JANGAN TAKUT
PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
Salam persaudaraan, dan selamat berjumpa lagi. Cukup lama
saya tidak mengujungi anda. Kali ini, saya menghadirkan bagi anda, suatu
pengalaman pelayanan dari seorang rekan saya. Ceritanya amat sederhana.....
namun anda dapat memetik sesuatu di dalamnya.
Saya memulai cerita itu dengan memetik lagu yang syair
awalnya tertulis di bawah ini:
Tak usah kutakut, Allah menjagaku
Tak usah ku bimbang, Jesus peliharaku
Tak usah kususah, Roh Kudus hiburku
Tak usah kucemas, Dia memberkatiku.
Rasa takut adalah bagian dari hidup manusia. Ketakutan
ini bisa muncul kapan saja dan diakibatkan oleh apa saja. Namun, bagi yang baru
mengalami.....tentu ada pelbagai hal yang berkecamuk, terlebih bila hal itu
menyangkut “hidup / kehidupan baru dan di tempat baru yang belum pernah dikenal”. Di sisi lain, ketika ketakutan itu sudah
dapat diatasi.... ada banyak hal baru yang tumbuh pada diri orang itu. Mari
kita simak ceritanya:
Pada akhir tahun
2012 saya mendapat kesempatan bertugas di salah satu tempat yang baru, di suatu pulau yang baru. Pokoknya
semuanya baru pertama kali saya kunjungi sekaligus baru untuk
saya tinggali. Saat pertama kali saya mendapat kabar penempatan penugasan itu, suasana hati galau, saya sempat tak
percaya. Saya bergulat dengan pertanyaan; “mengapa saya
yang ke sana ? bukannya aku masih muda dari segi usia ? dalam memulai sebuah tugas baru ?. Hal kedua adalah pengalaman ku sebagai orang
muda dalam bidang kesehatan juga selama ini masih perlu dipertimbangkan oleh pimpinan. Setiap hari bergulat dengan diri
sendiri. Perasaan yang paling menonjol adalah merasa diriku tidak sanggup
bahkan rasa takut pun melanda hidupku setiap hari.
Maka suatu
hari saya mengambil waktu untuk sendiri sambil merenung. Dalam kesendirian itu muncul kalimat ini “Jangan pernah takut. Aku akan selalu bersamamu dan jangan katakan kau masih muda tetapi katakanlah di sanalah kehendak Dia karena di sana terdapat banyak tuaian tetapi pekerja sedikit. Serahkanlah kekwatiranmu itu kepada Dia. Saya mengalami pada saat saya
merenungkan kata – kata itu, hati
saya mulai terhibur dan terharu hingga mengalirlah air mata. Sambil mencoba memasrahkan semuanya kepada kehendak Tuhan, saya mencoba memaknai peristiwa ini sebagai sebuah hadiah yang terindah
dalam hidup saya selama ini.
Pada akhir
kesendirian itu muncul kata penghiburan lagi bunyinya seperti ini: “Siapa taat akan diberkati”. Dengan
semangat inilah saya bangkit dan
mengatakan siap menerima tugas itu kemanapun dan dengan siapapun. Saya percaya Tuhan takkan membiarkan aku sendiri. Sejak saat itu, hari – hari saya lalui dengan
persiapan mental, fisik
termasuk rohani dalam suasana happy dan
semangat baru. Dukungan
dari keluarga dan teman - teman saat itu sangat menguatkan saya meskipun dalam
pergulatan dan kebahagiaan itu juga saya mengalami penolakan dari rekan sendiri.
Tiba saatnya
untuk menuju ke tempat itu. Di hati
ini muncul lagi rasa sedih karena saya pergi jauh meninggalkan orang tua, kakak adik, keluarga dan
sahabat kenalan. Meskipun demikian aku tetap jalan dan memang harus pergi dengan tegar. Sekitar pukul 15.45 wita tibalah aku di ibu kota provinsi tempat tugas baru itu. Aku dijemput oleh sopir lalu ke tempat penginapan. Aku
menginap semalam. Besok paginya aku melanjutkan perjalanan ke pusat kota kabupaten, yang jaraknya kurang lebih 5 jam dengan mobil, dan melewati 5 kabupaten. Ketika tiba di sana, aku langsung diajak makan malam bersama, kemudian di antar ke penginapan untuk istirahat. Sebelum istirahat malam aku duduk termenung lagi sambil mengucapkan kata terima kasih kepada Tuhan, kepada orang
– orang yang telah mengantarku, memberiku motivasi dan semangat. Semoga Tuhan memberkati mereka semuanya.
Besok pagi aku diantar ke tempat tugas yang baru itu. Jaraknya kira – kira 10 km dari pusat kota Kabupaten. Tempat itu adalah suatu kampung yang dihuni oleh
suku dayak asli. Rumah mereka itu rumah yang terbuat dari kayu, bangunannya pendek memanjang ke belakang. Tempat itu memang masih sangat hijau dan di kelilingi oleh pohon karet dan pohon buah – buahan. Sering kali ketika aku tiba di rumah itu, tiba – tiba muncul rasa takut karena rumah di kelilingi oleh hutan, namun hari
demi hari kulalui dengan hati pasrah.
Hidup dengan
masyarakat sekitarnya ternyata menyenangkan. Mereka sangat ramah, selalu setia
membantu dan menunjukkan jalan bahkan ketika saya mengalami kesulitan memdapatkan kebutuhan sehari – hari mereka begitu
antusias datang menawarkan bantuan. Itulah yang membuatku bisa kuat dan mencoba bertahan melayani masyarakat
yang membutuhkan pertolongan.
Suatu hari
dalam perjalanan waktu setelah melakukan kunjungan ke rumah – rumah, hati kecilku mengatakan di tempat
inilah kehadiranku dibutuhkan oleh mereka yang tak berdaya. Hal ini
nyata dalam ungkapan mereka setiap
kali saya mengunjunginya bahwa mereka sulit mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik. Masyarakat yang ada di tempat ini memang sangat sederhana, polos tetapi bersahabat. Balai
kesehatan ada tetapi tenaga lebih banyak tidak di tempat. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus mereka harus pergi ke kota yang bisa ditempuh selama 5 – 6 jam dengan mobil. Hal ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah mampu tetapi yang ekonominya lemah hanya bisa pasrah di rumah dengan mengandalkan ramuan dari daun – daunan.
Setelah saya renungkan, saya langsung tergerak hati mensheringkan pengalaman itu kepada teman
– teman untuk mau setia kawan, dan mau berbagi kepada orang yang membutuhkan bantuan. Bantuan meski kecil sangat
dibutuhkan oleh yang membutuhkan. Puji Tuhan mereka ternyata memiliki hati yang mulia dan siap membantu bahkan
mereka mengatakan kami siap support.
Seminggu
setelah curhat itu teman – teman datang mengunjungiku dan melihat sekitarnya. Mereka sangat
terharu meskipun kedatangan mereka itu tanpa memberitahuku sebelumnya. Tetapi dari situ aku mengambil hikmatnya bahwa temanku serius mau terlibat dalam kegiatan kemanusiaan. Bahkan seorang dokter
saat itu menawarkan peralatan dan obat. Dokter itu datang bersama
suaminya dan membawa
peralatan medis dan obat – obat. Dia bersedia untuk menjadi konsultan bila aku mengalami
kesulitan atau ada yang membutuhkan perawatan lanjut. Terimakasi ya teman – temanku. Tuhan
memberkatimu selalu. Amin.
Sekarang
meskipun aku sudah pergi jauh dari kampong
pelayananku itu tetapi ikatan persaudaraan dengan mereka masih terjalin baik meski hanya melalui telepon. Bahkan kalau ada yang sakit mereka tak sungkan – sungkan bertanya meminta
pengobatan atau nasehat. Aku jadi ingat kembali renungan di masa pergulatan “ siapa taat akan diberkati “.
Banyak kali, ketika murid-murid-Nya dalam ketakutan,
Jesus mengatakan: “Jangan takut”.... Di dalam kata-kata itu, tersirat bahwa Dia
menyertai mereka. Meskipun Dia tidak kelihatan, kuasa-Nya dan sabda-Nya tetap
berlaku sampai hari ini. Perutusan yang diemban oleh rekan itu, sebenarnya
adalah perutusan yang diberikan oleh Jesus sendiri. Maka, kata-kata, “siapa taat, akan diberkati” merupakan ungkapan iman
dan keyakinan bahwa dirinya bukan sekedar taat kepada pimpinan, tetapi
lebih-lebih taat kepada Jesus yang mengutus dia. Yesus memberkati dan menemani
dia selama kehidupan dan pelayanan di tempat yang baru.
Keyakinan bahwa seseorang diutus oleh Yesus, akan
meneguhkan dirinya sebagai ‘orang utusan ( atau murid atau pelayan ) dan akan
menumbuhkan di dalam hatinya “kerendahan hati dan kepasrahan kepada Yang Mengutus.
Sang Guru akan diabdinya dengan penuh
sukacita. Sebaliknya, Dia pun akan memberikan yang terindah dan terbaik kepada
mereka itu melalui mukjizat atau kuasa penyelenggaraan ilahi, yang mengagumkan.
Buah-buah keutamaan akan makin tumbuh di dalam diri orang itu, dan hidupnya
dipenuhi dengan rasa syukur.
Komentar