USIA LANJUT

PARA PEMBACA YANG BUDIMAN

SYALOOM....

Bulan Mei telah kita masuki. Hari ini adalah hari yang ke lima belas. Sudah setengah perjalanan pada bulan ini yang kita masuki, namun 1 tulisan pun belum muncul untuk menjumpai anda. Malam ini, ketika saya sedang menunggu keberangkatan, saya mendapatkan komputer di lounge Garuda - Merpati sedang kosong. Saya gunakan kesempatan ini untuk menulis dan mengujungi anda. 

Tulisan kali ini diinspirasikan oleh email yang mengulas beberapa hal penting tentang "usia lanjut" dan bagaimana menyikapinya. Tidak ada seorang pun yang berusia 60 tahun ke atad dan panjang umur, dapat menghindari situasi ini. Bagi kita yang belum mencapai usia itu, pokok-pokok penting yang dipaparkan di sini, dapat menjadi "bahan persiapan / pengetahuan / pencerahan yang berguna".

KETIKA USIA LANJUT TIBA

Semua orang akan menjadi tua dan mati. Tak satupun manusia di dunia ini yang akan hidup selamanya. Proses menjadi tua adalah proses yang universal. Artinya semua organisme di dunia ini akan menjadi tua dan mati. Menjadi tua umumnya adalah sebuah proses yang berjalan pelan,yaitu penurunan produksi hormon dan penurunan daya tahan tubuh. Pada diri orang yang sakit, proses menua ini bisa menjadi sangat cepat –sebagai akibat dari kegagalam tubuh untuk memproduksi sel-sel baru yang melapisi kulit.

1.     Rentang Usia Tua

Umumnya orang dikatakan tua jika sudah berusia 65 tahun ke atas. Namun usia harapan hidup manusia dewasa ini terus mengalami peningkatan selaras dengan kemajuan ilmu kedokteran dan gizi yang lebih baik. Konsekwensinya usia tua yang bermula dari usia 65 tahun – wafat, memiliki rentang waktu yang sangat panjang. Karena itu pembabakan waktu untuk usia tua ini mengalami perluasan juga. Nama yang diberikan dalam bahasa Inggris adalah: young-old, old-old, dan oldest-old. Baiklah hal itu saya terjemahkan menjadi  tahap:
·         Masa tua yunior: berlangsung antara 65 sampai dengan 74 tahun.
·         Masa tua medior: berlansung antara 75-85 tahun
·         Masa tua senior: berlangsung antara 86 tahun sampai wafat.
Banyak ahli berpendapat bahwa pembabakan di atas lebih berdasarkan kepada usia biologis-psikologis daripada usia kronologis, mengingat bahwa banyak orang yang berumur 85 tahun secara fisik dan psikis lebih sehat daripada yang berusia 65 tahun. Namun setelah usia 85 umumnya orang akan mengalami penurunan kesehatan.

2.     Penampilan Fisik

Proses penuaan ditandai dengan perubahan bentuk fisik. Jumlah lemak menjadi kurang proposional. Lapisan yang melembabkan kulit menghilang, kulit menjadi berkeriput dan kurang elastis. Jika terjadi luka, proses pemulihan menjadi lambat. Rambut yang tadinya  tebal menipis sedikitnya sampai 20% pada usia 70 tahun. Rambut menjadi beruban sebagai akibat habisnya pigmen pada akar rambut. Penurunan juga dialami oleh tulang di mana menjadi semakin rapuh. Sel-sel pada pergelangan menjadi semakin sedikit sehingga gerakan menjadi lebih lamban. Demikian juga sistem pernafasan berubah. Volume udara yang bisa dihirup memenuhi paru-paru mengalami penurunan sehingga cenderung cepat lelah.

3.     Otak dan Hormon

Keberfungsian tubuh juga mengalami penurunan. Kapasitas untuk mencium, melihat dan mendengar berkurang. Sebagai akibatnya, manusia menjadi bergerak lamban. Tubuhnya tidak lagi bisa melayani kemauan pikirannya. Pada diri orangtua, daya ingat pada masa lalu tetap baik, tetapi daya ingat untuk informasi terkini menjadi lebih cepat terlupakan.

4.     Dua Pilihan Sikap

Krisis pada tahap ini adalah godaan untuk putus asa.  Dia menjadi putus asa karena ada keinginan untuk berbuat sesuatu yang baik dan berguna, namun tenaga dan pikirannya sudah terbatas. Dia menyadari bahwa hidup ada akhirnya dan hal itu sudah semakin mendekat. Apalagi kalau dia menyadari kekeliruan-kekeliruan waktu masih  muda. Untuk memulai usaha yang baru sudah sangat terlambat dan dia tidak memiliki waktu lagi. Maka banyak yang mengalami pengalaman putus asa. Krisis orangtua sering digambarkan bagaikan orang yang menaiki anak tangga-demi anak tangga, dan setelah sampai di pucuk tangga dia baru menyadari bahwa tangga itu menempel pada tembok yang salah. Mau turun tangga dia tidak mampu lagi.
Dalam situasi seperti ini ada dua pilihan: mengingkari  misalnya lewat sikap suka menyuruh, marah atau mencerita-ceritakan kejayaan masa lalu. Kalau sikap ini yang diambil akan tetap berujung kepada sikap putusasa yang lebih besar. Sikap kedua adalah sikap menyelami kegelisahan-kegelisahan batinnya dan mencoba mengakrapi. Dengan mengakrapi pengalaman kegelisahan dia akan semakin bersatu dengan Sang Pencipta, Sang Sangkan Paraning Dumandi (asal muasal segala sesuatu). Dengan menerima diri dan masa lalunya dia akan maju di dalam kebijaksanaan. Kebijaksanaan inilah mahkota dari hidup manusia, dan dari sini justru dia bisa memberikan sumbangsih yang besar kepada generasi berikutnya dan kesiapan untuk berpulang kepada sang Khalik.

5.     Teladan Uskup Avery Dulles

Uskup Avery Dulles dikenal tetap bahagia dan ramah di usia tua. Dia menulis catatan yang sangat indah yang saya temukan di Editorial Majalah Utusan:
“Penderitaan dan menyusutnya kekuatan bukanlah akibat dari kejahatan yang paling besar. Penderitaan dan kelemahan itu adalah bagian yang biasa dan normal dalam kehidupan, lebih-lebih bila kita sudah menjadi tua. Penderitaan dan kelemahan itu harus diterima sebagai unsur-unsur yang biasa dalam kehidupan manusia yang sepenuh-penuhnya. Ketika saya mulai lumpuh dan perlahan-lahan tidak dapat bicara lagi, saya  pun tetap dapat mengidentifikasikan diri saya dengan mereka yang lumpuh dan bisu, pribadi-pribadi yang hidup dan diceritakan di dalam Injil  itu. saya mempunyai harapan akan kehidupan kekal di dalam Kristus. Jika sekarang Tuhan memanggil saya masuk ke dalam periode saya menjadi lemah, saya sadar bahwa kekuatanNya tetap sempurna dalam kelemahan yang saya derita. Terpujilah nama Allah.”

 Salam dari Dapur Pembinaan
     RP. Petrus Suroto MSC

Tidak semua orang akan mencapai usia lanjut, seperti diungkapkan dalam kitab Mazmur "batas umur kami 70 tahun, atau 80 tahun jika kuat...." Memang berusia lanjut merupakan karunia bagi mereka yang mengalaminya. Meraka dapat melihat anak cucu, bahkan buyut mereka. Apalagi bila anak-anak, cucu-cucu dan buyut berkumpul dalam suasana akrab dan penuh kedamaian, suasana itu akan sangat dirindukan untuk diulang kembali. Usia panjang patut disyukuri, namun usia pendek pun tidak perlu disesali.
Bagi orang yang percaya kepada Allah, melalui Kristus, berusia panjang atau pendek bukanlah yang terpenting. Yang lebih penting adalah kepercayaan bahwa Allah adalah mahabaik, dan kebaikan-Nya itu diberikan kepada manusia melalui Yesus - Anak Tunggal-Nya yang hadir di tengah-tengah dunia ini. Dia mengatakan bahwa diri-Nya adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Hanya melalui Aku orang dapat sampai kepada Allah, Sang Sumber Kehidupan".  Dia menunjukkan jalan hidup yang baik dan benar itu dengan mencintai Tuhan dan sesama, seperti dia mencintai dirinya sendiri. Dia telah memberikan teladan itu melalui kehidupan, sengsara dan wafat-Nya di kayu salib.
Sesudah kebangkitan-Nya, Dia pergi ke surga untuk menyediakan tempat bagi para pengikut-Nya. Siapa pun dan di mana pun, orang-orang yang percaya diundang untuk hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Bagi orang-orang yang percaya, surga adalah "tempat untuk menglami kebahagiaan sempurna bersama Allah dan orang-orang yang telah berjuang mengalahkan aneka macam godaan dan dosa".
Mereka yang telah mengimani Dia diundang, diteguhkan dan diberkati agar dalam kehidupannya mewujudkan / melaksanakan apa yang telah diteladankan oleh Kristus - Sang Guru. Kalau begitu, usia panjang ada bonus, sedang hidup bahagia di dunia dan di surga adalah "kerinduan hati semua orang". Bukan usia lanjut yang penting, tetapi hidup yang baik dan berbahagia di hadapan Tuhan dan sesama, itulah yang lebih penting kita usahakan setiap hari dengan bimbingan Tuhan. 

Komentar

Postingan Populer