SAKIT
Pembaca Blog yang budiman
Syaloom...
Sakit adalah pengalaman yang kurang menyenangkan bagi kebanyak orang. Apakah itu sakit fisik, sakit hati, atau apa pun, pengalaman "sakit" sedapat mungkin dihindari. Sakit membuat orang "terbatas / terhalang
" untuk beraktivitas atau membuat suatu kegiatan, meskipun kemauan untuk melakukan itu amat kuat. Maka, ada banyak anjuran / nasehat atau peringatan "lebih baik mencegah daripada mengobati". Mencegah memang lebih murah daripada mengobati, namun tetap diperlukan suatu tekad dan kesetiaan untuk menjaga kesehatan.
Syaloom...
Sakit adalah pengalaman yang kurang menyenangkan bagi kebanyak orang. Apakah itu sakit fisik, sakit hati, atau apa pun, pengalaman "sakit" sedapat mungkin dihindari. Sakit membuat orang "terbatas / terhalang
" untuk beraktivitas atau membuat suatu kegiatan, meskipun kemauan untuk melakukan itu amat kuat. Maka, ada banyak anjuran / nasehat atau peringatan "lebih baik mencegah daripada mengobati". Mencegah memang lebih murah daripada mengobati, namun tetap diperlukan suatu tekad dan kesetiaan untuk menjaga kesehatan.
Kabar dari YvP Sakit
Tanggal 28 Februari 2013 Pater Jan van Paassen masuk rumah sakit; maka tgl 25
Maret ini sudah hari ke 26. Ketika YvP masuk RS Kamar VIP RS Lembean yang
biasanya beliau pakai sedang full. Maka terpaksalah selama 22 hari pertama
menempati kamar yang agak sempit dan kurang ventilasi karena dinding menghdap
tembok RS. Padahal ketika itu YvP diinfus dan batuk dengan banyak lendir. Maka
lengkaplah penderitaannya, termasuk penderitaan yang menjaganya karena harus
menahan udara kamar yang panas, YvP tidak bisa dengan AC.
Baru sejak tgl 22 Maret lalu (HUT Marcel dan Rita) YvP bisa pindah kamar yang lebih luas dan ada
ventilasi yang baik karena jendela menghadap kebun belakang. Memang ada beda
harga lebih mahal 75 ribu per hari. YvP masih sempat pikir bahwa tidak usah
pindah kamar karena lebih mahal. YvP yang selama muda dan sehat banyak mencari
dana untuk banyak pembangunan, tetapi sangat hemat untuk dirinya sendiri. YvP
juga tidak punya dompet. Beliau kalau simpan uang di saku hanya dalam lembaran
uang telanjang dengan pecahan 10, 20, 50 atau 100 ribuan.
Dua hal saya ingin ceritakan di sini apa yang saya dengar dari YvP.
Pertama, tentang pengalaman orang yang lumpuh sebelah tangannya. YvP
mengatakan: “ Saya baru bisa mengerti dan merasakan bagaimana orang yang lumpuh
tangannya dalam Mrk 3: 1-6 itu begitu gembira setelah disembuhkan oleh Yesus.” YvP meminta saya mengetik perikop itu dan
diprint dengan huruf yang besar. Teks itu tertempel di tembok RS di sebelah YvP
berbaring supaya beliau bisa membaca dan merenungkannya setiap hari. YvP
mengatakan bahwa penyembuhan orang yang lumpuh sebelah tangannya itu terjadi
pada hari Sabbath dan menjadi awal pertentangan Yesus dengan orang-orang Farisi
karena Yesus melanggar hari Sabbath. Pertentangan itu terjadi sudah sangat awal
pada bab ke-3 Injil Markus. Tangah kanan YvP yang lumpuh sudah tidak dipasang
infus lagi dan bisa digerakkan sendikit. Pada pagi hari sesudah bangun tidur,
gerakan itu bisa lebih kuat. YvP menjelaskan itu mungkin seperti charge pada
baterei yang terjadi pada otak setelah tidur nyenyak dan ada kekuatan lebih
besar untuk memerintahkan otot tangan sehingga bisa bergerak lebih kuat.
Kedua, YvP dalam keterbatasan kata-kata karena stroke mengatakan: “Saya
punya renungan filsafat tentang hubungan antara pikiran dengan tubuh atau roh
dengan badan.” Saya menangkap beliau mau menjelaskan bagaimana tubuh yang mati
(tangan kanan itu) tidak bisa digerakkan lagi sesuai dengan kemauan pikiran.
Pikiran menginginkan untuk menggerakkannya, namun tangan itu tidak bisa ikut
perintah pikiran. Namun pikiran itu tetap aktif dan menghendaki untuk
menggerakkan anggota tubuh yang mati itu.
YvP belum menjelaskannya lebih lanjut. Mudah-mudahan beliau bisa sembuh
dan bisa mengetik lagi, sehingga beliau bisa menuliskan sendiri apa maksudnya.
Namun saya menafsirkan dari ungkapan YvP itu bahwa pikiran atau roh dan tubuh
itu berbeda. Dalam kasus tangan yang mati itu, pikiran atau roh tetap hidup,
tetap ada, tetap punya kehendak dan keinginan yang kuat, namun tubuh tidak bisa
mengikutinya lagi karena hubungan dengan pikiran tidak ada lagi. Tangan adalah
bagian dari tubuh, dan kalau seluruh tubuh mati, berarti pikiran dan roh tetap
hidup, tetap ada, tetap punya kehendak dan keinginan. Namun tubuh tidak bisa
bereaksi lagi. Ungkapkan pendek dari YvP bahwa beliau punya refleksi filsafati
yang banyak tentang hubungan pikiran dengan tubuh berdasarkan pengalamannya
menghadapi kenyataan bahwa keinginan pikirannya tidak bisa diikuti oleh tangan
kanannya yang lumpuh itu membuat saya merasakan bahwa YvP mau memberikan bukti
bahwa tubuh dan Roh atau pikiran itu tidak sama. Kalau tubuh manusia lumpuh,
tidak bergerak atau mati, maka Roh atau pikiran tetap hidup dan eksis.
Kita doakan selalu semoga YvP makin hari makin kuat sehingga tangan
kanannya bisa mengikuti perintah dari pikirannya lagi dan beliau boleh pulang
dari RS.
sujoko
Moga-moga pengalaman berharga ini, membatu kita untuk menjaga kesehatan dan tetap penuh kegembiraan ketika mengalami sakit.
Komentar