PENGEMBANGAN SDM

SEKILAS INFO DAN BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SDM DI PAPUA

PAPUA, adalah nama sebuah provinsi, dan sekaligus juga nama sebuah pulau besar di tanah air Indonesia. Luasnya 5 1/2 x pulau Jawa. Bentuknya seperti burung raksasa. Di bagian kepala, ada kota Sorong dan Manokwari, sedangkan di bagian kaki, terdapat kota Merauke. Pulau yang luas dan kaya ini, hanya berpenduduk 2,5 juta jiwa, baik masyarakat asli Papua maupun masyarakat yang berasal dari pulau lain dan sudah beranak-pinak di tanah ini. Di pulau yang besar ini, ada 2 provinsi yaitu Provinsi Papua (bagian badan burung) dengan ibukota Jayapura, dan Provinsi Papua Barat (bagian kepala burung) dengan ibukota Manokwari.


KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE (KAM), punya beberapa pemikiran:
Dalam rangka meningkatkan mutu SDM menekankan 4 bidang pelayanan:
1. Pengembangan Iman
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Pengembangan Sosial Ekonomi

DI BIDANG PENDIDIKAN

KAM mempunyai 6 TK, 130 an SD, 6 SMP dan 3 SMA. Jumlah sekolah katolik yang dikelola oleh Yayasan memang amat banyak, dan tersebar di seluruh wilayah Keuskupan yang luasnya setara dengan Jawa, Madura dan Bali. Betapa sulit mengelola sekolah yang begitu banyak, karena medan kerja yang luas dan sulit dijangkau, sarana transportasi yang terbatas, dan tenaga guru di daerah pemekaran dan pedalaman amat kurang. Dana yang tidak memadai untuk biaya operasional, pengelolaan, perawatan gedung, dan peningkatan mutu guru, dan penambahan fasilitas, membuat mutu pendidik dan anak didik sulit untuk ditargetkan.

Realita di lapangan menunjukkan bahwa :
- Para Guru dan pengurusnya 99 % PNS
- Kampung terpencar-pencar
- Sulit sarana transportasi
- Biaya transportasi mahal
- Tidak ada kontrol selama bertahun tahun
- Yayasan tidak punya staf yang handal dan jumlahnya kurang
- PNS diangkat langsung oleh Dinas (sering TANPA KONSULTASI)
- Guru lebih suka tinggal di kota
- Sekolah sering libur
- Anak-anak tidak lancar 3M (membaca, menulis dan menghitung)
- Banyak anak sekolah yang terpaksa dinaikkan / diluluskan karena umur sudah besar (anak sudah kumisan )
- Murid sering alpa: sakit, dibawa orangtua ke hutan, atau jalan-jalan semau mereka
- Murid tidak sarapan / tidak makan berhari-hari
- Ortua tidak mampu bayar uang sekolah
- Tidak ada listrik tidak ada toko buku / Koran / siaran radio di banyak wilayah
- Banyak anak putus sekolah ( di 2 SD sebanyak 80% )
- bisa dikatakan SDM di Papua Selatan: rata-rata kelas 3-4 SD

DE FACTO

Meski dalam suasana yang demikian sulit dan menantang itu, patutlah kita mengangkat sebuah realita yang dapat menambah semangat pengabdian dan kerja keras para tenaga kependidikan dan pendukung pendidikan di tanah ini.

- Ada anak Papua yang mampu menjadi juara Olimpiade Matematika
- Berhasil menjadi pastor, suster, dokter, mantri kesehatan, bupati, polisi dan pejabat di Kabupaten
- Berhasil menyelesaikan studi di PT di luar Merauke dengan nilai baik
- Banyak anak Papua yang santun dan tahu berterima kasih

BAGAIMANA DAN DI MANA MEREKA DIBINA ?

- Di Asrama yang pengasuhnya purna waktu
- Sekolah katolik yang lengkap gurunya dan proses belajar mengajar teratur
- Keluarga-keluarga tertentu
- Anak itu berbakat, bertalenta istimewa, semangat belajarnya patut dipuji dan mau berjuang untuk maju.

PELUANG:

Ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan / peningkatan SDM dan proses belajar mengajar. Di beberapa sekolah, hal ini telah diupayakan secara maksimal dan penuh tanggung jawab.
1. DANA BOS – untuk biaya operasional sekolah
2. ADA SEKOLAH PENDIDIKAN GURU
3. ADA GEDUNG ASRAMA

KESULITAN KAM dan INSTANSI PEMERINTAH

- SDM YANG MAU BEKERJA DI BIDANG YANG PENDIDIKAN AMAT KURANG ( menjadi guru tidak menarik, gaji kecil, ke pedalaman )
- JUMLAH STAF YANG BEKERJA DI BIDANG PENDIDIKAN KURANG DAN BELUM BERPENGALAMAN
- TIDAK PUNYA DANA UNTUK :
1. MEMBAYAR GURU DAN PEGAWAI SEKOLAH
2. BIAYA OPERASIONAL ASRAMA


JALAN KELUAR

Ada tiga jalan keluar: 1) pendirian KPG, 2) memilih sekolah, 3) gaji dibayar di tempat

Berdasarkan Keputusan Gubernur Papua, tahun 2002, telah didirikan KPG (Kolese Pendidikan Guru) di 4 Kabupaten: Nabire, Biak, Timika dan Merauke. Setelah tamat SMP, mereka studi selama 5 tahun ( 3th setara SMA plus 2 tahun PGSD ). Maka, murid-murid yang tamat dari KPG mengantongi ijazah D2 PGSD.

Demi pemerataan tenaga guru di sekolah-sekolah pedalaman, khusus di Kabupaten Merauke, para lulusan KPG ketika melamar, sudah langsung menunjuk / memilih sekolah mana yang akan diabdi. Misalnya, Albert melamar untuk menjadi guru di SD Don Bosco - Kecamatan Kimaam (di pulau, kira-kira 100 km dari Merauke). Maka, ketika SK keluar, dia sudah tahu bahwa dirinya akan bertugas di SD tersebut.

Gaji para guru dibayar di tempat, melalui kantor pos atau Bank, menjadi solusi ketiga. Masing-masing guru mempunyai nomor rekening mereka sendiri.

catatan:
Memang di bagian ini, masih ada titik lemahnya, yaitu, guru-guru tetap mengambil gaji mereka, meskipun tidak mengajar selama berbulan-bulan. Mereka dengan mudah dan tanpa beban / tanpa rasa bersalah pergi ke kantor pos / bank dan mengambil gaji mereka, sementara kewajiban mereka untuk mendidik anak bangsa dilalaikan.



FOKUS PELAYANAN KAM DI BIDANG PENDIDIKAN, DEMI PERKEMBANGAN SDM

1. Tingkat pendidikan yang diprioritaskan: tingkat SD
2. Jumlah Lokasi: 6 ( Merauke, Kimaam, Kepi, Tanah Merah, Bade, Mindiptana)
3. Yang diperlukan: 1 Kepsek, 6 Guru, 1 TU dan 1 ptg kebersihan
4. ATK dan sarana belajar (papan tulis dan alat peraga)


HARAPAN USKUP AGUNG MERAUKE:

1. Ada 4 SD yang terkelola dengan teratur: Merauke, Kimaam, Kepi dan Mindiptana
2. Masing-masing punya: Bruder / Suster sebagai Kepsek, 6 guru, 1 TU dan 1 petugas kebersihan
3. Fasilitas pendukung memadai: bangku, kursi dan alat peraga
4. Suasana belajar mengajar terjamin: aman, bersih, tenang dan saling mendukung
5. Iman kekatolikan diajarkan, ditumbuhkan dan dihidupkan


Dalam nama Yesus, kita bekerja bagi sesama.

Komentar

Postingan Populer