PEREMPUAN
PARA
PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
SYALOOM....
Kali ini,
saya agak rajin menulis, sehingga dalam waktu singkat ada 2 sajian yang saya
haturkan kepada anda. Inilah sajian saya untuk anda.....tentang perempuan,
sebagai apresiasi saya kepada kaum hawa.
Dalam
Kitab Kejadian pasal 2:8 – 25 diceritakan bahwa manusia ciptaan Allah itu hidup
berbahagia di taman Eden. Mereka hidup dalam damai dengan Tuhan, sesama, segala
makhluk dan semesta alam. Mereka semua
bersaudara. Sayang, bahwa semuanya itu lenyap karena mereka jatuh ke dalam
dosa. Perempuan (bernama Eva / Hawa) terbujuk tawaran yang amat menarik, dan
ternyata tawaran itu menyeret mereka ke dalam duka nestapa yang berkepanjangan.
Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.
Bukan
hanya dia, tetapi suaminya juga mendapat sangsi. Mereka harus pergi dan meninggalkan
kemamapanan dan kenyamanan taman Eden. Sangsi itu tidak membawa mereka kepada
kematian. Tertulis dalam Kitab Kejadian pasal 3 ayat 30 “Manusia itu (yang
kemudian bernama Adam) memberi nama Hawa kepada istrinya, sebab dialah yang
menjadi ibu semua yang hidup”. Perempuan yang jatuh dalam dosa itu, ternyata
juga adalah “ibu dari semua yang hidup”.
Artinya di dalam kejatuhannya itu pun, dia masih punya harga / martabat,
punya peran penting, punya kekuatan dan kuasa untuk memberikan kehidupan.
Selain
itu, hubungan dengan Allah Sang Pencipta juga tidak putus. Dikatakan dalam
Kejadian 3: 21 “ Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia,
dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka”. Hal ini
mengungkapkan bahwa Allah tetap mencintai mereka. Benar bahwa mereka mendapat
sangsi, tetapi peran penting dan kuasa mereka tidak dicabut, karena mereka
tetap dicintai dan dilindungi Tuhan.
Dosa memang merusak citra dan mengganggu relasi cinta mereka dengan
Allah, dengan sesama dan alam ciptaan tetapi tidak menghapuskan / melenyapkan martabat,
peran, dan hak serta kemampuan mereka untuk ambil bagian dalam karya
keselamatan Allah. Bahkan seorang perempuan
(bernama Maria, Lukas 1:27) mendapatkan
kehormatan untuk mengandung dan melahirkan Emanuel bagi bangsa manusia.
Sejarah kelam
/ gelap yang dialami oleh perempuan pada masa Perjanjian Lama, telah diperbarui
oleh perempuan dalam Perjanjian Baru. Dalam suasana pembaharuan ini, yang
terjadi berkat kuasa Roh Kudus, manusia pada masa kini, baik laki-laki maupun
perempuan, sama-sama menjadi mitra / rekan sekerja Allah dalam menghadirkan
rahmat dan keselamatan kepada bangsa manusia sepanjang sejarah. Apresiasi
kepada kaum perempuan, dan pengakuan pada peran mereka, bahkan pengorbanan
mereka pada kehidupan manusia, makin dikumandangkan dan dicatat dengan lebih
teliti.
Pengakuan
dan penghargaan itu, terungkap dalam pernyataan di bawah ini:
DO YOU KNOW?
A human body can bear only up to 45
units of pain. But at the time of giving birth, a woman feels up to 57 units of
pain. This is similar to 20 bones getting fracture at a time.
Sooo.... LOVE OUR MOTHER, the most beautiful person on this earth, our best critic, yet our strongest supporter. Happy mother's day....
Sooo.... LOVE OUR MOTHER, the most beautiful person on this earth, our best critic, yet our strongest supporter. Happy mother's day....
Dalam renungannya,
sang penulis sampai pada pengakuan ini:
Seseorang bertanya kepada Tuhan : "Tuhan, kenapa
wanita sering menangis?"
Tuhan menjawab : “karena wanita itu unik.. Aku ciptakan ia sebagai makhluk yang istimewa, Aku kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya. Aku lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman, Aku kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,
Aku teguhkn pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah, Aku beri dia naluri untuk mencintai anak-anaknya dalam keadaan apapun, Aku kuatkan batinnya untuk tetap menyayangi meski dikhianati oleh teman dan disakiti oleh anak-anak dan suaminya sekalipun.
Tuhan menjawab : “karena wanita itu unik.. Aku ciptakan ia sebagai makhluk yang istimewa, Aku kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya. Aku lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman, Aku kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,
Aku teguhkn pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah, Aku beri dia naluri untuk mencintai anak-anaknya dalam keadaan apapun, Aku kuatkan batinnya untuk tetap menyayangi meski dikhianati oleh teman dan disakiti oleh anak-anak dan suaminya sekalipun.
Wanita adalah makhluk yg kuat... tetapi jika suatu saat kau melihatnya
menangis, itu karena Aku beri dia air mata yang bisa
digunakan
sewaktu-waktu untuk membasuh luka batinnya, sekaligus untuk memberinya
kekuatan baru.
"wanita, kamu istimewa... katakan itu kepada setiap wanita atau ibu yang kamu sayang.
Sementara
itu, masih banyak anak perempuan yang mengalami kekerasan. Masa remaja mereka
juga diremehkan, karena mereka lebih mengutamakan peran / kehidupan
laki-laki. Ketika sudah dewasa dan hidup
berkeluarga, banyak juga dari antara mereka yang mengalami penganiayaan, kurang
gizi, harus kerja keras untuk keperluan keluarga, sedangkan penghargaan dan
kasih sayang dari suami yang dicintainya tidak kunjung mereka rasakan.
Dua
kutipkan yang saya paparkan tadi, dapat merupakan “siraman dan penyejuk” bagi
mereka yang sedang putus asa, dan mengalami kepahitan hidup, tetapi sekaligus
juga menggambarkan bahwa “kekerasan masih sering mereka alami”, terlebih di
kalangan keluarga yang pra sejahtera.
Yang tidak
bisa dilupakan adalah bahwa semiskin-miskinnya masyarakat itu, semiskin-miskinnya
perempuan itu, mereka tidak miskin dalam memberikan kasih sayang kepada
anak-anak mereka. Mereka tetap rela berkorban demi hidup anak-anak mereka.
Kepada perempuan
yang telah mengandung dan melahirkan saya (ibu saya), yang telah berkorban
selama bertahun-tahun untuk menghidupkan dan menghidupi saya, saya ucapkan
terima kasih. Juga tidak lupa saya mohon maaf atas segala kekeliruan,
kesalahan, kecerobohan atau ketidakmengertian saya, sehingga ibu menderita atau
menjadi korban kenakalan saya. Pantaslah
Tuhan memberikan berkat dan pahala yang berlimpah atas “pengorbanan besar” yang
telah dia tunjukkan selama ini.
Tidak
berlebihan bahwa setiap tanggal 22 Desember masyarakat merayakannya sebagai “
HARI IBU”. Memang hari itu pantas untuk
kaum ibu, dan “moga-moga dijadikan hari untuk “meyakinkan dan mengakui peran,
kekuatan dan kesaktian kaum ibu dalam membela kehidupan”. Hari itu juga pantas merupakan
“hari penolakan” kepada kaum perempuan yang menyangkal keibuannya, sehingga
bergaya, berdandan, dan bergaul dengan kaum laki-laki, atau “malu menjadi ibu” sehingga
melakukan pengguguran atau “marah karena anak-anak dianggap merepotkan /
mengganggu penampilan mereka”.
Berbahagialah
kaum perempuan yang menerima dan menghargai dirinya adalah “berkat besar bagi
bangsa manusia”. Lewat mereka dihadirkan manusia-manusia yang beriman, cerdas,
dan berkualitas yang dapat membangun masa depan umat manusia yang lebih adil,
beradab, dan bahagia sejahtera.
Komentar