TANPA CUCI TANGAN
RENUNGAN HARIAN
TGL 9 FEBR 2021
Lalu Allah memberkati semuanya itu, firmanNya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air di dalam laut, dan hendaklah burung-2 di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-2 di laut dan burung-2 di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Markus dlm injilnya (Mrk 7: 1-13) mewartakan : Pada waktu itu serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid Yesus, makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Orang-2 Farisi seperti orang-2 Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu mrk bertanya kpd Yesus: "Mengapa murid-muridMu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
JawabNya: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Percuma mrk beribadah kepadaKu, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Yesus berkata pula: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! Dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban. Maka kamu tidak mewajibkan dia lagi utk berbuat sesuatupun bagi bapanya atau ibunya.
Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Sebelum menciptakan manusia, Allah menyiapkan dan menyempurnakan segala sesuatunya lebih dahulu. Manusia menerima dunia dan semua kekayaan yg ada di dalamnya secara penuh dan gratis. Marilah kita meneladan Allah, dengan cara menyiapkan anak cucu kita / pengganti kita. Kita memberikan bekal pendidikan, ketrampilan, aset, pengalaman iman, nilai-nilai keutamaan dan kebijaksanaan dll sehingga akan terjadi bahwa semuanya "baik adanya". Dan semoga tindakan itu membawa kebahagiaan bagi semua pihak.
2. Yesus sbg Guru Agung menunjukkan kewibawaanNya dalam mengajar bhw kasih kpd Allah dan sesama manusia itu jauh lebih penting daripada hormat kpd adat istiadat nenek moyang. Selama 30 tahun Dia tinggal di kampung Nazareth, dan belajar banyak hal tentang kehidupan dan adat-istiadat dari masyarakat-Nya. Di sisi lain, Dia memahami bhw murid-muridNya makan tanpa mencuci tangan lebih dulu. Mungkin sekali bahwa pada waktu itu tidak ada air, karena mrk dlm perjalanan.
Semoga dlm menerapkan hukum / aturan adat, kita tetap mengalaskan semuanya pd hukum kasih, dan ada bela rasa / empati kpd mrk yg sedang dlm situasi sulit / darurat. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar