KRISMA
PEMBACA YANG BUDIMAN
Dalam
kurun waktu 2 bulan, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penerimaan
krisma di paroki Muting, Kepi, Aboge, Kuper, Buti dan Kampung Baru. Jumlah mereka lebih dari 400 orang. Krisma adalah sakramen keempat, yang pada umumnya diterima oleh
mereka yang berumur 17 tahun. Sakramen ini disebut sebagai sakramen
kepenuhan inisiasi.
Sakramen
inisiasi adalah 4 sakramen awal yang diterima oleh setiap orang
katolik: sakramen permandian, pertobatan, ekaristi dan krisma. Krisma
adalah sakramen “penutup” dari seluruh rangkaian, sehingga
disebut sakramen kepenuhan dari tahap inisiasi itu. Terlebih lagi,
dengan menerima krisma, sang penerima direstui dan diteguhkan
“seluruh karunia yang telah diterimanya” dan dinyatakan telah
dewasa dalam iman, oleh pejabat gereja. Dengan demikian, mereka ini
secara resmi diutus / diberi tanggung jawab untuk memberikan
kesaksian iman akan Kristus dan Gereja-Nya.
Ketika
menerima 3 sakramen pertama: permandian, pertobatan dan ekaristi,
mereka “dihantar masuk untuk lebih mengenal dan mengalami Kristus,
kasih-Nya dan umat-Nya. Di dalam persekutuan itu, mereka diperkaya /
dibekali agar makin tumbuh dalam iman, harapan dan cinta kasih,
bersama dengan saudara-saudari seiman. Dan dengan menerima krisma,
mereka menerima anugerah-anugerah yang mereka butuhkan, agar makin
mantap dan setia dalam melaksanakan perutusan sebagai saksi Kristus.
Mereka
sebagai kaum awam muda, diutus untuk menjadi orang baik, jujur,
setia, rendah hati, rela berkorban, melayani, dan tentu membela /
berbicara tentang kebenaran.Adanya
penerimaan krisma di beberapa paroki menunjukkan bahwa minat, dan
kesadaran kaum muda akan kesatuan dengan Allah, dan kerinduan untuk
mengalami kasih setia-Nya ketika berada di tengah-tengah dunia yang
makin berubah ini, tetap tumbuh. Kesetiaan mereka untuk mengikuti
pembinaan, kesiapan mereka untuk mempelajari kembali kekayaan iman
yang tertulis dalam Kitab Suci, dalam buku-buku pelajaran agama, dan
praktek hidup sehari-hari tetap mereka perhatikan.
Pembinaan
itu merupakan modal dan kekuatan untuk menjadi garam dan terang di
tengah-tengah masyarakat, bukan pertama-tama untuk berkata-kata
(mengajar) tetapi terlebih dengan berprilaku yang baik, dan membawa
damai bagi masyarakat. Banyaknya penerima krisma menjadi tanda bahwa
kaum muda tetap memperhatikan hidup rohani. Allah tetap menjadi
sumber dan kekuatan hidup, dan perjuangan untuk meraih masa depan
yang gemilang.
Komentar