RENUNGAN HARIAN
27 Juni 2022
Dalam Amsal 2:6-10.13-16 dikisahkan: "Karena Tuhan yang memberikan
hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Dia menyediakan
pertolongan bagi orang yang jujur. Ia menjadi perisai bagi orang yang tidak
bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan
orang-orang-Nya yang setia.
Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran,
bahkan setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu
dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu.. Dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang
gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu
muslihat yang jahat, yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;
supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang
licin perkataannya.
Matius dalam injilnya (8:18-22) mewartakan: "Ketika Yesus melihat
orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah
seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke
mana saja Engkau pergi.”
Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai
sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya.” Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan,
izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Yesus berkata kepadanya:
“Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Dikisahkan bahwa Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya
datang pengetahuan dan kepandaian. Ia.menolong orang yang jujur, menjadi
perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan,
dan memelihara jalan orang-orangNya yang setia.
Marilah kita mohon hikmat itu agar kita mempunyai pengetahuan yg
cukup dan dpt berlaku kudus di hadapan Tuhan dan sesama.
2. Dalam pengajarannya Yesus menegaskan Yesus berkata kepadanya:
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia
tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya."
"Betapa miskinnya" para utusan Allah itu. Mrk tidak
punya apa-apa, dan sangat bergantung pada kebaikan org lain.
"Ketidakpunyaan itu menyangkut sikap / keputusan" utk tidak melekat
pada harta benda, tetapi mengantur dan menggunakannya dg tepat dan adil.
Org itu bukan pemboros dan bukan pula pelit kpd sesama yg butuh dibantu, tetapi
bijaksana dan murah hati. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar