MUSYARAWAH PASTORAL KAME 2013


MUSYAWARAH PASTORAL (MUSPAS) KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE TELAH (KAME) BERLANGSUNG DARI TANGGAL 13 – 19 OKTOBER 2013 YANG LALU.  SETAHUN SEKALI KEGIATAN INI DILAKSANAKAN DENGAN MELIBATKAN SELURUH PASDTOR YANG BERTUGAS DI KAME, DAN PETUGAS GEREJA, WAKIL-WAKIL UMAT DAN PIMPINAN TAREKAT / PIMPINAN KOMUNITAS. USKUP SEBAGAI PENANGGUNG  JAWAB UTAMA, MEMBERIKAN KATA SAMBUTAN SEKALIGUS PENGARAHAN AGAR ISI DAN JALANNYA MUSPAS MENCERMINKAN KEHIDUPAN DAN MEREFLEKSIKAN SELURUH KEGITAN DALAM CAHAYA IMAN KEPADA KRISTUS, AGAR DAPAT DIRUMUSKAN STRATEGI DAN PROGRAM BAGI PELAYANAN UMAT ALLAH. MUSPAS ADALAH KARYA ALLAH BAGI UMAT-NYA.  MARI KITA SIMAK ISINYA:


SAMBUTAN MUSPAS 2013

Pada kesempatan yang berbahagia dan penuh rahmat ini, pertama-tama saya mengucapkan selamat datang pada kegiatan musyawarah pastoral Keuskupan Agung Merauke tahun 2013 ini, kepada:

Bapa Bupati

Para Kepala Dinas dan Kepala-kepala Instansi

Para Undangan yang saya hormati

para petugas gereja, para suster, dan para pastor,

para utusan tarekat-tarekat, dan hadirin sekalian.
 

Berkat Tuhan

Pada tahun 2013 ini, ada banyak peristiwa yang kita alami di seluruh wilayah Keuskupan kita, yang meliputi 3 kabupaten kita tercinta ini. Saya hanya menyebut beberapa: Secara keagamaan kita merayakan 158 tahun Injil masuk ke Papua, 108 tahun Gereja Katolik di Selatan Papua. Kita juga ingat bahwa pada bulan Juni 2013 yang lalu, Merauke merebut 5 emas dan 4 perak dalam kegiatan Pesparawi di Wamena. Di bagian pemerintahan, Merauke juga menjadi tuan rumah ketika diadakan Pertemuan Para Bupati se Provinsi Papua pada bulan Juni 2013. Pada bulan April 2013  petani Merauke panen padi sekitar 3,8 ton gabah kering di Wasur. 

Pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan 3 Kabupaten ini, telah berusaha keras untuk meningkatkan infrastruktur dengan membuka jalan baru, perbaikan jalan, pembangunan jembatan, menambah jumlah menara telkomsel di banyak wilayah sehingga komunikasi jaringan telpon makin memadai.  Dalam peningkatan mutu SDM, pemerintah dan banyak instansi mengadakan kursus-kursus, pelatihan dan lokakarya agar makin memadai ketrampilan dan keahlian mereka dalam membangun daerah ini. Di depan Sidang Paripurna DPRD tanggal 19 September 2013, Pemerintah Daerah merencanakan  memberikan beasiswa untuk studi Matematika dan Fisika di German, dan mengikuti kursus ketrampilan di Jepang. Semua yang kita alami ini, merupakan berkat dan karunia Tuhan bagi seluruh masyarakat dan bagi kita juga sebagai umat katolik.

Pengembangan SDM

Di Kota Merauke pula selama 3 tahun berturut-turut, Muspas kita yang mengambil tema besar : “PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN MANUSIA YANG BERMARTABAT MENUJU KESEJATIAN ANAK-ANAK ALLAH”, memfokuskan diri pada 4 pilar yang telah kita kenal dan kita gali bersama: 1) Pemberdayaan masyarakat Marginal, 2) Pengembangan Umat beriman dalam Budaya Majemuk, dan Hubungan antar Agama dan Kepercayaan,  3) Pendidikan Publik dan Pengembangan Kebijakan yang Melindungi Hak-hak dasar dan Kemanusiaan, 4) Penguatan Organisasi Kelembagaan dan Penunjang Pelayanan Pastoral.   

Berdasarkan keempat pilar tersebut, kita melangkah bersama, dengan:

1.      Membuat program kegiatan per tahun selama 3 tahun berturut-turut

2.      Melihat dan mengkaji dan memberikan laporan tentang kegiatan yang telah kita laksanakan

3.      Memfokuskan diri dan mengembangkan program dan kegiatan yang telah kita sepakati bersama.

Semua program dan kegiatan itu kita laksanakan demi pengembangan umat Allah Keuskupan Agung Merauke dan kemajuan masyarakat dan bangsa kita.

Dengan dijiwai oleh semangat Muspas 2012, di lingkup keuskupan, kevikepan, dekanat, tarekat-tarekat dan umat di lingkungan, telah kita alami sepanjang tahun 2013 ini, bahwa kegiatan kerohanian tetap mendapatkan perhatian. Kegiatan katekese dalam rangka pembinaan iman umat, pada saat penerimaan sakramen baptis, sambut baru, krisma dan pernikahan tetap dilaksanakan. Kegiatan di bidang kesehatan, pendidikan dan keadilan-perdamaian, pelatihan di bidang Liturgi, Kitab Suci dan Katekese umat oleh komisi-komisi telah berjalan dengan baik, meski di sana-sini ada kekurangan dan keterbatasan.  Yang masih perlu ditingkatkan lagi adalah pengembangan sosial ekonomi, budaya dan politik.  Memang sudah ada kegiatan PSE bagi para petani di Sirapu sejak tahun 2008 ( P. Andy Fanumby ) dan di Nasem sejak Maret 2013 ( P. Ansel SVD )

Untuk memacu pelayanan ini, Staf Komisi-komisi Keuskupan yang kosong telah mulai terisi. Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik, telah menambah 2 tenaga di Badan Pengurus. Para suster dari Tarekat FSE (Fransiskanes Santa Elisabeth) Medan telah hadir  di Muting, dan para Suster Alma di Mindiptana. Keuskupan menyambut dengan gembira bahwa Para Suster PRR telah ambil bagian di bidang pendidikan di SD Asiki, para MSC di tingkat SMA di Tanah Merah dan pengelolaan asrama putra di Mindiptana. Juga para suster Tarekat Penyelenggara Ilahi di Kepi telah memperpanjang kehadiran mereka, karena kasih dan kepeduliaan mereka kepada putra-putri di tanah ini, khususnya di Kevikepan Mappi.

Kita patut bersyukur bahwa sekolah-sekolah kita di Merauke, telah banyak yang berakreditasi A. SD dan SMP YPPK Kimaam makin banyak muridnya, dan mantap mutunya karena guru-gurunya makin lengkap dan proses belajar mengajar berlangsung lebih teratur.  Pada bulan September 2013, telah dilaksanakan pergantian Kepala Sekolah di 2 SD di Tanah Merah, dengan harapan bahwa kerukunan dan kekompakan para guru dan mutu pendidikan dasar di kedua sekolah itu akan meningkat pada tahun-tahun mendatang.  Ada banyak anak yang mendapat bantuan studi (beasiswa) dari Keuskupan, PJNS dan donatur lainnya, baik di tingkat SD, SMP, SMA maupun di tingkat Perguruan Tinggi.  Di tingkat SD – SMP, ada 600 anak dan di tingkat Perguruan Tinggi:  65 orang.

Pemerintah Daerah (pemda) dari 3 kabupaten dan banyak instansi lain juga telah memberikan andil besar, untuk pelayanan dan pengembangan umat Allah. Dengan bantuan dana dari Pemda di 3 kabupaten ini dan para donatur, ada banyak gedung gereja yang dibangun dan direhab. Sekolah-sekolah, asrama-asrama dan panti-panti asuhan,  juga kegiatan kategorial dan muspas,  mendapat bantuan. Ada banyak kemudahan dan perhatian dari Pemerintah yang telah kita semua alami. Atas, perhatian, kerja sama dan bantuan dana yang telah diberikan Pemda kepada keuskupan, paroki-paroki, sekolah-sekolah, panti-panti asuhan dan asrama-asrama, pantaslah kita ucapkan banyak terima kasih.  Saya berharap bahwa relasi, komunikasi, dukungan dan kerja sama yang baik ini, akan dapat ditingkatkan pada masa-masa mendatang.

Pemekaran dan rencana pemekaran wilayah administratif

Pemekaran wilayah adminstratif dari Kabupaten Merauke sebagai Kabupaten Induk menjadi 4 Kabupaten, telah memberikan dampak yang besar sekali bagi percepatan pembangunan di wilayah selatan Papua.  Selain pembangunan fisik dan infra-struktur, kehadiran para pencari kerja baik di pemerintahan maupun di sektor swasta dapat kita lihat di mana-mana.  Alat-alat transportasi yang makin banyak, arus barang dan jasa yang makin lancar, hadirnya kios-kios dan pasar telah mempermudah masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari. 

Rencana pemerkaran wilayah ini menjadi Provinsi Papua Selatan, lahirnya Kota Madya Merauke, dan kabupaten-kabupaten baru, telah mempercepat perubahan kehidupan di kota, di desa-desa dan di kampung-kampung. Wajah kota Merauke, pusat kabupaten, pusat kecamatan dan kampung-kampung sudah banyak berubah. Jumlah penduduk makin bertambah dan makin majemuk. Proses sosialisasi, tukar informasi dan ketrampilan,  proses jual beli, nilai uang, perdagangan makin meluas dan telah mencapai kampung-kampung yang terpencil. Terlebih lagi, dengan berfungsinya menara telkomsel, masyarakat di banyak kampung telah menjadi masyarakat yang terbuka bagi dunia dan dipengaruhi oleh perkembangan dunia yang lebih luas dan cepat. Untuk mengantisipasi semuanya itu, kerja keras untuk mempersiapkan SDM yang beriman, berkualitas dan siap bekerja merupakan sebuah keharusan.

Investor

Masyarakat dan umat di seluruh wilayah selatan Papua mendukung pembangunan dan tidak anti kemajuan dan modernisasi.  Saya pribadi mengakui bahwa masuknya para investor memang telah mempercepat pembangunan infrastruktur, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah. Di sisi lain, Investor juga harus memenuhi amanah konstitusi negara ini. Pembangunan yang adil dan merata, kehidupan, kedamaian dan ketenteraman batin masyarakat lokal yang memiliki tanah juga harus tetap diperhitungkan. Bahkan menurut penjelasan undang-undang UUD 45 pasal 33 ayat 3, yang telah ditetapkan oleh MK no. 27 tahun 2007, masyarakat pemilik tanah (tanah ulayat) di tempat itu harus mendapat prioritas dalam perkembangan dan kesejahteraan mereka secara terus menerus.

Menurut Peraturan Gubernur Papua no: 64 tahun 2012, kompensasi kayu non Merbau ( bukan kayu besi ) Rp. 12.500, kayu bakau Rp. 3.500, dan kayu bulat kecil Rp. 2.500,-.  Padahal harga kayu bus kotor di pasaran sudah mencapai Rp. 2 juta, kayu meranti dan kayu dayung Rp. 3 juta. Kayu bakar 1 ikat Rp 25.000 / rp. 30.000 di Gudang Arang dan Kelapa Lima. Kompensasi 1 pohon sagu yang produktif Rp. 15.000, padahal pohon itu bisa menghasilkan 400 kg tepung sagu yang harganya bisa mencapai Rp. 2 juta. Ini berarti bahwa para penyusun dan pengambil keputusan ini, mungkin tidak tahu atau tidak mau mau tahu tentang harga kayu yang berlaku di tengah masyarakat luas. Semua contoh ini merupakan bukti bahwa masih ada banyak hal lain lagi yang harus tetap dibenahi oleh Pemda dan instansi-instansi terkait agar masyarakat dan investor melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak-hak mereka secara adil.  Keuskupan tetap mendorong dan mendukung diadakannya dialog yang terbuka dan adil, bagi semua pihak yang terkait dengan investasi.      

Melalui pelbagai cara, keuskupan telah berusaha mengadakan kegiatan penyadaran, penyuluhan, pelatihan kepada masyarakat dari pelbagai kampung tentang kehidupan, hak-hak azasi manusia,  hak ulayat, dan lingkungan hidup. Juga dilaksanakan  pemetaan tanah ulayat masyarakat Yei di Bupul sampai Muting. Telah disebarluaskan informasi tentang situasi masyarakat, investasi dan dampaknya, serta situasi masyarakat sebelum dan sesudah masuknya investor melalui buletin  “ SORAK”.   Melalui SKP, pastor paroki, Vikep, Vikjen dan uskup, keuskupan telah hadir dan mendampingi masyarakat ketika ada pertemuan dengan para investor.  Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat karena posisi dan kekuatan tawar menawar tentang kehidupan dan hak hidup antara masyarakat lokal dengan investor sungguh-sungguh tidak seimbang.  Keuskupan tetap akan menyuarakan “suara dari mereka yang tidak berani / tidak bisa bersuara”. 

Menjadi saksi Kristus

Paus Benediktus XVI telah menetapkan tahun 2013, sebagai tahun iman untuk memperingati 50 tahun Konsili Vatikan II, dan 20 tahun peluncuran buku Katekismus Gereja Katolik. Tahun iman merupakan ajakan bagi umat beriman dan para gembalanya untuk membaharui diri dan membuka pintu rahmat bagi semua orang.  Dalam cahaya Tahun Iman, dan semangat Muspas 2013, kita akan memasuki tahun 2014 yang merupakan tahun penting bagi bangsa dan negara. Kita akan memilih wakil-wakil kita di DPRD, DPRD I dan DPR RI. Di tempat masing-masing, kita semua dapat turut ambil bagian dalam menyiapkan para caloo n dengan memberikan informasi yang benar dan baik, memberikan dukungan moril dan mental, serta mendorong mereka agar makin beriman dan siap untuk menjadi saksi Kristus. 

Perjalanan dan pengembangan umat Allah Keuskupan Agung Merauke, terjadi bukan hanya dilaksanakan oleh tenaga-tenaga keuskupan sendiri, tetapi juga berkat bantuan Pemerintah derah dan banyak instansi yang telah turut ambil bagian dalam banyak program kerja di wilayah ini. Untuk itu, saya pada kesempatan yang istimewa ini, mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moril, kerja sama dan bantuan dana yang telah kami terima selama tahun 2013 ini. Dengan harapan bahwa apa yang telah terlaksana dengan baik ini, akan dilanjutkan pada masa-masa mendatang.

Tema muspas kita pada tahun 2013 ini adalah : PEMBAHARUAN HIDUP (PERSEKUTUAN) UMAT ALLAH YANG SALING PERCAYA, TERBUKA, MENGHARGAI, KERJA SAMA DAN RELA BERKORBAN ATAS DASAR CINTA KASIH”.   Dengan mengambil tema ini, namun tetap dalam visi Keuskupan Agung Merauke, yang unsur-unsurnya adalah Persekutuan Umat Beriman, dalam Gereja Katolik yang berakar pada Budaya Lokal, yang membaharui diri dan memberdayakan diri menuju kemandirian dalam kerja sama dengan Instansi-instansi lain yang berkehendak baik”, kita mengadakan evaluasi program dan kegiatan selama setahun ini, menyinarinya dalam cahaya Sabda dan iman akan Allah yang mencintai kita, agar menemukan kehendak-Nya yang akan kita laksanakan pada tahun 2014 mendatang.

Akhirnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bupati Merauke, yang telah menetapkan Merauke sebagai Gerbang Hati Kudus Yesus, melalui Perda no. 1 tahun 2011. Selamat bermusyarah pastoral, dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan, dengan saling memberi dan mencerahkan, juga saling memaafkan sehingga dapat ditemukan jalan keluar yang makin memajukan dan membahagiakan bagi banyak orang.  

                                                                    Merauke, 13 Oktober 2013  

                                                                 Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC

                                                                       Uskup Agung Merauke 

Komentar

Postingan Populer