SAPAAN AWAL TAHUN 2011

PARA PEMBACA YANG BUDIMAN

Pada awal tahun yang baru ini, perkenankanlah saya menyapa anda: SELAMAT TAHUN BARU. Semoga Tahun Baru ini kita alami dan kita terima dengan sukacita, sebagai anugerah Allah yang masih terbuka untuk diisi, diperkaya,dikembangkan dan disempurnakan oleh dan melalui perwujudan perilaku yang santun, bernilai dan membawa kebahagiaan bagi hidup pribadi, hidup sesama dan keharuman kehidupan umat manusia.

Selama 1 tahun yang baru saja kita lalui, telah banyak anugerah yang Tuhan limpahkan kepada umat manusia. Dengan kepercayaan yang sama, Tuhan pun akan mencurahkan berkat, anugerah dan wujud kasih sayang-Nya kepada manusia pada tahun 2011 ini. Di dalam Dia, kita manusia memperoleh kekuatan, pembaharuan, dan bantuan untuk makin menyempurnakan diri kita, karena Dia memanggil umat-Nya agar makin kudus seperti Dia sendiri kudus adanya.

Pembaca yang budiman,
Seorang rekan mengirimkan ucapan Selamat Tahun Baru, yang diberi judul "Renungan Akhir Tahun". Saya renungkan kembali isinya, dan menurut saya, isinya amat berguna dan punya arti bukan hanya pada akhir tahun, tetapi lebih dari itu. Setiap hari, kita dapat memetik buah dari apa yang kita tanam.

Atas dasar pemikiran dan keyakinan itu, saya menuliskan kembali renungan itu, dan saya beri judul: SETIAP SAAT AKU BELAJAR .........


Dari air kita belajar ketenangan..
Dari batu kita belajar ketegaran..
Dari tanah kita belajar kehidupan..
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri..
Dari padi kita belajar rendah hati..
Dari Allah kita belajar tentang Kasih Sayang yang sempurna..
Melihat ke atas : memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah : bersyukur atas semua yg ada.
Melihat ke samping : mendapat semangat kebersamaan.
Melihat ke belakang : mendapat pelajaran

Penulis menambahkan:

Melihat ke dalam diri, dia menemukan Allah, karena di dalam dirinya, Allah bersemayam. Manusia adalah citra / gambar Allah. Dalam keyakinan iman ini, dengan melihat manusia (seharusnya dan sebenarnya), orang dapat melihat (kehadiran) Allah yang nyata, menyapa dan menghantar manusia kepada kesempurnaan hidup.

Justru di dalam kekurangan dan keterbatasan manusia itu, kekuatan dan kebijaksanaan Allah untuk menghadirkan diri-Nya menjadi semakin kentara dan nyata. Manusia menjadi mitra kerja Allah. Melalui manusia, Allah dihadirkan. Di sinilah sebenarnya manusia terdorong untuk lebih bersyukur bahwa dirinya diperkenankan Allah untuk "menghadirkan Diri-Nya" ( silakan membaca Kitab Suci Perjanjian Lama, Mazmur 8).

Semoga semakin banyak orang menyadari bahwa dirinya dihargai oleh Allah begitu tinggi, dan ditawari Allah untuk meneruskan cinta-Nya kepada sesama manusia. Manusia menjadi utusan Allah bagi sesamanya, agar mereka makin terbantu untuk memahami rahasia besar yang sering tidak mudah untuk dimengerti. Allah memberkati bahasa, adat isitiadat, cara berpikir, dan apa saja yang ada pada manusia agar menjadi sarana untuk menghantar manusia kepada Allah.

Komentar

Postingan Populer