RENUNGAN HARIAN
TGL 2 OKTOBER 22
Dala Hab 1: 2-3.2:2-4 diserukan nubuat Habakuk: "Berapa lama
lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepadaMu:
"Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan
kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan
ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.
Lalu TUHAN menjawab: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah
itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan
itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak
menipu; apabila berlambat-lambat. Nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh
akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi
orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Dalam 2Tim 1: 6-8.13-14 Paulus menyapa muridnya: "Sdrku terkasih,
aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh
penumpangan tanganku atasmu. Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena
aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh
kekuatan Allah. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku
sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam
Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakanNya kepada
kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Lukas dalam injilnya (17: 5-10) mewartakan: "Pada waktu itu, para
rasul itu berkata kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab
Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu
dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di
dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak
atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia
pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata
kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah
melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu
telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu
berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa
yang kami harus lakukan."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Umat merasa kecewa dan kesal karena permintaannya tidak
(segera) dipenuhi. Mrk tidak lagi sabar utk menunggu.
Marah, kecewa, putus asa, kesal dlm kehidupan adalah hal biasa.
Pengalaman yang tidak enak itu justru sering kali membuat org makin dewasa dan
bijaksana bila dihadapi dg tenang. Yang jelas manusia tidak bisa memaksa / menyogok Tuhan. Semua akan indah
pada waktunya dan menurut rencanaNya.
2. Dengan berseru: "Tuhan, tambahkanlah iman kami",
tersirat realita bhw ada banyak peristiwa yg berat / sulit yg dihadapi para
rasul". Sbg manusia biasa, mrk pun merasa tidak sanggup utk
menanggung beban itu.
Mereka diminta utk tetap setia dan bertahan spt hamba yg disuruh oleh
tuannya tetap bekerja dan melayani majikan mereka, meski mrk sebetulnya capek /
merasa tidak sanggup. Tuhan yakin bhw kita mampu melakukan dan bertahan dalam situasi sulit
dan berat, karena dia memberikan karuniaNya. Semoga kita yakin akan hal
itu dan berani berjalan bersama Allah. Amin.(Mgr Nico Adi MSC)
Komentar