CERMIN DIRI


RENUNGAN HARIAN 
Tgl 29 Mei 2020

Paulus diberitakan "ditahan (dipenjara) di Kaisarea. Org2 yang menahan dia bingung utk memutuskan / menjatuhkan hukum kepadanya, karena tidak ada tuduhan bhw dia telah melakukan kejahatan. Persoalannya adalah persoalan internal org2 Yahudi, yaitu penolakan terhadap ajaran Yesus dan ttg kebangkitan Yesus. 

Gubernur Festus bersharing kepada raja Agripa bahwa orang Roma tidak boleh menjatuhkan hukuman sebelum orang itu diberi kesempatan untuk membela diri atas tuduhan itu di hadapan para pendakwanya.  Keputusan terakhir ada di tangan kaisar.

Yohanes mencatat Yesus berbicara dengan Simon Petrus sesudah sarapan. Dalam percakapan itu Yesus bertanya kpd Simon dan menyebut namanya: "Simon anak Yohanes,  apakah engkau mengasihi aku, lebih dari mereka ini ?".  

Pertanyaan itu disampaikan 3 kali, shg Simon merasa sedih, dan menjawab dg kata2 tambahan: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu". Engkau tahu saya ini siapa... kekuatan dan kelemahan saya... motivasi dan kebiasaan saya... 

 Atas jawaban itu Yesus mengatakan dg jelas "apa yg akan terjadi pada diri org itu". 

Hikmah yg bisa kita petik: 

1.     Hal-hal yg menyangkut keyakinan / iman tidak sama dg persoalan yg berkaitan dg tindak kejahatan.  Org yg bijaksana dan cinta damai, tentu bisa mengatakan bhw kedua hal itu berbeda. Sebaliknya, org yg mencari popularitas, pengikut dan dukungan, atau punya kepentingan tertentu, bisa saja mencampuradukkan keduanya, memberi bumbu macam-macam, dikait-kaitkan dg hal2 yg lain, lalu menggorengnya sehingga isinya menyesakkan dada. Tidak mengherankan bila yang muncul adalah konflik, permusuhan, dan mungkin juga tindak kekerasan dll. Org bijak bilang: "Perkataan dan tindakan seseorang adalah cermin dari dirinya sendiri. 
2.     memberi kesempatan kpd org yg dituduh / disangka telah melakukan kekeliruan / kesalahan / kejahatan adalah bukti sikap bijaksana dan cinta damai. Klo gubernur yg tidak beriman bisa berbuat demikian, bagaimana dg kita yg telah menjadi pengikut Kristus ?  
3.     Sebelum diberi tugas yg berat, Simon disebut namanya, dan ditanya Yesus sampai 3x.  Terlihat jelas Yesus mbuat PDKT = pendekatan pribadi.  Maka, hendaknya orang yang meminta, sudah ada pengenalan pribadi terhadap orang itu, kemudian ada PDKT lebih dulu... ada dialog, diskusi, tukar pikiran... atau lobi2.  Sering terjadi, orang tiba-tiba ditunjuk untuk tugas atau jabatan tertentu, atau disuruh untuk mengerjakan sesuatu, tanpa penyampaian apa pun sebelumnya, informasi hanya dikirim via wa atau sms.  Mungkin benar, bahwa org yg mbuat keputusan spontan dan sepihak, sebetulnya adalah seorang yg otoriter... atau org yg minder tetapi menutupi kekurangannya dg bersikap demikian. 

Marilah kita mohon Roh kerendahan hati agar kita menjadi orang2 yg bekerja dg penuh tanggung jawab, setia dan gembira.


Komentar

Postingan Populer