MERAUKE - GERBANG HATI KUDUS YESUS
PARA PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN....
SYALOOM....
LAMA NIAN, SAYA TIDAK MENJUMPAI ANDA.
SESUNGGUHNYA ADA BANYAK PENGALAMAN MENARIK YANG BISA DISAJIKAN UNTUK ANDA.
NAMUN, LAGI-LAGI KETERBATASAN WAKTU DAN TENAGA, SERING MEMBUAT NIAT UNTUK
MENULIS TERUNDA........ DAN AKHIRNYA TERLAMBAT ATAU MALAH TIDAK MUNCUL DI BLOG
INI. MOHON MAAF ATAS HAL INI....
Pada kesempatan ini, saya sajikan untuk anda
SURAT GEMBALA yang saya tulis sebagai ucapan syukur sekaligus ajakan bagi umat
Allah untuk makin berusaha agar dirinya menjadi sahabat yang baik dan lestari
bagi saudara-saudari kita. Mari kita simak isinya.....
SURAT GEMBALA
MERAUKE SEBAGAI GERBANG HATI KUDUS
YESUS
Umat sekalian yang terkasih
Para Pastor, Bruder, Suster, Frater
Kaum Muda dan Anak-anak yang saya cintai
Bupati Merauke melalui Peraturan Daerah no 1 tahun 2011 yang
lalu, telah menetapkan Merauke sebagai Gerbang Hati Kudus Yesus. Umat katolik menyambutnya dengan gembira,
karena mengalami kasih Allah melalui Hati Kudus Yesus yang dihadirkan di tanah
ini oleh para Misionaris Hati Kudus Yesus dan para suster Putri Bunda Hati
Kudus.
Saudara sekalian
Hati Kudus Yesus (HKY) adalah sebuah
sebutan / ungkapan iman manusia yang telah mengalami kebaikan Allah dalam diri
Yesus. Kebaikan Allah yang begitu melimpah dan terus-menerus itu, sungguh nyata dalam kehidupan Yesus yang
hidup, hadir, melayani dan berkorban untuk keselamatan manusia. Yesus
menunjukkan Allah yang maharahim
kepada manusia itu, melalui hati-Nya
yang penuh perhatian pada realita dan pergumulan hidup manusia.
Ada pelbagai cara dari bangsa manusia
untuk menyatakan cinta dan bakti kepada-Nya. Salah satu wujud dari cinta bakti
ini adalah doa. Apa itu doa kepada HKY
? Doa kepada HKY adalah suatu bentuk sembah sujud, ucapan syukur, pujian
dan permohonan dari umat manusia yang mengalami kasih Tuhan dalam hidup
mereka. Doa ini lahir dari keyakinan
iman bahwa Yesus diutus oleh Allah yang
mahabaik dan pengasih untuk mengubah budaya acuh tak acuh di mana orang mencari keuntungan bagi drinya
sendiri ke dalam suatu budaya cinta di dalam mana orang peduli satu sama lain.
Yesus dalam seluruh kehidupan-Nya
menunjukkan jalan solidaritas / kesetiakawanan antara kelompok-kelompok manusia
yang tercerai berai. Dia datang untuk memulihkan martabat manusia sebagai
putra-puteri Allah yang dicintai oleh Allah Bapa tanpa syarat dan dilengkapi
dengan karunia-karunia Roh Kudus untuk saling mendukung dan membantu. Dia adalah Putera Allah yang diberi kemampuan
untuk mempersatukan hati manusia, untuk membawa damai dan membangun budaya
cinta.
Apa sesungguhnya cita-cita HKY ?
Yesus adalah utusan Allah yang rendah
hati. Dia bukan datang ke dunia ini, hanya untuk disembah dan dihormati, tetapi
untuk mengubah dunia / bangsa manusia. Dia masuk ke kehidupan manusia untuk
menanam sebuah budaya cinta di dunia. Jika Yesus hadir secara langsung pada jaman
kita ini, mungkin akan dikatakan: “ Kalau anda hendak berdevosi, silakan, tetapi itu bukan tujuan saya. Saya datang
menggerakkan hati semua orang , untuk membangun badaya cinta, yang berasal dari
Allah sendiri. Untuk itulah saya hidup, mati dan bangkit agar dapat mendampngi
manusia untuk mewujudkan budaya cinta”.
Kapan Dimulai Devosi ini ?
Devosi ( doa / pujian dan sembah
sujud kepada HKY) diperkenalkan kepada umat beriman oleh St. Maria Margaretha
Alacoque ( suster dari Biara Visitasi di Paray le Monial – Perancis). Pada
tahun 1675, Margaretha mendapatkan penampakan Yesus yang menunjukkan Hati-Nya
yang berdarah. Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat
manusia. Ia ingin agar Margaretha menyebarkan devosi Hati Yesus yang Mahakudus.
Bagi Margaretha, hal ini merupakan tugas yang amat berat. Ia menetapkan Jam
suci untuk menghormati Yesus yang berdoa seorang diri di taman Getsemani.
Banyak orang tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri kepadanya. Meski banyak
orang marah kepadanya karena usahanya menyebarkan devosi yang baru ini, ia
tetap setia melaksanakan permintaan Yesus ini.
Margaretha wafat tahun 1690, dan dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus
XV tahun 1920. Beliau percaya bahwa devosi ini dapat mengubah
hati manusia yang keras menjadi lembut,
mereka yang berselisih dan bermusuhan mau berdamai kembali.
Dukungan Pemerintah Daerah via
Peraturan Daerah (perda)
Kita menyambut baik perda no: 1 / Bupati – Mrk / 2011 yang
menetapkan Merauke sebagai Gerbang Hati Kudus Yesus. Di dalam perda itu ditegaskan bahwa :
1.
Misionaris
Hati Kudus Yesus telah bekerja keras sehingga terjadi perubahan sikap dari
budaya mengayau dan peramu ke peradaban baru yang membuat orang hidup dalam
damai, bersaudara dan bisa bekerja sama
2.
Agama
yang dibawa oleh para misionaris itu telah diterima oleh masyarakat lokal dan
meningkatkan serta memperbaiki kulitas hidup berdasarkan kebenaran religius
3.
Sejak
masuknya misionaris sampai saat ini, diakui bahwa masyarakat hidup rukun dan
damai merupakan bukti bahwa buah warisan nenek moyang yang mengalami kasih
Allah melalui Hati Kudus Yesus.
Perda ini merupakan penghargaan dari
Pemda Kab. Merauke atas jasa dan pengorbanan para misionaris, sekaligus
merupakan ajakan dari Pemerintah agar semua warga masyarakat di daerah ini
mewarisi nilai-nilai yang ditinggalkan para misionaris itu. Nilai-nilai
tersebut adalah kesetiaan dalam doa, berani bertahan dalam kesulitan, sabar
melayani meskipun harus sendirian, sambil terus berusaha membangun bersama
dengan masyarakat setempat. Komunikasi
yang baik dan teratur, berkumpul bersama dengan sesama misionaris untuk rapat,
rekreasi dan rekoleksi sering mereka laksanakan, sehingga mereka mendapatkan
penyegaran dan tetap bersatu dalam tugas perutusan.
Apa artinya bagi kita ?
Kita mengalami bahwa ada banyak hal
positif atas kemajuan jaman, berkembangnya ilmu dan teknologi. Alat-alat elektronik, teknologi yang canggih,
barang-barang kebutuhan sehari-hari dan material pembangunan serta alat-alat
berat dari tempat-tempat yang jauh sudah ada di Merauke. Penerbangan dari dan
ke Merauke, kini telah dilayani oleh 3 perusahaan penerbangan besar. Tetapi juga ada budaya baru: kekerasan,
individualisme, orang sering bersaing atau malah menjadi musuh untuk memuaskan
/ mendapatkan egonya.
Dalam situasi yang demikian ini, kita
hendaknya tetap yakin bahwa budaya cinta yang bersumber dari HKY dapat mengubah
dunia, karena manusia mengharapkan damai, kebaikan, dan cinta apa pun agamanya.
Pengalaman akan kasih Allah melalui HKY ini ada di tengah-tengah umat di
seluruh dunia. Allah dialami bukan lagi
sebagai hakim yang menjatuhkan hukuman, bukan lagi Allah yang membalas
kejahatan manusia dengan kemalangan dan penyakit, tetapi sebagai Bapa yang penuh kasih, yang
berbela rasa, yang mengerti kesulitan dan penderitaan manusia, dan selalu rela
mengampuni dosa-dosa mereka. Kerahiman-Nya itu nyata dalam pribadi Yesus yang
mencari dan menyelamatkan domba-domba yang hilang.
Para Misionaris Hati Kudus Yesus
(MSC) dan para suster Putri Bunda Hati Kudus ( PBHK) yang datang dari Belanda,
telah memperkenalkan kasih Allah itu kepada manusia di tanah ini. Cinta mereka
telah menumbuhkan suasana damai dan kegembiraan. Nilai-nilai inilah yang
ditemukan dan dipelihara, oleh semua orang yang mendiami tanah ini. Harapannya
semua orang diilhami dan disemangati oleh spiritualitas ini. Bahwa Merauke
menjadi istana damai benar-benar menjadi nyata,
sehingga spiritualitas hati ini sungguh tumbuh dan berkembang di bumi Anim-ha
ini.
Kota lain yang punya patung HKY
adalah Rio de Jeneiro – Brazil. Patung HKY itu dibangun di atas gunung.
Sekarang Merauke mempunyai patung HKY yang dibangun di Bandara Moppa. Melalui
patung HKY itu, kita diingatkan akan kehadiran Allah di tanah ini. Kita percaya bahwa ketika melihat patung itu,
batin kita / sisi rohani dan kedalaman hati kita disapa oleh Allah. Dalam cahaya iman ini, kita percaya bahwa HKY
mengucapkan selamat datang kepada semua
masyarakat, kepada tamu-tamu undangan dan mereka yang berkunjung dan ingin bertemu dengan masyarakat di tanah ini.
“Kaya-kaya”
Ketika untuk pertama kalinya menginjak tanah ini tahun 1902,
para misionaris naik kapal besar dan berlabuh di kali Maro. Karena takut akan masyarakat sekitar yang
tidak mereka kenal, mereka tetap tinggal di dalam kapal. Mereka ditemui oleh
sekelompok masyarakat asli Marind yang naik ke kapal itu. Dari luar kapal, kelompok Marind itu
berteriak “kaya-kaya”. Yang di dalam
kapal pun bertanya: “Koe kaya-kaya ?” tanpa tahu artinya. Mereka mengira
orang-orang Marind yang naik kapal itu bernama “kaya-kaya”. Di kemudian hari, diketahui bahwa ternyata “kaya-kaya” berarti sahabat-sahabat.
Meski belum saling mengenal, dan mungkin pula dihinggapi rasa
takut dan ragu-ragu, sebutan kaya-kaya mencerminkan bahwa mereka yang di dalam
kapal adalah “sesama manusia”, mereka bukan musuh, tetapi sahabat-sahabat. Beda bahasa, beda budaya, beda postur tubuh
dan warna kulit, tidak menjadi alasan bagi mereka untuk saling menyerang dan
membunuh. Seruan dan jawaban “kaya-kaya”
itu, telah menjembatani banyak perbedaan itu, bahkan menjadi jalan / pintu
masuk untuk memulai kehidupan bersama secara damai. Dalam situasi yang demikian ini, hati manusia
yang berbeda bangsa itu, telah disatukan oleh Allah.
Sejalan dengan pengalaman para
pendahulu yang mewariskan spiritualitas ini kepada kita, perda itu juga
merupakan pemberian tanggung jawab besar kepada umat seluruh katolik. Kita
berusaha untuk hidup yang baik yang dijiwai oleh spiritualitas hati (menjadikan
semua orang berbuat baik seperti Allah telah menyatakan kebaikan-Nya, dan
menjadikan sesama sebagai “kaya-kaya”).
Juga merupakan tanggung jawab umat katolik di daerah ini untuk tetap
menjaga bahwa tanah ini adalah tanah yang diberkati, tanah penuh persaudaraan
dan kerukunan. Di tanah ini orang dihargai, diperhatikan dan dibantu untuk
berkembang dan mengalami kasih Allah, sehingga menjadi penerus kasih sayang
Allah. Di tempat ini, budaya kekerasan
diganti oleh budaya kedamaian dan ketenteraman oleh semua warganya.
Yesus percaya bahwa Allah sebagai
Bapa yang baik menghendaki yang terbaik bagi sekalian manusia, karena setiap
manusia adalah putera-puteri-Nya yang diciptakan menurut gambar-Nya. Keyakinan
ini Dia bawakan kepada semua orang. Karena itu, Dia menggambarkan Allah yang
baik hati, dan mengajar manusia untuk memanggil Allah sebagai Bapa. Dia tidak
mendirikan Yayasan sosial, atau organisasi, atau bangunan-bangunan fisik. Yang
pokok adalah meyakinkan bahwa Allah adalah Allah yang berbelas kasih.
Yesus datang untuk mengubah hati
manusia, sehingga peduli pada saudara-saudari-Nya yang Dia sebut sebagai
sahabat-sahabat (“kaya-kaya”). Daerah Merauke harus dibangun dan dikembangkan
sesuai dengan cita-cita HKY, yaitu
meneruskan kasih Allah kepada sesama, dan menjadikan mereka adalah “kaya-kaya”-nya. Mereka tidak harus menjadi orang katolik,
tetapi menjadi orang-orang yang cinta damai, rukun, saling menghormati dan
menghargai, dan turut bekerja dengan tulus dan jujur untuk membangun masyarakat
pemilik tanah ini. Tugas perutusan ini
tidak bisa dikerjakan dalam 1 atau 2 tahun, tetapi sepanjang jaman. Kita yang telah mengenal dan mengalami kasih
Allah, didorong dan diajak untuk meneruskan kasih itu kepada sesama. Dengan
demikian, mereka akan melihat / mengalami kebaikan Allah melalui diri kita.
Apa yang bisa kita buat ? Beberapa contoh berikut ini dapat kita
jalankan:
1. Menjadikan diri sendiri sebagai orang
yang layak menerima kasih, damai dan sukacita Allah karena dirinya adalah citra Allah
2. Hidup dalam damai dengan sesama,
karena dalam Kristus mereka adalah “kaya-kaya”
3. Hormat kepada HKY juga dapat
diungkapkan dengan hormat kepada alam ciptaan-Nya, yaitu dengan menjaga
kebersihan lingkungan halaman, sungai, air dan udara agar generasi sesudah kita
tetap dapat menikmati kekayaan alam yang saya seperti yang kita alami.
4. Hormat dan bakti kepada HKY dapat
pula dilaksanakan dengan menanam pohon-pohon sehingga oksigen yang kita
butuhkan tetap terjamin
5. Meskipun ditempatkan di nomor
terakhir, namun amat penting untuk diperhatikan bahwa, kita juga bertanggung
jawab untuk mendidik dan mengajak anak-anak dan generasi muda agar menjadi
generasi pembangun yang beriman dan dewasa.
Demikianlah mutiara iman yang ingin saya sampaikan kepada
anda sekalian. Semoga Hati Kudus Yesus menyempurnakan semua yang saya ungkapkan
melalui surat ini. Semoga Dia membaharui hati dan hidup kita, agar kita semua
menjadi saudara bagi sesama kita.
Merauke, 16 Oktober 2013
Uskup Agung Merauke
Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC
Komentar