HARI PENUH BERKAT

Para Pembaca setia......

Syaloom..... Kali ini penulis menyuguhkan sebuah sharing kecil. Selamat membaca.....

Setelah misa pagi di Wisma Kemiri - Jakarta, seperti biasanya kami makan pagi bersama. Dalam suasana santai dan penuh persaudaran kami bersharing tentang apa saja yang dialami atau yang kami baca di surat kabar. Kegiatan makan pagi, nampaknya hanya kegiatan fisik "mengunyah nasi dan memasukkannya ke perut", namun ternyata ada banyak maknanya. Pertama, tentu saja, perut akan menjadi kenyang setelah makan. Kedua, makan pagi bersama merupakan kesempatan untuk "menghadirkan diri sebagai person", di sana tercipta relasi interpersonal. Ketiga, masing-masing pribadi diperkaya oleh pengalaman orang lain. Keempat, kegiatanitu dapat mempererat tali kasih dan persaudaraan. Kelima, kemampuan dan kemauan saling pengertian makin tumbuh.

Dengan hati penuh sukacita, saya menerima tamu yang sudah janji akan datang. Kami berdiskudi tentang beberapa hal penting. Tidak terasa 1 jam telah lewat, dan pertemuan itu harus diakhiri karena akan ada tamu yang berikutnya. Diskusi itu telah membawa pencerahan bagi kedua pihak, dan kelegaan. Pertemuan itu telah "memberi kekuatan dan inspirasi untuk melangkah lebih kokoh dan mantap". Pagi itu, seorang rekan telah memperkaya hidup saya...... Dia membawa berkat Tuhan untuk saya.

Tidak lama kemudian, seorang rekan saya yang lain datang. Dia membawa oleh-oleh yang dibungkus rapih dan manis. Satu per satu dia jelaskan apa yang ada di dalamnya dan apa gunanya. Ternyata isinya adalah alat bantu yang mudah dipakai untuk meningkatkan kesehatan, dan beberapa vitamin yang dibutuhkan untuk mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun..... Pertemuan itu mengajarkan kepada saya bahwa kerapihan dan ketelitian itu penting, dan di atas semuanya itu, menjaga kesehatan itu juga amat penting. Segiat apa pun dan sesehat apa pun dia, kalau sakit, semuanya tidak dapat dilaksanakan.

Pertemuan berikutnya adalah pertemuan dengan kelompok doa Ibu Agnes. Dia didampingi oleh Mgr. Isak Doera, romo Widi, romo Broto dan beberapa ibu. Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan bahwa mereka ingin turut melayani umat, agar mereka makin dekat dengan Tuhan. Di beberapa keuskupan, mereka telah mengantar kembali saudara-saudara yang telah lama tidak menggereja, membantu mereka yang hidup kumpul kebo untuk membereskan pernikahan mereka. Pelayanan mereka adalah pelayanan jiwa-jiwa.

Mgr Niko memberikan jawaban bahwa pelayanan bagi umat Allah boleh saja dibuat. Yang penting pelayanan itu berjalan terus, dan selalu ada orang-orang yang akan melayani mereka. Pastor-pastor di KA Merauke telah punya kegiatan yang banyak sekali, tidak usah dibebani dengan kegiatan baru, dan tidak usah meminta mereka untuk menangani kegiatan baru yang anda tawarkan. Bila anda mau memulai, silakan diteruskan dan dicarikan pendamping / pembina mereka.

Kegiatan rohani tidak sama dengan "kegiatan pasar malam". Kegiatan pasar malam adalah kegiatan hiburan, meriah dan menyenangkan namun hanya sesaat. Setelah kegiatan itu selesai, tidak ada bekasnya lagi, dan hanya tinggal kenangan. Maka, kalau kegiatan rohani itu mirip kegiatan pasar malam, yang tersisa hanyalah kenangan dan tidak akan ada apa-apa dan pengaruhnya lagi bagi umat Allah. Kalau hal ini yang terjadi ( = mirip kegiatan pasar malam ), saya tegaskan, kegiatan itu tidak usah dilaksanakan di Merauke.

Mereka menyanggupi dan menegaskan bahwa kegiatan itu bukan kegiatan mirip pasar malam, tetapi kegiatan yang berkesinambungan. Dari buah-buahnyalah akan menjadi nyata kegiatan mereka itu kegiatan yang bagimana. Berhati-hati sebelum melangkah itu penting dan amat bijaksana. Menggembalakan umat tidak semudah seperti menggoreng kerupuk udang atau membuat teh manis. Umat Allah membutuhkan bimbingan dan makanan rohani seumur hidup mereka yang diberikan oleh "gembala-gembala yang setia" agar mereka hidup dalam kelimpahan kasih Allah.

Pertemuan itu diakhiri dengan hati yang penuh sukacita dan keakraban. Mereka mengajak saya untuk makan bersama, namun karena masih ada pertemuan berikutnya, saya tidak bisa memenuhi permintaan mereka.

Selanjutnya, saya hadir dalam pertemuan dengan komunitas MKPP (Misi Kemanusiaan Peduli Papua). Pertemuan diawali dengan doa singkat untuk mengucap syukur atas ulang tahun ke 7 tahbisan uskup ( Mgr Niko, tanggal 25 Juli ), ulang tahun ibu Merry dan Shirley kecil. Lilin ulang tahun ditiup oleh 3 orang. Karena Shirley kecil belum hadir, Ibu Ellen mewakili Shirley untuk meniup lilin.

Pertemuan itu membahas dana tabungan kasih yang akan dikembalikan kepada pemiliknya pada bulan September dan Oktober 2011. Hal-hal yang menyangkut teknis pengembalian dana akan dibahas dalam pertemuan tersendiri. Dibahas pula bahwa tanggal 4 November 2011 akan ada Misa Akbar yang digelar di Mega Glodog Kemayoran. Misa dipersembahkan oleh 5 uskup Papua dalam rangka mencari dana untuk pembanguan gedung Tahun Rohani di Nabire dan pembangunan Seminari di Jayapura. Panitia telah dibentuk, dan semua urusan administrasi dan ijin dari Keuskupan Agung Jakarta sudah beres. Rapat memutuskan bahwa Retret MKPP akan dilaksanakan pada bulan November setelah sidang KWI selesai.

Demikianlah berkat yang saya terima pada hari itu....... Banyak tugas tetapi juga banyak berkat..... Banyak berkat akan membuat orang juga banyak tugas, seperti yang telah disabdakan Yesus: " siapa yang mempunyai, dia akan diberi lagi sehingga berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil" (Mat 13: 12)

Komentar

Postingan Populer