PERTEMUAN SILATURAHMI

Pertemuan Silarutahmi antara Tim MKPP (Misi Kemanusiaan Peduli Papua, YUPP (Yayasan Umat Peduli Pendidikan) dan para Pimpinan / Utusan Pimpinan dari Tarekat-tarekat yang berkarya di Papua, serta Uskup Agung Merauke, secara khusus di Keuskupan Agung Merauke telah berlangsung tanggal 13 Februari 2010, di aula Provinsialat MSC - Jakarta. Inilah pertemuan pertama dari semua instansi yang telah berkarya dan akan berkarya bagi perkembangan dan peningkatan mutu SDM di Tanah Papua. Dengan tekad dan harapan, bahwa pertemuan tersebut akan terus ditindaklanjuti, agar langkah-langkah yang telah diambil menjadi makin terfokus, dan pada gilirannya hasil yang akan dicapai bisa lebih maksimal.





Peserta yang hadir ada pertemuan itu sekitar 40 orang. Acara dimoderatori oleh Bpk Sunar Wibowo, dengan nara sumber Mgr Nico Adi MSC, Uskup Merauke, dan Ibu Prof Dr. Bernadeth N.Setiadi dari Universitas Atmajaya - Jakarta. Apa yang disampaikan kedua narasumber itu menyangkut situasi nyata SDM di sana, dengan beberapa catatan kritis dan harapan untuk peningkatan kualitas SDM setempat.



SEKILAS INFO TENTANG PAPUA

Luas Pulau Papua : 5 1/2 x P. Jawa
Jumlah Penduduk : 2,5 juta
Jumlah suku : > 300
Potensi Sumber Daya dan Migas di Papua :

- Air raksa
- Besi
- Emas
- Khrom
- Kobalt
- Nikel
- Perak
- Seng
- Tembaga
- Timah putih
- Uranium

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Luas KA Merauke : Jawa – Madura – Bali
Jumlah Penduduk : 280.000 jiwa (semua suku di Indonesia )
Tanahnya : Dataran rendah / rawa
( 2 – 4 m di bawah permukaan laut )
Jarak : 7 jam terbang dari Jakarta
3 x transit ( Makasar, Biak, Jayapura )


Kompas, Jumat 5 Februari 2010 memuat:
- KAJIAN BI TRIWULAN II 2009 :
PERTUMBUHAN EKONOMI
4 % PROVINSI PAPUA
6% PROVINSI PAPUA BARAT

- Jalan, jembatan, puskesmas, gedung-gedung sekolah
- Di kota sudah banyak RUKO, TOKO SWALAYAN
- INDUSTRI PERTAMBANGAN MENYUMBANG 60% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA YANG MENCAPAI RP. 18,94 Triliun (Badan Pusat Statistik Papua 2009).

PT FREEPORT
- Nilai investasi PT Freeport USD 6 milyar
- KONTRIBUSI EKONOMI FEEPORT 2008, USD 1,2 milyar berupa royalty, pajak dan deviden
- Karyawan 12.000 ( plus karyawan perusahaan lain: 20.000 )


PT BRITISH PETROLEUM di Tangguh ( SORONG ) PAPUA BARAT

- NILAI INVESTASI USD 5 milyar
- Karyawan: 10.000


POTRET KEHIDUPAN MASYARKAT PAPUA
MENURUT BPS PROVINSI PAPUA ( Maret 2009 )
PENDUDUK PAPUA YANG HIDUP DI BAWAH GARIS KEMISKINAN
2008: 733.000
2009: 760.000 ( 37, 53 % ) dari total penduduk Papua
PEMBANGUNAN DI PROVINSI PAPUA
URUTAN KE 33 DARI 33 PROVINSI DI INDONESIA

Lindon Pangkali (Forum Kerja Papua) mengatakan:
Arus investasi, modal dan pembangunan di Papua belum sepenuhnya mengangkat taraf hidup masyarakat Papua. Sebaliknya, sebagian besar dari mereka justru makin miskin karena kehilangan asset penopang hidup, yaitu hutan.
Di sektor perkebunan yang menerapkan sistem inti dan plasma, masyarakat mengalami “gegar budaya” dalam bercocok tanam. Mengapa demikian ? Inilah situasinya : “Mereka sudah terbiasa dengan pola meramu (memetik hasil di hutan) tiba-tiba dihadapkan pada pola bercocok tanam baru dengan orientasi industri. Mereka tidak berdaya dengan tuntutan yang baru ini”.
TIMIKA: Hamparan tailing yang mengaliri seluruh aliran sungai Aijkwa menyebabkan banyak kehidupan liar di dalamnya mati. Ancaman lingkungan yang dihadirkannya seolah menjadi kutukan bagi kelestarian alam sekitarnya.
Mereka adalah para pemilik tanah yang amat luas. Ketika perusahaan mulai masuk, hutan-hutan dibabat, dan rawa sagu diganti dengan kelapa sawit. Akibatnya mereka menjadi buruh di tanah mereka sendiri.

Pengalaman Kefas Gizim, warga Klamono -
Sejak saat itu mereka dirundung nestapa. Mereka harus berjuang hidup tanpa dukungan alam yang memadai. Ladang berburu dan berkebun kian jauh ke dalam belantara, karena hutan keluarga sudah diambil alih oleh perusahaan kelapa sawit.
Mereka yang ingin hidup layak, terpaksa harus berhadapan dengan (bersitegang) perusahaan yang sudah mapan, didukung pemerintah dan aparat keamanan.

PERUSAHAAN KAYU LAPIS PT KORINDO - ASIKI – MERAUKE
PER HARI MEMBUTUHKAN KAYU MENTAH = 1.000 M3
1 HA MENGHASILKAN 40 M3 KAYU.

TIAP HARI HUTAN YANG DIBABAT SELUAS
1.000 : 40 X 1 HA = 25 HA

TIAP BULAN KITA KEHILANGAN:
30 X 25 HA = 750 HA HUTAN
Kompas 5 Febr 2010 hal. 49:
Laju kerusakan hutan per tahun < 1 juta
Kerusakan hutan ini berdampak serius bagi eksistensi masyarakat Papua, karena mereka menempatkan hutan sebagai sumber kehidupan dan sekaligus bagian integral keyakinan tradisional mereka.

Mgr. Saklil transformasi tidak terjadi sebagai akibat dari pendekatan yang cenderung berbasis pada proyek yang tingkat keberhasilannya kerap dinilai dari sosok fisik saja. Kondisi itu diperparah lagi dengan rendahnya kualitas pendidikan dan minimnya pendampingan pemerintah sehingga masyarakat tidak mampu mereproduksi modal yang mereka miliki.

MAKNA HUTAN BAGI MASYARAKAT PAPUA
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarkat Mee, dan masyarakat asli Papua pada umumnya menempatkan langit, bumi dan hutan dalam posisi sentral. 3 unsur ini bukan hanya memiliki ekonomis sebagai penunjang kehidupan, tetapi lebih dari itu, memiliki makna religius dan sosial yang sangat berpengaruh pada eksistensi mereka.
Nelles Tebay (ketua STFT Fajar Timur – Abepura) mengatakan: “Hutan memiliki peran dalam proses inisiasi masyarakat adat di Papua. Dalam Kajian Dekenat Keerom, masyarakat WEaris mengidentikkan langit dengan sosok ayah yang superior. Dia menurunkan hujan dan embun. Ia menjelajah ke segala arah untuk mencari kehidupandan member rasa aman”.
“Tanah dimaknai sebagai ibu yang memberi kesuburan dan nutrisi; dan hutan adalah wujud dari Yang Mahakudus, Yang Ilahi dan Yang Tidak Kelihatan. Ia menyimpan segala rahasia manusia, menjadi niewana dan tempat tinggal arwah leluhur”.
“Karena itu, di dalam hutanlah para pemuda diuji, dia akan dilihat oleh mata para lelulur. Oleh karena itu, jika hutan hilang, proses inisiasi itu menjadi kosong,karena lokus di mana proses itu terjadi telah kosong”.


KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE (KAM)
Dalam rangka meningkatkan mutu SDM menekankan 4 bidang pelayanan:
1. Pengembangan iman
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Pengembangan social ekonomi

DI BIDANG PENDIDIKAN

KAM mempunyai 6 TK, 130 an SD, 6 SMP dan 3 SMA
- Para Guru dan pengurusnya 99 % PNS
- Kampung terpencar-pencar
- Sulit sarana transportasi
- Biaya transportasi mahal
- Tidak ada kontrol selama bertahun tahun
- Yayasan tidak punya staf yang handal dan jumlahnya kurang
- PNS diangkat langsung oleh Dinas (sering TANPA KONSULTASI)
- Guru lebih suka tinggal di kota
- Sekolah sering libur
- Anak-anak tidak lancar 3M (membaca, menulis, dan menghitung)
- Banyak anak sekolah yang terpaksa dinaikkan / diluluskan karena umur sudah besar ( anak sudah kumisan )
- Murid sering alpa: sakit, dibawa ortu ke hutan, jalan-jalan
- Murid tidak sarapan / tidak makan berhari-hari
- Ortua tidak mampu bayar uang sekolah
- Tidak ada listrik tidak ada toko buku / Koran / siaran radio di banyak wilayah
- Banyak anak putus sekolah ( di 2 SD = 80% )
- SDM di Papua Selatan: rata-rata kelas 3-4 SD

DE FACTO
- Ada anak Papua yang mampu menjadi juara olimpade matematika
- Berhasil menjadi pastor, suster, dokter, mantra kesehatan, bupati, polisi dan pejabat di Kabupaten
- Berhasil menyelesaikan studi di PT di luar Merauke dengan nilai baik
- Banyak anak Papua yang santun dan tahu berterima kasih

BAGAIMANA DAN DI MANA MEREKA DIBINA ?

- Di Asrama yang pengasuhnya purna waktu
- Sekolah katolik yang lengkap gurunya dan proses BM teratur
- Keluarga-keluarga tertentu

PELUANG:

1. DANA BOS – untuk biaya operasional sekolah
2. ADA SEKOLAH PENDIDIKAN GURU
3. ADA GEDUNG ASRAMA

KESULITAN KAM

- SDM YANG MAU BEKERJA DI BIDANG YANG SULIT INI KURANG ( menjadi guru tidak menarik, gaji kecil, ke pedalaman )
- JUMLAH STAF YANG BEKERJA DI BIDANG PENDIDIKAN KURANG DAN BELUM BERPENGALAMAN
- TIDAK PUNYA DANA UNTUK :
1. MEMBAYAR GURU DAN PEGAWAI SEKOLAH
2. BIAYA OPERASINAL ASRAMA

FOKUS PELAYANAN KAM
DI BIDANG PENDIDIKAN

1. Tingkat pendidikan: SD
2. Jumlah Lokasi: 6 ( Merauke, Kimaam, Kepi, Tanah Merah, Bade, Mindiptana)
3. Yang diperlukan: 1 Kepsek, 6 Guru, 1 TU dan 1 ptg kebersihan
4. ATK dan sarana belajar (papan tulis dan alat peraga)


Harapan Uskup Agung Merauke:

Ada 4 SD yang terkelola secara teratur (Merauke, Kimaam, Kepi dan Mindiptana). Untuk itu diperlukan :

1. 1 Bruder / Suster sebagai Kepala Sekolah, 6 orang guru, 1 orang Tata Usaha dan 1 orang petugas kebersihan
2. ATK dan sarana pendukung memadai
3. ada alat peraga yang cukup
4. Tercipta suasana: aman, tertib, tenteram, bersih dan saling mendukung
5. NIlai-nilai kemanusiaan dan kekatolikan ditumbuhkan dan dikembangkan

Dengan pembina, sarana dan suasana yang memadai itu, diharapkan sekolah menjadi pusat pembelajaran juga bagi masyarakat setempat.

Ada pun biaya yang diperlukan per bulan untuk setiap sekolah Rp. 14 juta ,- untuk gaji guru, ATK, dan keperluan operasinal lainnya.

Para Pemimpin Provinsi atau Utusan Tarekat memberikan beberapa informasi tambahan atau pemikiran mereka:

Provinsial MSC ( P. Yance Mangkey MSC)
- Merauke sebagai option
- Karya justice and peace telah dilayani oleh MSC sebagai tanda nyata option tersebut.
- Karya Panti Asuhan untuk anak-anak yang ortunya korban AIDS

Tarekat MSC jusa siap untuk memberikan bantuan / turut memperhatikan bidang pendidikan yang sedang digallakkan oleh Keuskupan.

Sr. Priska PI
- Terlibat di Kevikepan Mappi
- Keprihatinan yang amat mendalam adalah di bidang pendidikan
- Dinas Pendidikan tidak bisa berbuat banyak
(sering pergi ke luar daerah dgn biaya besar)
- Sulit bekerja sama dgn Dinas
- Guru mengalami kesulitan karena ortua menuntut pembayaran (ganti rugi karena anak ada di sekolah)
- Banyak guru tidak berada di sekolah dengan rupa-rupa alasan


Sr. Vero Sinaga KSFL

- Tarekat kkami telah 50 tahun berkarya di Papua
- Guru libur lama, dan tinggal di kota, akibatnya 1 Sr yang menangani semua
- Tarekat kami telah 5 tahun hadir di Merauke
- Pada saat ini, ada 8 sr berkarya di bidang kesehatan dan pendidikan
- Kami mengalami bahwa "Orang-orang yang duduk di pemerintahan (katolik) namun tidak menunjukkan kerja sama yang baik".
- Usul:
• Undang guru dari luar
• Apakah Pemda bisa bantu dana ?
- Kami siap diutus, kami butuh dana.

Sr.Reynelda KYM
- Ada peluang dan murid masih banyak
- Ortu dan anak perlu pendidikan
- Keluarga belum mengerti arti pendidikan, jumlah anak tetap banyak
- Mulai tumbuh kesadaran bahwa pendidikan perlu dan menjadi kebutuhan dasar


ALMA - MALANG - Sr, Martina Alma
- Para suster Alma sejak 1 Desember 2005 berkarya di Keuskupan Agung Merauke
- Pelayanan sosial bagi orang / anak sakit dan cacat mental
- Ada 86 org. yang dilayani 34 orang. Pelayanan 3 M

Sr. Simprosa PRR
- PRR telah hadir tahun 1995 utk mewujudkan “sense of mission” di Merauke
- Menampung anak Tk di Asiki
- Sr mengajar di SD, SMP dan SMA di Mindiptana, dan pelayanan Poliklinik
- Melayani RS Bunda Pengharapan di Merauke
- 1 suster melayani seluruh murid klas I - VI


Sr. Regina PBHK
- Menginjakkan kaki tahun 1920 di Merauke
- Sudah ada suster-suster asli Papua
- Kekurangan tenaga misionaris, Papua menjadi 1 Provinsi: 1995 berdiri Provinsi Indonesia
- Berkarya di bidang Poliklinik, pendidikan, asrama
- Usul:
• Memberikan / memningkatkan kerja sama antar Tarekat dan antar Keuskupan
• Pendidikan yang intensif untuk asrama
• Bina keluarga diintensifkan
• Pendidikan non formal ditingkatkan
• Beasiswa untuk anak-anak yang cerdas

Sr. Domitila TMM
- Bertugas di Agats 1992 – 1996
- Mendatangkan anak-anak untuk tinggal di asrama
- Mengajari mereka untuk tahu mengatur diri / kebersihan diri
- Di Merauke menangani TK di Buti
- Melayani SMP “Johanes Aerts”
- Kepala Dinas prihatin bahwa guru-guru datang dari luar Papua.
- PRR Kota Bumi menampung anak-anak Papua (Merauke) supaya bisa studi dengan baik untuk masa depan masyarakat Papua

Sr. Maria JMJ

- Melayani kesehatan dan pendidikan di Merauke sejak Juni 2008
- Rela untuk membangun kerja sama: suster, tenaga awam dalam hal apa saja


Br. Thomas MTB

- Tarekat ini 40 bulan berkarya di Papua
- Kongregasi yang paling tidak siap, artinya tidak mempunyai pengalaman dan belum mempersiapkan orangnya untuk bekerja di Papua. Namun, atas dasar siap diutus, Tarekat kami mengutus 2 orang perintis: Br. Yunus MTB dan Br. Yulianus MTB.
- Yang diutus pun mengalami “gegar budaya”
- Kami mengalami, di tempat lain, anak-anak kalau dihukum begitu sedih, namun di Papua "Anak-anak dihukum /tidak boleh masuk sekolah malah senang".
- “tidak punya sejarah” di Papua (terlama di Kalimantan 90 th di Kalbar)
- Orang Kalbar tidak bisa merantau, maka kami pun perlu persiapan lebih panjang
- SDM di Papua dan sistem, pengambilan keputusan, hubungan dengan dinas, membuat para br “shock”.
- Memikirkan kemajuan di sana: kerja sama antar instansi amat perlu
- Yang perlu dilibatkan juga adalah orang-orang setempat
- Bertanya kepada mereka: “apa yang mereka butuhkan?”
- Bukan transformasi fisik melulu yang penting, namun jangan terjebak pada hal-hal yang perlu dikritisi.



Bersambung........................

Komentar

Postingan Populer