RENUNGAN HARIAN
TGL 27 AGUST 2021
Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara, dan pada usia 18th dia menikah dg
Patrisius, seorang yg kafir. Keluarganya sejahtera, namun dia amat sedih karena
Agustinus, anak sulungnya hidup tidak karuan. Sesudah 30 th suaminya bertobat.
Dan karena ketekunan doanya, ia meninggal di tangan Agustinus yg sudah
bertobat.
Kitab Sir 26: 1-4.13-16 menyatakan: "Berbahagialah suami dari
isteri yang baik, dan panjang umurnya akan berlipat ganda. Isteri berbudi
menggembirakan suaminya, yang dengan tenteram akan menggenapi umurnya. Isteri
yang baik adalah bagian yang baik, yang dianugerahkan kepada orang yang takut
akan Tuhan.
Entah kaya, entah miskin giranglah hatinya, dan selalu rianglah roman
mukanya. Keelokan isteri menyenangkan suaminya, tetapi kepandaiannya
membesarkan hatinya. Suatu anugerah dari Tuhan ialah isteri pendiam, dan tak
terbayarlah pendidikannya. Karunia berlipat dualah seorang isteri yang sopan,
dan perempuan murni tidak ada imbangannya. Laksana matahari yang terbit di atas pegunungan Tuhan, demikianlah
keelokan isteri yg baik di tengah rumah tangga yang rapih.
Lukas dalam injilnya (Luk 7: 11-17) mewartakan: "Ketika itu, Yesus
pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-muridNya pergi bersama-sama dengan
Dia, dan juga orang banyak menyertaiNya.
Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar,
anak laki-laki, anak tunggal ibu yang sudah janda, dan banyak orang dari kota
itu menyertai janda itu. Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan,
lalu Ia berkata: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia
menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak
muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus
menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan
Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah
kita," dan "Allah telah melawat umatNya." Maka tersiarlah kabar
tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Dikisahkan bahwa Monika begitu tekun dalam doa. Buahnya adalah
sesudah 30th suaminya bertobat dan kemudian menyusul Agustinus, anak
sulungnya. Doa seorang diri bukan berarti tanpa arti, meski
hasilnya harus ditinggu begitu lama. Bagi Allah yg penting bukan hasilnya, tetapi pengorbanan yg dilakukan dg
tekun dan ikhlas itulah yg utama.
2. Lukas mewartakan bahwa Yesus tergerak hatinya, oleh belas
kasihan kepada ibu janda yg anaknya meninggal. Ia mendekat usungan itu, dan
membangunkan pemuda yg mati itu. Lalu bangunlah dia, duduk dan mulai
berkata-kata. dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Janda di mata masyarakat pd saat itu, adalah org yg hidupnya tak
berharga, mudah disalahkan atau dijadikan pesuruh atau menjadi korban fitnah
dll. Apalagi ketika anaknya meninggal posisi dan martabatnya di masyarakat
makin rendah. Dg membangkitkan anaknya itu, Yesus memulihkan martabat ibu janda itu,
menaikkan status sosialnya di mata masyarakat. Anak kandungnya itu, akan
memberikan jaminan masa depan dan perlindungan serta rasa aman.
Kehadiran Yesus membawa pencerahan dan pemulihan martabat,
serta ketenteraman. Semoga kehadiran kita pun, membawa pencerahan, pemulihan dan sukacita bagi
sekalian org karena martabat mereka dipulihkan. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar