AIR SUSU
PEMBACA YANG BUDIMAN
SYALOOM.....
Bagaimana kabar anda hari ini ? Saya hadir kali ini dan menyuguhkan tulisan kecil tentang "Air Susu" yang pada umumnya juga kita alami. Moga-moga tulisan ini, memberikan inspirasi bagi kita semua. Silakan menikmati.
Seorang staf saya beberapa bulan yang lalu ketika
melahirkan anaknya yang kedua, mengambil cuti selama 3 bulan. Sejak dilahirkan
saya belum pernah melihat bayi itu, hanya mendengar berita bahwa ketika lahir
beratnya 3 kg. Hari ini, saya mendapat informasi dari dia, bahwa berat badan
anaknya itu sudah menjadi 7,5kg dalam waktu 3 bulan. Pertambahan berat badan
rata-rata 1,5 kg per bulan. Anak itu belum diberi makan tambahan hanya asi (air
susu ibu).
Asi yang tampaknya biasa, lemah, cair dan tidak punya
kekuatan ternyata “telah membangun jaringan-jaringan dalam tubuh, dan
mengembangkannya sehingga anak itu tumbuh dan berkembang dengan sehat. (Air)
susu betul-betul makanan terbaik, yang diberikan kepada anak yang masih belum
mampu “menerima, mengunyah dan menelan” makanan-makanan yang keras (ayat 2).
Makanan yang diberikan sesuai dengan kemampuan anak, justru membantu
perkembangan dan kekuatannya secara normal.
Kaum ibu tahu akan apa yang harus diberikan kepada
bayinya dan anaknya agar mereka menjadi sehat, besar, kuat dan kelak menjadi
anak yang cerdas. Ketika bayi itu sudah siap, kepadanya diberikan
makanan-makanan tambahan sesuai dengan umur dan kekuatannya. Perkembangan secara
bertahap diikuti kaum ibu, dan mereka paham betul tentang kebutuhan yang
diperlukan oleh anak-anak mereka.
Demikianlah Paulus, memberikan “gambaran tentang
situasi umat yang ia layani”. Umat yang baru tumbuh imannya bagaikan bayi yang
baru lahir dan perlu mendapatkan susu (makanan yang sesuai dengan kekuatannya).
Dia memberikan gambaran / petunjuk serta kesaksian dengan cara yang mudah
dimengerti oleh para pendengarnya. Pertumbuhan dan perkembangan itu perlu
waktu, tetapi juga kesabaran, kesetiaan, pembinaan terus-menerus, kontrol,
dorongan semangat, saling menghargai, saling menerima dan tentu saja saling
mengampuni. Pertumbuhan itu akan berjalan secara alamiah dan tidak bisa
dipaksakan. Pemberi “susu” yang wujudnya berupa pencerahan, pemahanan dan
makanan rohani) harus paham betul-betul kondisi dan suasana batin umatnya.
Di atas segalanya, kita percaya bahwa yang
memberikan “susu yang terbaik” dan pertumbuhan kepada tiap-tiap orang adalah
Yesus sendiri. Masing-masing pribadi yang percaya kepada Yesus ( Tuhan )
dipanggil seperti Dia, yaitu menjadi sumber kegembiraan dan kehidupan
sesamanya. Dia telah memberikan teladan-Nya kepada semua orang sepanjang jaman.
Maka, membanggakan diri sendiri,
menyombongkan apa yang dia miliki, atau merendahkan orang lain dan
mempertentangkan hasil pekerjaannya, tidak sesuai dengan ajaran / teladan yang
diberikan Yesus.
Komentar