PATUNG HATI KUDUS YESUS DIBERKATI DAN DIRESMIKAN



Pembaca setia dan para pecinta blog ini

Syaloom....

Patung Gerbang Hati Kudus Yesus yang letaknya di Bandara Merauke diberkati dan diresmikan, tanggal 14 Agustus 2011 yang lalu. Tanggal itu dipilih untuk memperingati peristiwa penting, yaitu pembaptisan pertama putri asli Papua (suku Marind) yang bernama Clara Sukai, 106 tahun yang lalu. Maka, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai tanggal lahirnya / masuknya Gereja Katolik di Merauke. Wartawan Arafura News, Merauke, dalam rangka itu menulis:

Bertepatan dengan peringatan 106 tahun agama Katolik masuk di tanah Anim Ha Merauke-Papua, patung Hati Kudus Yesus yang terletak di sekitar kawasan Bandara Mopah Merauke diresmikan oleh Bupati Kabupaten Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT, Minggu (14/8). Perayaan syukur pemberkatan dan peresmian yang mengangkat tema ‘Semoga Hati Kudus Yesus Dicintai Dimana-mana’ itu dihadiri oleh segenap unsur Muspida Kabupaten Merauke, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan ribuan umat Katolik se-kota Merauke.



Acara peresmian diawali dengan prosesi penyerahan miniatur Patung Hati Kudus Yesus dari masyarakat etnis perintis yaitu Kei, Tanimbar, Manado, Filipina dan Tionghoa kepada masyarakat Marind. Prosesi dilangsungkan dengan upacara adat Marind.

Setelah itu, miniatur patung diarak oleh masyarakat Marind mengelilingi kawasan monumen Patung Gerbang Hati Kudus Yesus, kemudian diserahkan kepada Pemda Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT. dari tangan Pemda, miniature patung akhirnya diserahkan kepada Uskup Agung Merauke, Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC. Acara kemudian dilanjutkan dengan misa yang berlangsung dengan khidmat dan sakral.

Misa tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Agung Merauke dengan Liturgi Sabda yang diisi dengan pembacaan Wahyu 11:19a;12:1-6a 10ab, 1 Kor 15:20-26 dan juga Lukas 1:39-56. Usai perayaan misa dan pemberkatan yang berlangsung dengan hikmat tersebut, acara dilanjutkan dengan peresmian Patung Gerbang Hati Kudus Yesus yang ditandai dengan penekanan sirene oleh Bupati Kabupaten Merauke, Uskup Agung Merauke dan juga beberapa tokoh agama termasuk penggagas pembangunan Patung Hati Kudus, Drs. Johanes Gluba Gebze.

Ketua Panitia Peresmian Patung Gerbang Hati Kudus, Ir. Leonardus Mahuze dalam laporannya menyampaikan, Patung Gerbang Hati Kudus ini merupakan monumen rohani untuk mengingat-kan kembali kepada umat Katolik tentang kuasa Tuhan. Karena tanpa kuasa Tuhan, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Monumen ini juga merupakan tanda kebangkitan / gerakan iman dari umat Katolik yang pernah ditaburkan di Tanah Anim Ha ini.

Kehadiran patung ini memberikan nuansa baru bagi Kabupaten Merauke sebagai tanah Hati Kudus dan gerbang kedamaian hati. Tinggi patung yang mencapai 17 meter ini memiliki makna tersendiri. Angka 17 merupakan angka keramat bagi Bangsa Indonesia karena 17 Agustus merupakan momen peringatan kemerdekaan RI. Di sisi lain, angka ini menunjukkan bahwa umat Katolik merupakan bagian integral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Patung ini merupakan perwujudan rasa terima kasih kepada para missionaries asal dari Belanda, atas karya pelayanan mereka kepada umat Katolik di tanah ini. Atas monumen Patung Hati Kudus yang telah diresmikan itu, ia mewakili panitia mengucapkan proficiat kepada Keuskupan Agung Merauke, Pemda Merauke dan juga seluruh umat Katolik yang ada di tanah penuh cinta kasih ini.

Sementara itu tokoh agama Katolik Drs. Johanes Gluba Gebze dalam sambutannya mengatakan patung ini merupakan wujud dari karya Tuhan yang sangat luar biasa. Patung ini merupakan symbol peradaban juga sebagai ikon masyarakat dan juga Pemda Merauke. Ini juga merupakan symbol Merauke yang berada di ujung timur Indonesia sebagai sang pemberi fajar nusantara. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan terima kasih kepada para misionaris yang telah menancapkan tongkat perdamaian di Tanah Anim Ha ini. Tidak lupa ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja secara sungguh-sungguh dalam menciptakan Merauke sebagai istana cinta kasih yang penuh damai.

------------------------

Dalam kotbahnya, uskup mengutip Kitab Wahyu yang mengatakan:"Bait Suci Allah yang di Surga terbuka. Tampaklah seorang perempuan berselubungkan matahati, dengan 12 bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari 12 bintang di kepalanya". Ini berarti Tuhan memberikan kehormatan dan keluhuran yang luar biasa kepada manusia. Manusia ciptaan-Nya diberikan martabat yang begitu luhur. Allah yang mendandani dia (menghias) dengan keindahan yang luar biasa. Matahari dan bulan, diberikan kepada manusia. Manusia yang pernah jatuh ke dalam dosa, tidak menghilangkan / membatalkan Tuhan untuk tetap mencintai dan membuka pintu surga bagi manusia.

Bait Suci ("Rumah Allah") yang di surga terbuka, itu juga berarti bahwa surga dan bumi bagi Allah adalah satu. Tidak ada pemisahan dan pertentangan antara surga dan bumi. Allah ada di surga dan di bumi. Kasih sayang-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah meraja dan berkuasa atas semua yang ada di surga dan di bumi, setiap waktu dan untuk selamanya. Bait Suci yang terbuka itu juga melambangkan Allah yang memberkati umat-Nya, agar setiap orang menjadi berkat bagi sesamanya.

Perayaan tanggal 14 Agustus 2011 ini juga merupakan pesta Maria diangkat ke surga. Maria setelah menerima kabar dari Malaekat Gabriel bahwa dirinya akan mengandung karena kuasa Roh Kudus, bergegas mengunjungi Elisabeth, saudarinya. Berkat yang diterima Maria itu, bergema dan memancar kepada Elisabeth yang dengan suara nyaring berseru:"Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhan-ku mengunjungi aku, sebab ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan" ( Lukas 1: 44). Dan atas berkat yang diterimanya itu, Elisabeth pun memberkati Maria:"Berbagialah dia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan dari Tuhan, akan terlaksana" (1: 45). Melalui kutipan Kitab Suci itu menjadi nyata dan jelas bagi kita, bahwa siapa saja yang memberkati sesamanya, dia pun akan diberkati. Siapa saja yang membawa sukacita, dia pun akan menerima sukacita.

Tokoh-tokoh suci yang kita rayakan hari ini, memberikan inspirasi bahwa mereka semua dibimbing dan "dirajai" oleh Allah. Allah meraja artinya Allah adalah Sang Raja Besar, bukan ilmu dan teknologi atau keahlian lainnya. Pada jaman sekarang ini, orang lebih takut ketinggalan ilmu dan teknologi, daripada takut kepada Allah. ilmu dan teknologi telah menguasai mereka. Itulah bedanya ukuran yang dipakai oleh allah dan ukuran yang dipakai oleh dunia. Manusia setiap hari disibukkan oleh pekerjaan dan kegiatan duniawi, sehingga melupakan Allah yang seharusnya "merajai hati, hidup dan kegiatan manusia".

Pada hari ini, 106 tahun yang lalu, telah terjadi kontrak antara manusia Marind dengan Tuhan. Kontrak dalam bentuk apa ? Pada hari permandian itu, semua busur dan anak panah telah dipatahkan, dan dimaklumkan perdamaian. Semua senjata tajam yang dipakai untuk mengayau (memenggal kepala musuh) atau untuk membunuh disingkirkan dan dijadikan alat untuk bercocok tanam. Sejak saat itu, dicanangkan budaya damai dan gerakan anti kekerasan. Kita mengikuti Yesus, tokoh yang mengajarkan gerakan anti kekerasan. Pada hari ini kita membaharui kontrak kita. Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menyingkirkan senjata tajam. Di tanah ini, mari kita usahakan agar alat tajam dipergunakan untuk membangun dan membawa kesejahteraan, bukan untuk membunuh atau merusak kehidupan bermasyarakat.

Saudara-saudari

Patung Hati Kudus Yesus yang diberkati dan ditempatkan di bandara ini, melambangkan bahwa berkat yang dicurahkan Allah itu bukan hanya diberikan kepada umat katolik, tetapi kepada semua orang. Patung dengan tangan terbukam melambangkan tangan Allah yang terus menerus membuka diri dan hati-Nya kepada siapa saja, dan kapan saja. Kapan saja dan siapa saja yang datang kepada-Nya, pada saat itu juga dia menerima berkat Tuhan.

Berkat yang dterima umat katolik, juga merupakan berkat bagi bangsa Indonesia. Dirgahayu Merauke, dirgahayu masyarakat dan bangsa Indonesia....

Komentar

Postingan Populer