MENGAWALI TAHUN BARU III (HABIS)

PEMBACA SETIA BLOG INI....

SYALOOM...

Telah sekian waktu saya tidak mengunjungi anda, melalui tulisan saya di blog ini. Pada hari ini, 14 Februari 2012, hari peringatan / hari syukuran oleh masyarakat luas yang mulai digemari dan dipromosikan sebagai hari Valentin atau hari Kasih Sayang, saya menyapa anda. Harapan saya, anda semua makin mengalami kesegaran jiwa dan bersemangat dalam pelayanan, setelah membaca tulisan / ungkapan pengalaman saya dalam blog ini......

MENGUNJUNGI BRUDER VICTOR GB

Bruder Victor GB adalah seorang novis pada tahun kedua pada Tarekat Gembala Baik. Saat ini dia sedang menjalani hidup di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Panti Asuhan yang dikelola oleh Bapak Simon di Bantul. Ia berasal dari Merauke dan sedang menjalani pembinaan novisiat bersama dengan para novis bruder Congregatio Sto Aloysius - Yogyakarta. Melalui kebersamaan,hidup komunitas, dan Pembinaan Gabungan dengan para novis dari aneka kongregasi yang ada di Yogya, moga-moga dia mendapatkan "pengayaan" sebagai bekal dalam kehidupan membiara.


Selain "Pembinaan Gabungan", dia juga mendapatkan pendampingan khusus dari para suster Gembala Baik (RGS) di Bantul. Para suster RGS dengan sukacita membina Br Victor bersama dengan novis mereka. Mengapa demikian ? Karena spiritualitas Tarekat Suster RGS dan Tarekat Bruder Gembala Baik (GB) itu sama. Konstitusi kedua tarekat itu mirip. Konstitusi Bruder GB pada dasarnya bersumber dari konstitusi suster RGS. Tarekat Suster RGS lahir hampir 2 abad lalu di Belanda, sedangkan Tarekat bruder GB lahir di Merauke 5 tahun yang lalu. Pendirinya adalah Mgr Niko msc.

Pada bulan Juni / Juli tahun ini, Br Victor akan mengikrarkan kaul pertama dalam Tarekat GB. Untuk itulah pembekalan pada bulan-bulan terakhir amat perlu dan komunikasi yang makin intensif juga perlu diusahakan. Kunjungan Mgar Niko sebagai pendiri dan bapa bagi Br Victor mengisyaratkan dukungan, pembinaan dan peneguhan bagi panggilan yang telah dirintisnya sejak 6 tahun yang silam.

Br Victor yang sedang menjalani masa pembinaan itu, tetap bersemangat makin berkembang dalam pengetahuan dan pelayanan, serta makin memahami arti mengikuti Yesus, sambil berusaha untuk "mengosongkan diri". Pengosongan diri ini akan mempermudah dirinya untuk "melayani daripada dilayani". Hal ini juga penting untuk bersikap pasrah dan membaharui diri terus-menerus bagi kebahagiaan dan keselamtan sesama.


BERZIARAH KE SENDANG SONO

Dalam perjalanan dari Bantul ke Mertoyudan, kami melewati jalan lain. Romo Saptana menawari saya untuk ke Sendang Sono. Dengan senang hati saya menerima tawaran itu. Kami melewati Boro, dan kemudian menyusuri jalan yang sempit-sempit menuju ke arah Sendang Sono. Di pinggir jalan, ada banyak sekali pohon rambutan dan durian yang sarat dengan buah. Ketika itu, di daerah Boro dan sekitarnya memang sedang panen buah-buahan. Buahnya banyak sekali dasn amat subur akibat siraman abu gunung Merapi beberapa waktu yang lalu.

Ketika tiba di Sendang Sono, saya duduk di bawah pohon sono, persis di depan gua Maria. Di tempat itu, tahun 1976 saya berdoa mohon panggilan untuk menjadi imam melalui Bunda Maria. Doa itu dikabulkan, ketika pada tanggal 1 Februari 1989 saya ditahbiskan menjadi imam di Purwokerto. Beberapa tahun kemudian, sebagai imam pun saya pernah berziarah ke sana, untuk mengucapkan terima kasih sambil mengenang kembali peristiwa “memohon rahmat / panggilan”. Dan sebagai uskup, saya datang kembali untuk mengucap syukur kepada Tuhan melalui Maria, atas rahmat besar yang Tuhan percayakan kepada saya.

PROMOSI PANGGILAN DI SEMINARI MERTOYUDAN

Perjalanan hari itu, tanggal 10 Januari 2012 berakhir di Seminari Mertoyudan. Saya bermalam di alma mater. Tahun 1976 – 1980 saya adalah salah satu siswa seminari ini. Tujuan saya kali ini adalah mengadakan aksi / promosi panggilan. Di hadapan 250 an anak-anak seminari, saya memperkenalkan Keuskupan Agung Merauke, perkembangan dan situasi masyarakat serta kebutuhan umat beriman agar makin mantap dalam berperan serta dalam kemajuan jaman. Hadir juga pada kesempatan itu, mantan guru saya: Rm Madya Susanta SJ.


Promosi panggilan untuk Merauke merupakan usaha untuk menanamkan benih simpati dan keberanian untuk mengabdi Tuhan sebagai imam di tanah Papua. Pada umumnya suasana dan perkembangan Gereja di Papua, dan di Merauke pada khususnya tidak dikenal. Karena itu, memberikan informasi yang memadai dan menjadi kontak person agar ketika ada yang berminat ke Merauke, mereka tahu kepada siapa mereka berkomunikasi. Promosi ini juga bermaksud membangun / membangkitkan rasa solidaritas, bahwa Gereja Katolik di Tanah Papua juga merupakan bagian utuh dari Gereja Katolik Indonesia. Kebutuhan tenaga imam, biarawan-biarawati bukan hanya terjadi di Indonesia Barat, tetapi juga di Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur.

Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk makin memperluas wawasan dan persaudaraan antar daerah / antar keuskupan sehingga para pembina ketika bertemu dengan para pejabat daerah, para dosen, para politisi dapat memperkenalkan kepada mereka situasi riil dan kebutuhan mendesak kepada rekan-rekan mereka. Jaringan yang makinluas dan terbuka ini memungkinkan rahmat Allah menyebar dan menjaring banyak orang untuk turut berpartisipasi untuk membangun umat Allah di tanah Papua.


BERZIARAH KE GUA MARIA KEREP

Dalam perjalanan pulang ke Semarang, saya dan Rm Saptana singgah di Gua Maria Kerep. Mengapa saya singgah di sana ? Selain berziarah, saya ingin memberikan oleh-oleh “air kudus dari tempat ziarah” untuk ibu saya di Semarang. Ketika di Sendang Sono, saya lupa mengambil air itu, sehingga di gua kerep niat untuk membawa oleh-oleh air kudus itu saya wujudkan. Maklum ibu saya sudah tua, dan sudah tidak berani lagi pergi ke tempat yang jauh-jauh. Air kudus itu saya ambil dan saya bawa ke Semarang di dalam sebuah jirigen kecil, dan kemudian saya serahkan kepada ibunda. Dia menerimanya dengan gembira.

Gua Kerep letaknya di dekat Ambarawa. Masyarakat di sana dapat dengan mudah menunjukkan kepada para peziarah yang belum pernah ke sana, di mana letak gua itu. Kompleksnya begitu luas dan datar, dan mudah dijangkau. Para orangtua yang akan ke sana, tidak perlu repot, karena berjalan kaki dari tempat parkir amatlah dekat. Di sana ada beberapa tempat untuk berdoa rosario, doa adorasi, dan doa jalan salib. Di sekitar kompleks itu, para peziarah dapat dengan mudah membeli benda-benda rohani, dan mengambil air dari gua.

Di sebelah timur kompleks itu, ada sebuah taman yang besar dan indah. Taman itu ditata bagikan taman di tanah Galilea, dan di sana kita dapat menemukan “kubur Yesus yang sudah kosong”. Ada juga 1 tempat yang diberi batu bertuliskan 5 ROTI 2 IKAN , untuk menghadirkan kenangan akan mukjizat perbanyakan roti. Dan di sebelahnya, adalah tulisan SUNGAI YORDAN. Keduanya hendak mengajak peziarah untuk “masuk suasana hidup dan pelayanan Yesus di tanah air Tuhan kita itu”.

Ketika berziarah memang mata kita melihat sesuatu, tetapi batin dan iman kita berkontak dengan Pribadi yang jauh melebihi yang kelihatan itu, dan Pribadi itu telah memberikan andil dalam keselamatan banyak orang, atas nama Tuhan Yesus. Tuhan Yesus itu adalah Anak Tunggal Bapa yang diutus ke dunia, agar manusia tahu bahwa dirinya dicintai dan dipanggil untuk hidup bahagia di dunia ini dan di surga.

Komentar

Postingan Populer