GEREJA KERAHIMAN ILAHI - MANGGA DUA
Uskup Nico sedang memberkati gedung gereja dan umat Allah
Bupati Romanus Mbaraka dan Uskup Nico, menyanyikan lagu "Indah Rencanamu Tuhan".
Saya sudah lupa apa saja yang diajarkan oleh ibu guru saya di SD. Banyak hal yang diberikan kepada saya, dan tentu amat berguna, namun saya tidak ingat apa persisnya yang diajarkan itu. Yang masih saya ingat, adalah 1 lagu yang diajarkan guruku kelas I SD yaitu lagu “Potong Kuku” dan 1 lagu ketika saya di kelas II SD yaitu lagu “Gunung Kawi”. Saya juga masih ingat nama guru TK: ibu Cory, guru kelas I: bu Siti, guru kelas II: Sr. Yohanita PBHK, dan guru kelas III SD yang cantik: ibu Lucy. Juga guru kelas IV: Sr. Marietta PBHK, guru kelas V: bu Lusi dan guru kelas VI: bu Ing, semuanya masih saya ingat. Syukurlah bahwa saya masih ingat nama-nama mereka, namun apa yang mereka ajarkan banyak yang saya lupakan.
Yang tidak dapat dipungkiri adalah saya bisa membaca, menghitung dan menulis dengan baik, itu karena mereka. Saya mengetahui / mengenal nama kota, nama sungai, pulau-pulau dan gunung-gunung di Indonesia karena dulu ibu guru SD mengajari peta buta. Saya juga dapat dengan cepat menghitung 11 + 17 = .... atau 15 x 13 = .... karena dulu diajari dan dilatih “mencongak” (menghitung tanpa oret-oretan dan dalam 10 detik menunjukkan hasilnya).
Tidak usah jauh-jauh sekian tahun lalu, saya juga sudah lupa apa persisnya yang saya makan kemarin pagi. Saya juga sudah agak lupa, bulan yang lalu atau minggu yang lalu saya pergi ke mana. Apa lagi mengingat tahun lalu, saya pergi ke mana...... aduh, sulitnya bukan main. Banyak yang sudah saya lupakan. Apalagi orang-orang yang saya jumpai begitu banyak jumlahnya, saya lupa sebagian besar nama-nama mereka.
Itulah pengalaman saya dan para pembaca pun sebagai manusia mengalami hal yang sama. Hal yang demikian ini amat normal dan terjadi pada setiap orang. Mereka yang telah berjumpa dengan kita, bahkan yang telah memberikan pendidikan kepada kita, telah mengantar kita kepada tingkat kedewasaan yang lebih tinggi. Kepada mereka semua patutlah diucapkan terima kasih. Tidak mungkin kita bisa membalas kebaikan dan jasa mereka. Jasa dan kebaikan mereka sungguh besa dan mulia, dan tidak bisa diukur dengan uang atau harta benda.
“Manusia bisa lupa, namun tidaklah demikian dengan Tuhan. Lebih-lebih kepada kita makhluk ciptaan yang tertinggi, Dia tidak akan pernah melupakan kita. Melalui nabi Yesaya Dia berfirman: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49:15). Mengapa demikian ? Karena, di hadapan Tuhan, manusia sungguh berharga dan mulia (Yesaya 43:4) dan nama mereka telah dilukis di telapak tangan-Nya (49:16) karena kasih-Nya yang begitu besar kepada mereka (juga kepada kita)” ungkap Mgr Niko pada saat pemberkatan gereja Kerahiman Ilahi Mangga Dua Merauke.
Umat Mangga Dua memang sudah lama merindukan gedung gereja di wilayah itu. pembangunan gereja itu telah dimulai 4 tahun yang lalu, namun tersendat-sendat karena pelbagai hal, antara lain, sulitnya mendapatkan material, meningkatnya harga barang-barang, dan kekurangan dana. Maklumlah umat Mangga Dua adalah masyarakat biasa yang tidak punya penghasilan tetap. Mereka pada umumnya berasal dari pulau Kimaam. Banyak dari antara mereka yang bekerja sebagai buruh pelabuhan, pencari / penjual kayu bakar, dan petani kecil. Berkat bantuan dana dari para pengusaha, pemerintah daerah dan donatur yang tidak mau disebut namanya, akhirnya gereja tersebut dapat diselesaikan. Umat kecil dan tidak mampu, tidaklah dilupakan Tuhan. Melalui sesama dan pemerintah, Dia ingat akan seruan dan permohonan umat-Nya dan memberikan apa yang dirindukan mereka. Semuanya indah pada waktunya.
Pada kesempatan yang berbahagia itu, bupati Merauke (Bpk Romanus Mbaraka) dan uskup Niko berduet menyanyikan lagu “Indah Rencana-Mu Tuhan”. Kalau direnungkan, memang benar bahwa rencana Tuhan itu indah pada waktunya. Manusia terus- menerus diajak dan dibentuk oleh Dia hari demi hari untuk menghadirkan rencana-Nya di atas muka bumi ini. Untuk itulah, membaca firman-Nya, mendengarkan Dia dan membaca tanda-tanda kehadiran-Nya serta membaharui diri agar makin layak di hadapan-Nya merupakan panggilan bagi setiap orang. Dia menghendaki agar semua orang menjadi sempurna, seperti Dia sempurna adanya.
Komentar