SURAT GEMBALA PRAPASKA 2012

PEMBACA YANG BUDIMAN

SYALOOM.....

Setiap tahun, menjelang umat katolik memasuki masa pra-paskah, uskup menyapa umatnya melalui surat gembala. Surat ini merupakan ajakan agar umat beriman semuanya, dapat memfokuskan diri dalam melaksanakan pertobatan dan pembaharuan hidup, melalui gerak dan tindakan nyata sesuai dengan situasi setempat.

Tema aksi puasa pada tahun ini, adalah Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab. Tema ini merupakan tema aksi puasa nasional. Dengan sengaja tema aksi puasa ini diteruskan dan dikongkritkan di Keuskupan Agung Merauke, agar gerak bersama secara nasional juga akan mewarnai gerak kehidupan dan pertobatan di keuskupan agung Merauke.

Saya sajikan untuk anda, surat gembala pra-paska tahun 2012:

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2012

Saudara-saudari terkasih,
Para Pastor, Suster, Bruder
Kaum Muda, Kaum Remaja dan Anak-anak yang terkasih,

Salam dan Damai Tuhan untuk anda sekalian,
Hari Rabu, tanggal 22 Februari adalah Hari Rabu Abu. Pada hari itu, kita menerima abu di dahi, sebagai ungkapan pengakuan bahwa kita adalah manusia yang lemah, penuh kekurangan dan berdosa. Dengan berpuasa dan berpantang, kita menyiapkan diri untuk turut serta merenungkan sengsara, wafat Kristus, dan Kebangkitan-Nya demi penebusan dosa dan keselamatan umat manusia. Wujud nyata persiapan yang diperlukan untuk penebusan dan keselamatan kita, adalah pertobatan dan pembaharuan hidup. Kita mau bertobat dan percaya kepada Allah dan Injil-Nya. Agar pertobatan dan pembaharuan hidup itu sungguh nyata, Aksi Puasa Pembangunan (APP) tetap kita laksanakan sebagai tanda penyangkalan diri, dengan mengatur keinginan dan dorongan yang sering mengaburkan arah hidup kita.

Tema Nasional APP kita adalah Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab. Tujuan dari tema ini adalah membangun dan menggugah kesadaran kita bahwa:
1. Manusia ingin hidup bahagia dan sejahtera. Ini berarti kebutuhan makan minum tercukupi, bisa sekolah, bisa kerja dengan tenang, ketenteraman dan kedamaian terjadi di mana-mana
2. Manusia adalah mitra kerja Allah. Sebagai mitra kerja Allah, setiap orang dipanggil dan bertanggung jawab untuk menciptakan dan mewujudkan hidup yang makin sejahtera

Atas dasar penegasan itu, ada 4 butir penting yang perlu diperhatikan:
1. Bersemangat Membangun Umat Beriman dan Masyarakat. Pada butir ini ditekankan pengembangan semangat persatuan antar umat Katolik di dalam keluarga, di komunitas, dan di lingkungan / himpunan serta antar keluarga, komunitas dan lingkungan / himpunan demi membangun kesejahteraan bersama.
2. Semangat Rela Berbagi. Pada butir ini diusahakan adanya peningkatan semangat rela berbagi (rela memberi) dalam memajukan hidup pribadi, keluarga, Komunitas, dan lingkungan melalui langkah-langkah nyata
3. Kepekaan Untuk Turut Terlibat. Di sini mau dikembangkan kepekaan umat beriman Katolik akan undangan Tuhan untuk terlibat dalam karya penciptaan demi kemajuan kesejahteraan bersama.
4. Gerakan Kerja Sama. Pada butir ke-4 ini, ditumbuhkan terus menerus semangat dan adanya kerja sama demi kesejahteraan bersama sebagai ungkapan tanggung jawab setiap orang.


Saudara-saudari dan anak-anak yang terkasih
Pada saat ini, ketika dunia industri dan teknik makin maju, ada banyak kemudahan, banyak sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah dan pihak swasta, justru kesejahteraan hidup terasa makin sulit untuk dialami. Di Merauke, di Kepi, di Tanah Merah, dan di pusat-pusat kecamatan, dan di banyak tempat yang lain, hanya sedikit orang saja yang sudah bisa hidup berkecukupan. Masih banyak orangtua yang tidak bisa bayar uang sekolah, masih banyak anak yang tidak sekolah, banyak pengangguran, banyak orang sakit yang tidak tertolong, masih banyak yang belum punya rumah, ada banyak yang tinggal di rumah sewa, dan masih banyak yang kerja serabutan. Masih banyak anak yang pergi ke sekolah dan tidak sarapan. Banyak orang yang kecewa pada pekerjaan atau situasi keluarga, lalu lari ke miras, mabuk, pukul orang, kumpul kebo, atau kawin dua atau bahkan memperkosa anak-anak di bawah umur.

Ada banyak orang yang belum sejahtera, karena utang terlalu banyak. Ada banyak keluarga yang setengah mati, karena kemenakan, 0om dan tante, tete dan nene menumpang di keluarga itu dan menjadi beban selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ada banyak orang yang tidak bisa menjual hasil panen, karena jalan ke kampung mereka rusak, berlumpur, atau malah tidak ada.

Sementara itu, ada banyak orang yang punya uang banyak tetapi tidak tahu atur uang. Ada dana bantuan pemerintah untuk kampung-kampung, ada dana otsus, ada uang penjualan pasir, uang sewa tanah dari Perusahaan. Banyak anak SD dan bahkan yang belum sekolah sudah pakai HP, padahal hari itu mungkin mereka tidak makan. Uangnya dipakai untuk beli pulsa.

Maka, amat jelas bagi kita bahwa hidup sejahtera tidak bisa diusahakan sendiri. Hidup sejahtera dapat terwujud bila diusahakan bersama-sama. Setiap orang, kelompok masyara-kat, lembaga adat, lembaga keagamaan, semua lembaga sosial, para pengusaha dan pemerintah bertanggung jawab dan digugah untuk ambil bagian dan membuat program bersama untuk mewujudkan kesejahteraan ini. Maka, saya tegaskan kembali bahwa semangat untuk membangun sesama, semangat rela berbagi, mau terlibat dan bekerja sama, amat dibutuhkan oleh masyarakat kita sekarang ini.

Saudara sekalian, dan anak-anak yang terkasih
“Apakah yang perlu kita buat pada masa pra-paska ini” ?
Pertama-tama adalah mengubah pola pikir. Kalau dulu, kita berpikir bahwa hidup kita adalah untuk diri kita sendiri, sekarang berpikir bahwa hidup kita ini diberikan Tuhan untuk diri kita dan sesama kita. Kekayaan alam dan harta milik yang ada pada kita, merupakan anugerah Tuhan dan dipergunakan untuk menolong orang-orang yang berkekurangan, orang-orang yang tertinggal, yang sakit dan yang cacat, agar mereka pun dapat hidup sebagai manusia yang bermartabat.

Kedua, bekerja keras dengan jujur, tulus dan setia. Hidup ini perlu diatur dan diarahkan kepada kebaikan dan keberhasilan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, tanpa kejujuran, tanpa ketulusan dan kesetiaan. Kita semua mempunyai keutamaan-keutamaan ini, karena telah ditanamkan di dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat.

Ketiga, kerja sama oleh semua pihak secara terus-menerus dan terencana. Kehidupan yang bahagia dan sejahtera adalah proyek yang amat panjang, dan harus diusahakan terus-menerus dalam suasana saling percaya, saling menghargai dan saling mendukung.

Keempat, pertobatan batin. Proyek besar yang kita kerjakan adalah karya Tuhan bagi manusia. Karena manusia punya kecenderungan bersalah dan berdosa, pertobatan dan penyangkalan diri agar makin hari makin kudus dan bekenan pada Allah dan sesama, perlu diusahakan setiap hari. Pada masa pra-paska ini, ada kesempatan untuk menerima sakramen tobat. Mari kita menyiapkan diri untuk berdamai dengan Tuhan dengan menerima sakramen tobat itu. Yang kumpul kebo dan kawin dua diajak untuk membereskan perkawinan. Yang minum miras, yang sering membuat pelanggaran sehingga hidup dalam ketakutan baiklah menyadari bahwa apa yang saudara lakukan itu merugikan diri sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Tuhan mencintai saudara dan kita semua.

Kelima, menjaga kebersihan rumah, halaman sekitar rumah, kebersihan kali dan saluran-saluran air dari sampah-sampah dan plastik, juga merupakan tanda kemauan kita untuk hidup sejahtera.

Pada masa Pra-Paska ini, marilah kita berusaha mengarahkan pikiran, hati dan hidup kita kepada Allah, agar Terang Ilahi melalui Sabda yang kita dengarkan, melalui perayaan sakramen-sakramen, melalui doa dan tapa, nyata dalam hidup kita. Semoga dengan demikian iman-kepercayaan kita makin mendalam, dan kita makin mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Allah demi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat Allah.

Selamat menjalankan pantang dan puasa.

Merauke, 7 Februari 2012
Teriring berkat dari Uskupmu


Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC

Komentar

Postingan Populer