MEMULIHKAN MARTABAT
RENUNGAN HARIAN
Tgl 14 Februari 2021
Selama kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis. Dia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
Pauus dalam suratnya (1Kor 10: 31-
11:1) menegaskan: "Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang
Yunani, maupun Jemaat Allah.
Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Markus dalam injilnya (Mrk 1: 40-45)
mewartakan: Pada waktu itu seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil
berlutut di hadapanNya ia memohon: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat
mentahirkan aku."
Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-2, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepadaNya dari segala penjuru.
Hikmah yg dpt kita petik:
1. Pada jaman itu, org yg sakit kusta dianggap sbg org berdosa yg dihukum Allah, shg harus dikucilkan. Betapa berat penderitaan mereka karena mrk dipandang sbg makhluk yg hilang martabatnya dan hak2 sosialnya. Tidak jelas smp kapan mrk dihina dan direndahkan. Mrk adalah simbol dari org2 yg tidak berdaya. Sakit / penyakit yg berkepanjangan membuat org betul2 memderita, minder, tidak berdaya dan putus asa. Marilah kita bersimpati kpd mrk bila mungkin dg mengunjungi mrk, mendoakan, atau mbantu biaya pengobatan, dan menghargai org2 yg bersedia merawat mrk.
2. Yesus menyembuhkan org yg sakit kusta. Allah yg penuh belas kasih "memulihkan martabat manusia yg dipandang hina dan disingkirkan itu". Sembuh dr sakit berarti "pemulihan / kembali ke status sosial dan dari rasa minder - putus asa. Marilah kita mengucap terima kasih kpd dokter, perawat dan mrk yg telah menolong kesembuhan kita". Mrk adalah tanda nyata kehadiran Allah di tengah-tengah kita. Patutlah kita bersyukur kpd Allah, Sang Sumber Kehidupan yg telah menyembuhkan kita.
3. Telah dinasehatkan oleh rasul Paulus: bila engkau melakukan sesuatu, lalukanlah itu demi kemuliaan Allah". Atas dasar itu, hendaknya kita tidak ragu-ragu dan percaya bhw apa yg baik dan kita lakukan itu, sering mendorong orang lain utk memuliakan Allah. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).
Komentar