC), dan Dirdios KKI-KAM (Sr. M.Susana Mekiuw PBHK). Suasana batinku mulai stabil dan siap menjalankan amanat yang sudah disampaikan untuk mengikuti kegiatan PERNAS di Jakarta.
Berbekal pada penyelenggaraan Ilahi atas diriku, aku pun mulai belajar menghidupi semangat dan tradisi Tarekatku berdasarkan Konstitusi yaitu “Setia pada semangat missioner kita, kongregasi akan mengutus suster-suster untuk berkarya dalam pewartaan Injil kepada mereka yang belum mengenal kristus dan untuk menanggapi panggilan Gereja-Gereja muda”. (Konst. PBHK, Bab.VII. 85). Karya Kepausan Anak Remaja Misioner/SEKAMI merupakan sebuah wadah yang tidak jauh dari harapan dan sasaran pelayanan Tarekatku karena sama-sama memiliki status Lembaga Kepausan yang senantiasa siap sedia melaksanakan Proyek Pastoral Paus dimana saja kami diutus.
Sepulangnya dari Jakarta mengikuti PERNAS KKI, semangatku mulai bertambah khususnya dalam Pembinaan Iman Anak di Paroki Katedral yang dipercayakan padaku. Bersama pembina lainnya, kami mulai memprakarsai untuk membuat kegiatan lintas Paroki dalam Dekenat Merauke. Bekal PERNAS juga mengakibatkan batinku semakin tergerak untuk mengembangkan iman secara lebih luas di Merauke yang dikenal sebagai Tanah Gerbang Hati Kudus. Para Misionaris Hati Kudus (MSC) untuk pertama kali telah menyebarluaskan Kasih Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan di Tanah Papua Selatan ini. Benih-benih pekabaran Injil sudah dirasakan buahnya namun gemanya kadang terdengar, kian melemah dan samar-samar.
Bagiku sangat disayangkan kalau generasi muda khususnya Anak dan Remaja kurang mendapat perhatian baik dari kalangan Gereja ataupun Umat Katolik. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mempertahankan nilai-nilai Injili yakni; cinta kasih, menghargai hidup, mengampuni sesama, solider terhadap yang kecil dan menderita, memupuk rasa persaudaraan yang mulai terkikis seiring perkembangan jaman yang serba instan.
Pada tanggal 1 Juni 2005, atas persetujuan tarekatku dalam hal ini diwakili oleh Superior PBHK Daerah Papua, Uskup Agung Merauke mengeluarkan SK Pengangkatan aku sebagai Dirdios KKI-KAME menggantikan Sr. M. Susana Mekiuw PBHK. SK tersebut saya terima pada saat saya mempersiapan diri untuk pengikraran Kaul Kekal. Oleh sebab itu dalam suasana doa dan pasrah diri saya nyatakan siap untuk melanjutkan apa yang telah saya praktekkan di lahan perutusan. Tanggal 15 Agustus 2005 merupakan hari bersejarah bagi umat Katolik. Ribuan umat seluruh keuskupan memperingati 100 Tahun Agama Katolik masuk di Merauke Tanah Anim Ha. Aku pun siap melangkah ke depan altar untuk mengikrarkan janji setia abadi bagi Tuhan di gereja Katedral Merauke pada besok harinya tanggal 16 Agustus 2005.
7 Tahun sebagai Dirdios
SK. Dirdios KKI-KAME mengukir sederetan Rahmat Allah dalam panggilanku saat ini. Sejuta ide, Tuhan meteraikan dalam diriku untuk menerobos dan memikat hati kaum muda Katolik dan para pemerhati Bina Iman Anak untuk menjadi Animator-Animatris KKI-KAME. Hatiku tergerak untuk terus berinisiatif, kreatif berbagi dalam bentuk sosialisasi, rekoleksi bagi kaum muda dan ibu-ibu rumah tangga di paroki-paroki maupun stasi-stasi, dan di perkampungan. Tujuannya adalah generasi muda tidak egois dan tidak acuh tak acuh, keluar dari budaya kekerasan akibat MIRAS (Minuman keras) yang merenggut nyawa mereka. Setidaknya mereka bisa tergugah hati untuk peduli pada diri sendiri, sesama dan Tuhan. Tujuan berikutnya adalah mencari tenaga-tenaga pembina agar semakin banyak orang tergerak hati untuk terlibat dalam pembinaan iman anak dan remaja di Keuskuan Agung Merauke.
Animator-animatris dan fasilitator, KKI-KAME pada tahun 2005 bermula dari 8 orang saja, dan terus berkembang menjadi 106 orang pada tahun 2011. Pribadi - pribadi ini terlibat sebagai Tim Inti dan siap sedia untuk digerakkan dengan semangat yang sama sebagai pengerak pembinaan iman anak di KAME. Sejak tahun 2005 itu pula telah diselenggarakan kegiatan pemberdayaan Pembina Animator/tris Misioner sebanyak 30 kali di tingkat kevikepan, Dekenat, dan Paroki di dalam lingkup Keuskupan. Pesertanya bervariasi antara 20 hingga 100 orang. Keaktifan mereka tersebut menambah daftar panjang pribadi yang menggeluti bidang pembinaan Iman Anak. Merekalah yang kemudian menghidupi dan memberikan warna tersendiri pada pembinaan Iman Anak dan Remaja hingga tingkat stasi dan lingkungan masing-masing.
Tim KKI
Tugas Tim KKI-KAME kian berkembang. Terdorong oleh semangat Misioner, saya dan team KKI-KAME melewati jalan berlumpur, melewati udara, dan melalui keganasan sungai Papua untuk bertemu teman Pembina dan berjumpa langsung dengan anak dan remaja di Kevikepan dan Dekenat se-KAME. Dukungan berbagai pihak telah kami dapatkan: dari Uskup, Para Suster di Komunitasku, Para Biarawan/biarawati lintas Tarekat, Bupati dan aparat pemerintahan, Komisi-komisi dalam Keuskupan, para dokter dan tenaga medis, para tokoh umat, dan para donator bersama orang tua SEKAMI-KAME, sehingga KKI-KAME tetap eksis dalam pelayanan hingga sekarang.
Pada waktu kunjungan, monitoring dan evaluasi banyak anak terlayani dengan baik dan anak-anak mampu membangun rasa solider dengan menghidupi semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurban, Kesaksian) dalam sorotan sebuah moto “Children Helping Children” di tengah kebersamaan di sekolah, di lingkungan dan dalam keluarga sejauh kesasian yang kami peroleh dari pembina, orang tua dan para guru. Setiap lagu Misioner berkumandang di sekolah-sekolah Katolik juga pada setiap minggu dan hari-hari lain yang telah ditentukan sesuai kondisi setempat oleh para pembina. Pada liburan sekolah tahun 2011 ini direncanakan akan dilaksanakan kegiatan Jambore SEKAMI. Sekitar 2.000an anak dan para Pembina se-Keuskupan akan dikumpulkan di kota Merauke guna mempererat tali persaudaraan dan menyatukan irama pembinaan iman anak dan remaja.
TIM Kerja KKI-KAME saat ini telah mandiri untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan dengan atau tanpa kehadiran Dirdios KKI. Pada September 2010, ketika School of Misionaris Animators (SOMA) dilaksanakan di Keuskupan, anak-anakku (begitu sapaan akrabku pada mereka) telah mampu melaksanakannya tanpa kehadiranku.
Untuk itu pada kesempatan ini dalam rangka 40 tahun KKI hadir di Indonesia saya mengajak rekan-rekan Dirdios untuk senantiasa bersyukur pada Tuhan Sang Misionaris yang tak pernah membiarkan kita bekerja sendirian. Perlu keterbukaan pada karya Roh Kudus dan mengorbankan kehendak pribadi. Perlu menanamkan sikap tidak terlalu banyak menuntut terhadap rekan-rekan Pembina. Dari pihak Pembina, perlu juga memberikan kepercayaan kepada mereka untuk membuktikan kemampuan mereka dalam berbagi pengalaman iman. Diusahakan adanya pengkaderan untuk membina iman anak dan remaja/SEKAMI yang Tuhan titipkan kepada kita sekalian. Semoga Sharing pengalamanku selama bertugas sebagai Dirdios KKI-KAME kurang lebih 7 tahun ini boleh menjadi inspirasi bagi rekan-rekan Dirdios ditengah medan perutusan meskipun tidak sesempurna pengalaman para rekan Senior lainnya.
Merauke 22 Februari 2011
Sr.M.Rosina Angwarmase PBHK
DIRDIOS-KKI-KAME
Pengalaman akan kasih Tuhan bukan hanya milik kaum berjubah. Anda / para pembaca pun telah dan pernah mengalami kasih dan kebaikan-Nya. Silakan anda bagikan kepada sesama. Anda akan merasakan, semakin dibagikan, karunia dan kasih itu tidak akan pernah habis, melainkan makin mendalam, makin manis dan indah dalam hidup anda.
Komentar