FORGIVENESS

Pada hari Rabu, tgl 25 November 09 malam, saya dihubungi oleh Ketua Mudika Vancouver, Sdr Hanno. Ia mengatakan bahwa Mudika ingin mendapatkan bimbingan dan sharing iman dengan tema yang masih akan dipikirkan lagi. Tema itu akan dikirim via email. Kamis malam saya membuka email dan mendapatkan temanya yaitu "Forgiveness". Tanpa berpanjang kata, saya menerima saja tema itu dan kemudian pada hari Jumat, saya berikan kepada mereka.

Berikut ini adalah "sharing iman" dari Bapak Kriswanto yang turut hadir pada kesempatan itu, bahkan yang telah membantu saya untuk turut mencarikan ayat-ayat KS yang saya perlukan. Via telpon, ayat-ayat KS yang penting itu saya dapatkan. Terima kasih banyak pak Kriswanto.

salam dan hormat

+ Niko Adi MSC


Dear Bapak ibu, adik-adik dan teman-teman,



Sungguh berkat yang luar biasa yang saya dapatkan melalui keberadaan saya dalam mengikuti sharing iman Cell Group Mudika (Kenneth & Sebastian) bersama Bapa Uskup Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC pada hari Jumat tanggal 27 Nopember 2009.

Memang bukan sebuah kebetulan melainkan sudah diatur oleh Tuhan kalau saya mesti mengantar perlengkapan projector berikut layar nya serta sound system yang malam sebelumnya saya ambil dari rumah Edbert yang tidak bisa bergabung di acara ini.

Dan memang sudah diatur pula kalau Bapa Uskup pagi harinya berdiskusi dengan saya melalui telpon berkaitan dengan ayat-ayat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, disela-sela kegiatan beliau yang sedang menikmati keindahan Stanley Park bersama Pak Petrus.

Jadilah Jumat malam saya bergabung di acara Cell Group ini dan ikut bergabung juga adalah Romo Edwin dan pasangan serasi Bu Rohana dan Pak Martino.

Laporan pandangan mata saya (termasuk refleksi saya pribadi) adalah :

Sharing cell group berlangsung lancar dipimpin oleh Riri nya Mbak Vera dan Pak Steve, dengan topik Forgiveness dengan Alex Winardi sebagai panelis.

Hampir semua anggota Cell Group ini menyampaikan sharing nya berkaitan dengan Pengampunan.

Saya ikut bangga bahwa mereka dengan tulus berpendapat tentang Pengampunan ini; dan saya amati bahwa memang sharing iman (yang juga dituntun oleh ayat-ayat Perjanjian Lama dan Baru) yang disampaikan menunjukkan intensitas iman yang bervariasi yang tentunya merupakan gambaran dari perjalanan iman pribadi masing-masing yang bervariasi pula.

Sharing iman tentunya berangkat dari pengalaman spiritual, dan spirit adalah roh, sehingga sharing iman merupakan pengalaman rohani.

Dari pengamatan saya ini, dan tentunya menunjuk kepada materi yang disampaikan oleh Bapa Uskup, saya pun ikut terlarut melakukan refleksi berdasarkan pengalaman sendiri ataupun orang lain, sekaligus memahami benang merah filosofi Forgiveness (Pengampunan) nya Bapa Uskup.

Filosofi dasarnya adalah bahwa Badan, Jiwa dan Roh adalah unsur dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, tiga unsur ini merupakan kesatuan utuh seutuh-utuhnya.

Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang diciptakan sesuai dengan Gambar Allah, sesuai dengan nats dalam kitab Kejadian ayat 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”

Disinilah manusia memiliki Roh yang berasal dari Allah, karena diciptakan sesuai dengan gambar Allah.

Dengan tiga unsur Badan-Jiwa-Roh yang utuh satu ini sebagai ciptaan Tuhan, maka jika kebutuhan Badan seimbang, kebutuhan Jiwa menuntun kepada kedewasaan dan kebutuhan Roh juga seimbang, maka manusia itu telah menjadi manusia seutuh-utuhnya juga, benar-benar sesuai dengan gambaran (citra) Allah.

Karenanya jika ada yang mengalami luka badan (misalnya ketika masih anak-anak, seseorang dididik oleh orang tuanya dengan keras disertai dengan pukulan-pukulan fisik) yang bertubi-tubi, bisa jadi dia akan mengalami luka jiwa (batin) berupa trauma, dan bahkan mengalami luka rohani yang menjurus kepada usaha bunuh diri.

Demikian pula jika ada yang mengalami luka batin karena percecokan dengan kata-kata kasar dan negatif serta karena pengkianatan, maka yang bersangkutan bisa mengalami luka rohani berupa dendam membara dan yang menjauhkan dia dari Tuhan yang Maha Pengampun.

Kembali kepada sharing iman antar anggota Cell Group. Dikaitkan dengan materi Bapa Uskup ini, pengampunan dari kacamata anggota pada umumnya, bisa diterjemahkan dalam arti penyembuhan luka-luka badan, jiwa dan roh, dengan berbagai contoh kasus yang dikemukakan. Yang menarik adalah proses penyembuhannya sendiri. Banyak yang berpendapat bahwa proses penyembuhan (dalam hal ini pengampunan) bergantung kepada diri sendiri, orang lain yang terkait dan waktu yang dibutuhkan untuk proses pengampunan. Jika bergantung kepada orang lain yang terkait (yang dianggap bersalah), maka proses pengampunan belum terjadi selama yang bersalah belum meminta maaf. Jika bergantung kepada diri sendiri, maka proses pengampunan juga belum terjadi, karena orientasi kepada diri yang dianggap paling benar (self-centered). Jika bergantung kepada waktu yang dibutuhkan, maka umumnya berpendapat bahwa pengampunan memerlukan waktu dan tergantung kepada kasus-kasus nya apakah ringan atau berat (sampai misalnya kasus pemerkosaan).

Disinilah Bapa Uskup mengingatkan, bahwa kita sendiri lah subyek pengampunan, bukan orang lain dan bukan juga waktu.

Saya pun melakukan refleksi kembali, bahwa karena kita diciptakan sesuai dengan gambaran (citra) Allah , maka sesungguhnya kita mempunyai roh pengampunan yang diembuskan sendiri oleh Allah pencipta kita (yang diingatkan oleh Bapa Uskup langsung).

Penyembuhan pada hakekatnya adalah pemenuhan keseimbangan kebutuhan Badan-Jiwa-Roh kita sendiri, sehingga proses dan kuasa penyembuhan sesungguhnya berangkat dari kita sendiri juga.

Pemenuhan kebutuhan akan terjadi karena pemberian, dan hakekat pemberian adalah pengampunan. Disinilah Bapa Uskup membawa kita 'back to basic' bahwa 'forgive' terbentuk dari kata 'for' dan 'give', dari kata 'untuk' dan 'memberi'.

'For' adalah 'untuk' dan inilah hakekat kedatangan Tuhan Yesus sendiri: “Aku datang untuk melayani”.

'Give' adalah 'berkat/rahmat' atau hadiah (diembuskan sendiri oleh Allah) bagi kita untuk mampu dan mau bersikap memberi, bahkan dalam artian sikap memberi yang lebih banyak dari pada sikap menerima, seperti sifat Allah Bapa yang selalu memberi, sifat yang Maha Sempurna.

Maka 'forgiveness' adalah 'Ke – Memberi –Untuk – An', yang menunjuk kepada pemberian diri, yang dalam arti luas adalah pemberian diri untuk kebahagiaan diri sendiri dan orang lain.

Maka kita lah subyek pemberian (pemenuhan kebutuhan, pengampunan), kita lah yang harus mengampuni diri kita sendiri dulu, sehingga kita akan mampu mengampuni orang lain; kitalah yang perlu menyembuhkan luka-luka kita sendiri dan orang lain yang melukai kita, dan kita lakukan saat ini juga tanpa menunggu waktu, tanpa menunggu orang lain meminta maaf atau memohon pengampunan.

Berapa kali kita perlu mengampuni? Jawabannya tujuh puluh kali tujuh kali, artinya tujuh puluh pangkat tujuh (tujuh puluh .. kali .. tujuh puluh .. kali .. tujuh puluh ... sampai tujuh kali) dan hasilnya .. tidak terdefinisikan (tidak terbatas). Mat 18:21-22

Bagaimana kualitas pengampunan? Seperti cerita seorang bapa menyambut anak nya yang hilang. (Lukas 15:11-32) dan Seperti Bapa di Surga, sempurna adanya (Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.")

Demikian laporan pandangan mata saya.

Semoga berguna bagi kita semua dalam melewati perjalanan perziarahan kita di bumi ini dan bagi persiapan batin kita menjelang kedatangan Tuhan Yesus.



Salam pengampunan,

Kriswanto

Catatan / peneguhan:
Buah iman yang demikian ini, bukan berasal dari dan usaha manusia melulu, tetapi serentak merupakan buah bimbingan Roh Kasih Tuhan ( Roh Kudus ). Persiapan yang secara manusiawi dikerjakan dalam waktu 1 hari telah dilengkapi Tuhan sendiri, dan menjadi santapan yang berharga bagi pertumbuhan dan pengembangan iman.

Salam bagi semua, khususnya peserta shariang iman, anda sendiri yang membaca dan merenungkan buah-buah iman ini, dan kemudian anda sendiri akan menghasilkan buah iman yang manis dan membahagiakan kehidupan anda.

Komentar

Postingan Populer