RENUNGAN HARIAN
TGL 14 AGUST 22
Dalam Wahyu (11: 19a.12:
1.3-6a.10ab) dikisahkan: "Aku, Yohanes melihat, Bait Suci Allah yang
di sorga, terbuka dan kelihatanlah tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu.
Lalu, tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan
penderitaannya ketika hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan.
Kemudian, tampaklah suatu tanda yang
lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala
tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan
ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke
atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu,
untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkanNya.
Lalu, perempuan itu melahirkan
seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada
besi. Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhtaNya. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu
tempat baginya oleh Allah.
Dan aku mendengar suara yang nyaring
di sorga: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan
Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena para pendakwa yang
siang dan malam mendakwa sdr2 kita di hadapan Allah kita, telah
dilemparkan ke bawah.
Lukas dalam injilnya (1: 39-56)
mewartakan: "Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan
ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet.
Dan ketika Elisabet mendengar salam
Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh
Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara
semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sesungguhnya, ketika salammu sampai
kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan
berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari
Tuhan, akan terlaksana."
Lalu kata Maria: "Jiwaku
memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia
telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang
segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus. RahmatNya turun temurun atas orang
yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya dan
mencerai beraikan orang-orang yang congkak hatinya.
Ia menurunkan orang-orang yang
berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan
segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi
dengan tangan hampa. Ia menolong Israel, hambaNya, karena Ia mengingat
rahmatNya, seperti yang dijanjikanNya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham
dan keturunannya untuk selama-lamanya." Maria tinggal kira-kira tiga bulan
lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Dikisahkan Yohanes: "Aku
melihat suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya".
Perempuan itu begitu istimewa dan
mulia: berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan bermahkota
dua belas bintang. Siapakah yg sanggup mendandani dia ? Tidak ada seorang
pun. Hanya Allah yg mampu. Dia didandani karena menjadi ibu dari Anak Allah yg
mulia.
Hendaknya kita yakin bahwa siapa saja
yg "menjadi ibu (= pemelihara / pembela kehidupan / pencipta suasana yg
menghidupkan" dia pasti didandani Allah" ( = banyak mendapat berkat
dari Allah).
2. Lukas mewartakan:
"Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu
pulang kembali ke rumahnya".
Perempuan yg dirahmati Allah itu,
ternyata bukan tipe org yg menuntut utk dilayani dan main perintah. Dia tetap
perempuan yg rendah hati, siap menemani dan membantu sesamanya. Dia mau capek
dan korban diri. Kerja kasar dgn melayani sbg pembantu
rumah tangga, atau kerja yg dianggap hina, ternyata tidak merendahkan martabat
manusia. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar