OLEH-OLEH PERTEMUAN IMAM PROJO DI SINTANG

Pembaca yang budiman...

Syaloom...

Beberapa waktu yang lalu, telah dilaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) Para Imam Projo di Sintang. Dua orang imam projo dari Merauke turut serta dalam pertemuan itu. Pastor John Kandam, rela membagikanpengalamannya ketika mengikuti pertemuan setiap tiga tahunan itu. Silakan anda menikmatinya...

MUNAS X UNIO INDONESIA
DI KEUSKUPAN SINTANG
KALIMANTAN BARAT
1 – 6 Agustus 2011

TEMA: MENEMUKAN WAJAH YESUS DI BUMI KALIMANTAN (Bdk. Mat.17:2)

Inilah tema yang diusung utusan Imam projo se-Indonesia dalam rangka Musyawarah Nasional X UNIO Indonesia bertempat di Keuskupan Sintang Kalimanatan Barat. Tawa, ceria, carita, senda gurau, senyum , saling membantu, persahabatan, keakraban mewarnai rombongan peserta MUNAS X UNIO INDONESIA selama mengikuti acara sidang-sidang dan acara lain yang telah di jadwalkan oleh panitia. Peserta MUNAS Unio selain utusan Imam projo dari tiap keuskupan di Indonesia, hadir pula duta besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Filipazzi, dan enam uskup; Mgr. Blasius Pujoraharjo (Uskup Ketapang) Mgr. Petrus Timang Uskup Banjarmasin), Mgr. Canis mandagi MSC (Uskup Amboina), Mgr. Sunarka SJ (Uskup Puwokerto), Mgr. Hironimus Bumbun OFM.Cap (uskup Pontianak) dan Mgr. Agustinus Agus (Uskup Sintang) sebagai tuan rumah. Seluruh peserta berkumpul di Pontianak kemudian berangkat ke Sintang dengan menumpang dua buah Bus milik perusahan DAMRI. Duta besar dan para Uskup ke Sintang dengan pesawat terbang dua baling-baling milik Air fast dengan kapasitas tujuh belas penumpang. Cuaca bersahabat mengiringi peserta MUNAS X Unio Indonesia menuju Sintang.

SINGGAH DI SANGGAU.

SANGGAU merupakan sebuah kabupaten dari beberapa wilayah kabupaten dari propinsi Kalimantan barat. Sanggau juga merupakan sebuah keuskupan pemekaran dari keuskupan Pontianak. Perjalanan Pontianak – Sanggau ditempuh dalam waktu lebih kurang lima jam. Peserta Munas diterima di Sanggau secara meriah dan dijamu makan siang (rencana panitia) oleh ibu-ibu Wanita Katolik yang dikoordinir oleh panitia penyambutan setempat. Peserta diterima dengan khas dayak yakni minum tuak tiap gelas satu orang dan harus minum sampai habis. Setelah mengikuti beberapa acara yang telah disediakan oleh panitia setempat dan makan siang. Peserta melanjutkan perjalanan menuju Sintang. Jalan raya dalam kota kabupaten sanggau tak mulus, banyak belubang terkesan belum ada dana untuk membangung infrastuktur jalan. Jalan yang tak mulus menghambat perjalanan menuju Sintang. Sanggau –Sintang ditempuh dalam tempo empat jam. Bisa lebih cepat bila jalan mulus.

SINTANG.

Sintang adalah kota kabupaten salah satu kabupaten dari beberapa kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan barat. Tempat ini menjadi pilihan para imam projo se-Indonesia untuk berkumpul menjalin persahabatan dan keakraban satu sama lain. Lima kilometer sebelum masuk kota Sintang peserta sudah dijemput dan dikawal oleh OMK (Orang Muda Katolik) keuskupan Sintang dengan iring-iringan kendaraan bermotor, tiba di Gereja Katedral sudah berbaris anak-anak sekolah dan rombongan para penari dan umat katolik Sintang. Penyambutan sangat meriah. Peserta disambut dengan tari-tarian Dayak menuju gedung pertemuan. Tempat ini tiba-tiba berubah menjadi ramai dan hiruk pikuk karena ada pembagian kid (perlengkapan) pertemuan bagi para peserta bersamaan dengan itu orang tua asuh para peserta tempat menginap pun sudah tak sabar lagi mau menerima imamnya. Hal penginapan, peserta nginap di keluarga-keluarga. Makan minum di tempat pertemuan berlangsung. Servis memuaskan. Proficiat bagi panita yang mengaturnya.

PERTEMUAN DAN ACARANYA :

1. Pembukaan : Hari pertama tiba diawali dengan acara pembukaan ditandai dengan pemukulan
gong oleh duta vatikan.
a. Materi dari Duta Vatikan ttg Beberapa pertimbangan ajaran paus Benektus XVI
mengenai imamat ministerial.
- Imam sebagai hamba, sahabat dan suara Kristus.
- Sebagai Hamba = Kita memang sahabat namun kita ini hamba dan tetap menjadi hamba Tuhan, karena Kristus sendiri adalah hamba. Secara substantial kehidupan imam diarahkan dan ditentukan oleh Yesus.
- Sebagai Sahabat = Bukan hamba yang mentatati peraturan tetapi sahabat yang tahu bahwa mereka disatukan dalam kehendak yang sama dan kasih yang sama pula.
- Sebagai suara = tugas imam menjadi suara bagi sang sabda yakni membiarkan sang Sabda masuk dan tinggal bersama umat.
b. Laporan pertanggungan jawab Pengurus Periode 2008 – 2011.
c. Keterlibatan Imam dalam bidang social kemasyarakatan. (harapan pilitikus katolik dalam hal
pendampingan).
d. Pemilihan badan pengurus periode 2011 – 2014.
e. Adat Istiadat suku dayak…oleh uskup Agustinus Agus. (Upacara adat Mamasi-suatu acara adat
untuk member penghormatan kepada tamu).
f. Penutup di gereja paroki Hati maria Tak bernoda Putusibau/Kapuas Hulu.

MENEMUKAN WAJAH YESUS DI BUMI KALIMANTAN

Pernahkah kita yang hidup di abad sekarang ini melihat wajah Yesus secara fisik ? Dalam kitab suci orang Kristen diceritakan bahwa kedua belas murid Yesus hidup bersama-Nya. Empat murid yang melihat wajah Yesus berubah (berkilau-kilauan) di gunung Tabor, Veronika menerima wajah Yesus di kain yang dipakai untuk mengusapi wajah-Nya. Maria Magdalena melihat Yesus setelah kebangkitan tapi tidak mengenal-Nya, kesebelas murid-Nya melihat Dia setelah kebangkitan.

Secara fisik kita tidak pernah melihat Yesus tetapi kita percaya bahwa Ia hadir selalu bersama kita dalam ekaristi kudus. Yesus yang digambarkan dalam Kitab Suci sebagai seorang pribadi yang memancarkan cahaya berkilau-kilauan, pribadi yang ramah, lemah lembut dan rendah hati, penuh belas kasihan dan cinta, suka menolong, suka memberi tumpangan. Wajah seperti ini kami temukan dalam setiap pribadi umat Dayak yang menerima kami. Kami terima dengan ramah tamah, penuh kasih dan senyum sehingga persahabatan terpancar dari wajah-wajah setiap orang yang menerima kami. Kegembiraan dan keceriahan mewarnai perjumpaan kami sehingga kami merasa betah tinggal bersama dan ingin berlama-lama ditempat itu. Kami menemukan wajah Yesus pada setiap orang yang kami jumpai, entah itu Kristen, katolik, muslim, hindu atau siapa saja yang lemah lembut dan rendah hati bagi sesama. Yesus juga berpesan hendaklah kecerian dan kegembiraan itu diwartakan kepada banyak orang sehingga orang memuliakan nama Allah.

PRIMADONA.

Buah durian masak merupakan buah primadona bagi para peserta Munas. Durian yang disediakan disikat dengan penuh semangat. Di Sanggau tak ada durian tapi buah pohon rambutan yang tumbuh di samping keuskupan disikat oleh peserta MUNAS sebelum masuk Bus untuk melanjutkan perjalanan ke Sintang. Buah durian Sintang paling banyak tersedia di Bukit Kelam. Tempat ini juga masuk dalam agenda yang harus dikunjungi. Pemilihan anggota badan pengurus Unio periode 2011 – 2014 berlangsung di rumah ret-ret dan tempat ziarah umat keuskupan Sintang yang disebut Bukit Kelam.

Melalui cerita tadi, menjadi nyata bagi kita bahwa Tuhan ada di mana-mana, dan setiap orang telah menjadi perwujud-nyataan kehadiran dan kasih Allah di dunia ini.

Komentar

Postingan Populer