TERIMA KASIH, BAPAK-IBU GURU...........
"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya" demikian Sabda Yesus dalam Injil Mathius (Mat 10:24-25) Kata-kata Yesus ini, hendak menunjukkan kepada umat manusia, bahwa "guru mempunyai peranan penting untuk kehidupan muridnya, bukan hanya di bidang kepandaian, tetapi juga di bidang kehidupan. Maka, sebagai Yesus adalah guru kehidupan, mereka yang berada di sekeliling Yesus pun dipanggil dan disiapkan untuk menjadi "guru kehidupan bagi sesamanya".
Penginjil Lukas (Luk 6:40), mencatat apa yang dikatakan Sang Guru: "Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya". Dalam arti duniawi, kita mengalamani bahwa ada banyak murid yang telah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dan pelbagai disiplin ilmu lainnya, akan jauh lebih pandai dan lebih tinggi ilmunya. Namun dalam hal "kebijaksanaan, kematangan dalam menghadapai badai, goncangan, pahit manisnya kehidupan, kedalaman dan kekuatan mental spiritual, sang guru pada umumnya lebih dalam dan lebih kokoh daripada murid-muridnya.
Nampaknya yang diberikan oleh para guru adalah hal-hal yang biasa dan sepele, namun di balik yang sederhana dan sepele itu, mental-spiritual, kecerdasan, tata nilai dan budi pekerti ditanamkan. Inilah salah satu contoh yang ditanamkan oleh guru-guru kepada para murid-nya:
LUKAS: “Pagelaran Seni Menggali Bakat Siswa”
SMA Negeri 3 Merauke, sabtu (15/1) bertempat di Café Belafiesta menggelar pagelaran seni dalam rangka ujian praktek mata pelajaran kesenian untuk kelas XII. Untuk diketahui sengaja ujian tersebut dilaksanakan lebih awal agar siswa-siswi lebih awal juga menyiapkan diri untuk menghadapi materi ujian lainnya. Selain itu, menurut kepala sekolah SMA Negeri III, Lukas Lena, sudah menjadi tuntutan dalam pelaksanaan ujian, bahwa selain ujian tertulis, perlu adanya ujian praktek. Ujian praktek merupakan syarat untuk mengikuti ujian nasional dan kegiatan pagelaran tari ini sudah kedua kalinya diadakan oleh pihak sekolah SMA Negeri 3 Merauke.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan tersebut selain untuk mendapatkan nilai ujian praktek bagi para siswa, juga dapat dijadikan ajang untuk menunjukkan bakat ataupun kreativitas siswa di bidang seni tari dan juga nyanyian lagu daerah. Kegiatan ini telah dipersiapkan sejak lama mengingat untuk tarian perlu latihan khusus dan juga keseriusan dari siswa itu sendiri. Siswa yang mengikuti kegiatan ini terdiri atas 20 kelompok. Ada 153 siswa yang akan menampilkan pagelaran tari, drama dan disertai dengan nyanyian lagu dari berbagai daerah sesuai dengan keinginan dan pilihan siswa itu sendiri.
Dikatakan, untuk pagelaran tari pihak sekolah tidak menentukan jenis tari ataupun drama yang akan ditampilkan, namun mereka lebih cenderung hendak menonjolkan ciri khas daerah Papua. Memang terlihat bahwa ada beberapa kelompok yang lebih menonjolkan ciri khas daerah ini dalam wujud tari dan drama. Sistem penilaiannya ditentukan oleh tim dan yang dinilai adalah kekompakkan, kerja sama, penghayatan tari ataupun drama yang dibawakan. Selain itu penampilan dan kreativitas siswa dalam membawakan tarian dan drama tersebut juga dinilai. Karena setelah SMA tidak ada yang bisa menjamin siswa itu dapat langsung bekerja, bakat-bakat mereka mungkin bisa dijadikan pintu meraih kesuksesan dalam bidang seni.
Lewat bidang seni, drama dan tari, para guru memperkaya murid-murid mereka. Mereka menjadi pembimbing, pelindung, pengarah dan peneguh langkah-langkah awal generasi muda, agar mereka makin hari makin memiliki kepastian dan keberanian untuk hidup dan mengisi kehidupan mereka. Para guru telah menghadirkan dan mewujudkannyatakan Allah yang memperhatikan, membimbing dan berkorban bagi anak-anak-Nya.
Pantaslah kepada mereka kita ucapkan terima kasih yang tulus. Semoga mereka mengalami kebahagiaan dalam hidup, bukan karena kelimpahan materi / harta benda, namun pertama-tama karena berhasil menghantar anak-anak asuh mereka untuk makin memahami dan mengisi hidup dengan kebahagiaan, ketenteraman, damai, kerukunan, kerja keras, kejujuran dan keikhlasan.
Penginjil Lukas (Luk 6:40), mencatat apa yang dikatakan Sang Guru: "Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya". Dalam arti duniawi, kita mengalamani bahwa ada banyak murid yang telah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dan pelbagai disiplin ilmu lainnya, akan jauh lebih pandai dan lebih tinggi ilmunya. Namun dalam hal "kebijaksanaan, kematangan dalam menghadapai badai, goncangan, pahit manisnya kehidupan, kedalaman dan kekuatan mental spiritual, sang guru pada umumnya lebih dalam dan lebih kokoh daripada murid-muridnya.
Nampaknya yang diberikan oleh para guru adalah hal-hal yang biasa dan sepele, namun di balik yang sederhana dan sepele itu, mental-spiritual, kecerdasan, tata nilai dan budi pekerti ditanamkan. Inilah salah satu contoh yang ditanamkan oleh guru-guru kepada para murid-nya:
LUKAS: “Pagelaran Seni Menggali Bakat Siswa”
SMA Negeri 3 Merauke, sabtu (15/1) bertempat di Café Belafiesta menggelar pagelaran seni dalam rangka ujian praktek mata pelajaran kesenian untuk kelas XII. Untuk diketahui sengaja ujian tersebut dilaksanakan lebih awal agar siswa-siswi lebih awal juga menyiapkan diri untuk menghadapi materi ujian lainnya. Selain itu, menurut kepala sekolah SMA Negeri III, Lukas Lena, sudah menjadi tuntutan dalam pelaksanaan ujian, bahwa selain ujian tertulis, perlu adanya ujian praktek. Ujian praktek merupakan syarat untuk mengikuti ujian nasional dan kegiatan pagelaran tari ini sudah kedua kalinya diadakan oleh pihak sekolah SMA Negeri 3 Merauke.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan tersebut selain untuk mendapatkan nilai ujian praktek bagi para siswa, juga dapat dijadikan ajang untuk menunjukkan bakat ataupun kreativitas siswa di bidang seni tari dan juga nyanyian lagu daerah. Kegiatan ini telah dipersiapkan sejak lama mengingat untuk tarian perlu latihan khusus dan juga keseriusan dari siswa itu sendiri. Siswa yang mengikuti kegiatan ini terdiri atas 20 kelompok. Ada 153 siswa yang akan menampilkan pagelaran tari, drama dan disertai dengan nyanyian lagu dari berbagai daerah sesuai dengan keinginan dan pilihan siswa itu sendiri.
Dikatakan, untuk pagelaran tari pihak sekolah tidak menentukan jenis tari ataupun drama yang akan ditampilkan, namun mereka lebih cenderung hendak menonjolkan ciri khas daerah Papua. Memang terlihat bahwa ada beberapa kelompok yang lebih menonjolkan ciri khas daerah ini dalam wujud tari dan drama. Sistem penilaiannya ditentukan oleh tim dan yang dinilai adalah kekompakkan, kerja sama, penghayatan tari ataupun drama yang dibawakan. Selain itu penampilan dan kreativitas siswa dalam membawakan tarian dan drama tersebut juga dinilai. Karena setelah SMA tidak ada yang bisa menjamin siswa itu dapat langsung bekerja, bakat-bakat mereka mungkin bisa dijadikan pintu meraih kesuksesan dalam bidang seni.
Lewat bidang seni, drama dan tari, para guru memperkaya murid-murid mereka. Mereka menjadi pembimbing, pelindung, pengarah dan peneguh langkah-langkah awal generasi muda, agar mereka makin hari makin memiliki kepastian dan keberanian untuk hidup dan mengisi kehidupan mereka. Para guru telah menghadirkan dan mewujudkannyatakan Allah yang memperhatikan, membimbing dan berkorban bagi anak-anak-Nya.
Pantaslah kepada mereka kita ucapkan terima kasih yang tulus. Semoga mereka mengalami kebahagiaan dalam hidup, bukan karena kelimpahan materi / harta benda, namun pertama-tama karena berhasil menghantar anak-anak asuh mereka untuk makin memahami dan mengisi hidup dengan kebahagiaan, ketenteraman, damai, kerukunan, kerja keras, kejujuran dan keikhlasan.
Komentar