RENUNGAN HARIAN
TGL 2 FEBRUARI 21
Hari ini kita mperingati Yesus
dipersembahkan di Kenisah. Yusuf dan Maria dg tulus mpersembahkan korban karena
anak laki2 sulung harus dikuduskan. Mrk mberikan teladan ttg ketaatan kpd Hukum
Tuhan dan hukum sipil.
Dua org kudus ( Simeon dan Hana)
mengenali Mesias karena dorongan Roh Kudus. Semoga kita pun di gereja mengenali
Dia dlm Ekaristi, berkat dorongan Roh Kudus.
Dalam Maleakhi 3: 1-4 Allah
bersabda : "Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di
hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke
baitNya!
Malaikat Perjanjian yang kamu
kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tahan akan hari
kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan
diri?
Ia seperti api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan
dan mentahirkan perak. Ia mentahirkan orang Lewi, supaya mereka menjadi
orang-2 yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem
akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti
tahun-tahun yang sudah-sudah.
Lukas dalam injilnya (Luk 2: 22-40)
mewartakan: Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, Yusuf dan
Maria membawa Kanak-kanak Yesus, ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada
Tuhan. Ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus
dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut hukum
Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Di Yerusalem ada seorang bernama
Simeon, seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan bahwa ia tidak akan
mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait
Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Anak itu, dibawa masuk oleh
orang tuaNya, ia menyambut Anak itu dan menatangNya sambil memuji Allah:
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatanMu, yang telah
Engkau sediakan di hadapan segala bangsa.
Bapa serta ibuNya amat heran akan
segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan
berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi
suatu tanda yang menimbulkan perbantahan — dan suatu pedang akan menembus
jiwamu sendiri —,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
Di situ ada pula Hana, seorang nabi
perempuan, dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Ia tidak
pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan
berdoa.
Ketika itu juga datanglah ia ke
kenisah dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada
semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Setelah selesai semua yang harus
dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Yusuf dan Maria ke kota kediamannya,
yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh
hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Yusuf dan Maria
mempersembahkan korban sesuai dg hukum Tuhan. Mrk taat dan melakukannya
setiap tahun. Ketaatan (= kesediaan mendengarkan dan memperhatikan dg sungguh2)
merupakan kekuatan dan keunggulan pasangan ini. Maka, ketaatan adalah salah
satu langlah utama utk mdapatkan / mengalami ketenangan dan kebahagiaan. Org yg
tidak bisa taat adalah org2 yg tidak bisa hidup teratur, mudah berubah
pendirian dan tidak setia.
2. Tuhan bersabda :"Aku menyuruh
utusanKu utk mempersiapkan jalan di hadapanKu". Yg diminta
bukan mencari harta, atau popularitas, tetapi MENYIAPKAN JALAN. Tuhan hendak
lewat dan menjumpai umatNya. Jalan itu letaknya di hadapan Dia. Maka, org2 yg
mbuat jalan lain (= ikut maunya sendiri) sebetulnya melawan kehendak dan
rencana Allah.
3. Simeon dan Hanna ketika usianya
sudah tua betul2 (= bijaksana, setia, kuat imannya) dan setelah digembleng
puluhan tahun, barulah diperkenankan melihat Mesias. Maka, kita bila
belum mdapatkan yg kita inginkan, tidak perlu putus asa. Amin. (Mgr Nico Adi
MSC).
Komentar