DIAKON BARU
Perayaan Pembaptisan Tuhan Yesus tanggal 10 Januari 2010 di kota Merauke kali ini sungguh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ? Mengapa demikian ? Karena ada 2 perayaan besar yang terjadi hari ini.
Fabianus Tutuboy, seorang calon imam untuk Keuskupan Agung Merauke hari ini menerima tahbisan Diakon, di paroki St. Maria Fatima Kelapa Lima Merauke. 10 Imam turut dalam misa konselebrasi pentahbisan itu. Sementara itu umat beriman memenuhi seluruh gedung gereja, bahkan duduk di kursi-kursi yang disiapkan panitia di luar gereja.
Mgr Niko dalam homilinya menguraikan arti penumpangan tangan, yaitu tanda pencurahan Roh Kudus kepada calon tahbisan. Melalui penumpangan tangan uskup, calon menerima karunia-karunia Roh agar dia mampu melaksanakan tugas pelayanan yang diembannya. Para orangtua pun ketika dibaptis dan menerima krisma, telah menerima karunia roh Kudus. Mereka juga bisa menumpangkan tangan di dahi anak-anak mereka dan mendoakan/memberkati mereka. Mereka menjadi saluran rahmat bagi anak-anak, anggota keluarga dan masyarakat.
Tugas diakon adalah mewartakan iman, bukan mewartakan band/musik, bukan dansa / dero poco-poco atau kesenangan pribadi. Pelayanan dan pengembangan iman dan rohani umat hendaknya diutamakan.
Diakon juga wajib memajukan ibadat / doa bersama seturut teladan Yesus Kristus. Merenungkan sabda Tuhan, mendalaminya dalam ibadat bersama sungguh sangat membantu perkembangan hidup rohani. Maka berilah perhatian yang cukup, dan jadilah motor untuk kehidupan rohani bersama / kehidupan komunitas.
Pulang dari kunjungan umat pada waktunya, pk. 21.00 atau paling lambat pk. 21.30 sudah harus minta pamit untuk pulang. Jangan membiarkan diri pulang larut malam dari rumah umat. Mereka perlu istirahat. Terkadang mereka “malu hati” untuk menyuruh pastornya pulang, meski pun mereka merasa sebaiknya pastornya pada jam itu sudah berada di rumah / pastoran / komunitas. Memang pada situasi tertentu / keperluan tertentu ada perkecualian, namun diri sendiri harus punya “alarm” untuk mengingatkan jam berapa harus pulang ke rumah.
Pada hari-hari pesta umat, komuni pertama, krisma, umat amat suka bila dikunjungi imam-imamnya, para suster atau bruder. Mereka menyediakan makanan yang enak dan lezat. Para pastor perlu tetap ingat bahwa makanan yang enak dan lezat itu belum tentu makanan yang sehat. Maka bila perutnya sudah mulai membuncit, berat badan bertambah, perhatikan soal makanan dan minuman. Menjaga kesehatan demi umat amat perlu diperhatikan. Mengatur menu makanan dan minuman merupakan ungkapan iman dan cinta kepada umat dan kepada Allah juga.
Diakon baru itu mempunyai moto: “Lihatlah bunga bakung yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Salomo dengan segala keindahannya tidak seindah bunga-bunga itu”. Faby melihat kebaikan, kebesaran dan penyelenggaraan Allah melalui alam ciptaan-Nya. Kalau bunga itu yang indah dalam waktu sekejap akan hilang musnah, namun tetap berharga di mata Allah, apalagi manusia. Manusia jauh lebih berharga di mata Tuhan. Di dalam diri manusia yang diciptakan segambar dengan Allah, ada kekudusan dan keindahan yang menyatakan diri Allah.
Bersambung ………….
Fabianus Tutuboy, seorang calon imam untuk Keuskupan Agung Merauke hari ini menerima tahbisan Diakon, di paroki St. Maria Fatima Kelapa Lima Merauke. 10 Imam turut dalam misa konselebrasi pentahbisan itu. Sementara itu umat beriman memenuhi seluruh gedung gereja, bahkan duduk di kursi-kursi yang disiapkan panitia di luar gereja.
Mgr Niko dalam homilinya menguraikan arti penumpangan tangan, yaitu tanda pencurahan Roh Kudus kepada calon tahbisan. Melalui penumpangan tangan uskup, calon menerima karunia-karunia Roh agar dia mampu melaksanakan tugas pelayanan yang diembannya. Para orangtua pun ketika dibaptis dan menerima krisma, telah menerima karunia roh Kudus. Mereka juga bisa menumpangkan tangan di dahi anak-anak mereka dan mendoakan/memberkati mereka. Mereka menjadi saluran rahmat bagi anak-anak, anggota keluarga dan masyarakat.
Tugas diakon adalah mewartakan iman, bukan mewartakan band/musik, bukan dansa / dero poco-poco atau kesenangan pribadi. Pelayanan dan pengembangan iman dan rohani umat hendaknya diutamakan.
Diakon juga wajib memajukan ibadat / doa bersama seturut teladan Yesus Kristus. Merenungkan sabda Tuhan, mendalaminya dalam ibadat bersama sungguh sangat membantu perkembangan hidup rohani. Maka berilah perhatian yang cukup, dan jadilah motor untuk kehidupan rohani bersama / kehidupan komunitas.
Pulang dari kunjungan umat pada waktunya, pk. 21.00 atau paling lambat pk. 21.30 sudah harus minta pamit untuk pulang. Jangan membiarkan diri pulang larut malam dari rumah umat. Mereka perlu istirahat. Terkadang mereka “malu hati” untuk menyuruh pastornya pulang, meski pun mereka merasa sebaiknya pastornya pada jam itu sudah berada di rumah / pastoran / komunitas. Memang pada situasi tertentu / keperluan tertentu ada perkecualian, namun diri sendiri harus punya “alarm” untuk mengingatkan jam berapa harus pulang ke rumah.
Pada hari-hari pesta umat, komuni pertama, krisma, umat amat suka bila dikunjungi imam-imamnya, para suster atau bruder. Mereka menyediakan makanan yang enak dan lezat. Para pastor perlu tetap ingat bahwa makanan yang enak dan lezat itu belum tentu makanan yang sehat. Maka bila perutnya sudah mulai membuncit, berat badan bertambah, perhatikan soal makanan dan minuman. Menjaga kesehatan demi umat amat perlu diperhatikan. Mengatur menu makanan dan minuman merupakan ungkapan iman dan cinta kepada umat dan kepada Allah juga.
Diakon baru itu mempunyai moto: “Lihatlah bunga bakung yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Salomo dengan segala keindahannya tidak seindah bunga-bunga itu”. Faby melihat kebaikan, kebesaran dan penyelenggaraan Allah melalui alam ciptaan-Nya. Kalau bunga itu yang indah dalam waktu sekejap akan hilang musnah, namun tetap berharga di mata Allah, apalagi manusia. Manusia jauh lebih berharga di mata Tuhan. Di dalam diri manusia yang diciptakan segambar dengan Allah, ada kekudusan dan keindahan yang menyatakan diri Allah.
Bersambung ………….
Komentar