PUISI SEORANG MURID
Tanggal 14 Januari 2013 yang lalu, di aula Kolese Pendidikan Guru ( Lembaga Pendidikan Guru D2-PGSD ) di Merauke dilaksanakan acara serah terima jabatan direktur KPG. Direktur lama adalah Pastor Miller Senduk MSC menyerahkan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan sekolah itu kepada direktur baru, bpk Petrus Ambarura. Acara dimulai dengan misa kudus, dan kemudian dilanjutkan dengan acara serah terima. Hadir pada kesempatan itu, Bapak Kepala Dinas P dan P Kab. Merauke, Bpk Pengawas tingkat SMA, para Kepala Sekolah dari sekolah-sekolah Yayasan, dan Uskup Agung Merauke, serta pastor paroki St. Theresia - Buti, Merauke.
Pada kesempatan itu, seorang murid KPG membacakan puisi karyanya sendiri, yang dia tulis beberapa saat ketika acara misa baru saja selesai. Mari kita simak isinya:
SEMANGATMU
Di tengah kesibukanmu
Batu dan gelombang kau hadang
Tanpa ada keluhan di bibirmu
Sungguh..... bukti pengorbanan
Semangat mu tak pernah luntur
Demi menghidupkan jiwa kami
Memberi terang yang terpancar
Jiwamu memberi teladan
Demi masa depan kami........
Betapa bahagianya memiliki sosok dirimu
Seorang raja yang selalu menjadi pelayan jiwa
Bagi kami generasi penerus bangsa........
Calon-calon guru pelita bangsa.........
Terungkap di bibirku...
Tak ada kata yang teridah
Engkau begitu spesial
Atas karya-karyamu
Engkau luar biasa
Akan selalu ada di hati kami
Terima kasih kuucapkan............
Berkat cinta kasihmu
Kepada kami anak-anakmu ini
Sungguh, namamu kan selalu ada di hati
Pastor Miller tersayang.
Puisi yang ditulis secara spontan itu mau mengungkapkan rasa bangga, ucapan terima kasih dan kecintaannya kepada pastor Miller yang telah memimpin KPG selama 2 tahun. Puisi itu merupakan "kumpulan pengalaman bersama sang direktur yang telah memberikan perhatian dan kasih kepada siswa-siswi yang diasuhnya". Dua tahun bukanlah waktu yang panjang, namun pengalaman dicintai telah tertanam di hati sanubari mereka.
Perhatian dan kasih sayang adalah kata-kata yang amat mudah diucapkan, namun amat sulit dan berat bila dilaksanakan, terlebih di dunia yang cenderung "mengukur / menilai prestasi, keberhasilan, volume kerja seseorang dengan uang atau materi". Banyak orang membuktikan bahwa mereka sayagn atau memberikan perhatian, dengan cara memberikan harta / barang-barang, padahal yang dibutuhkan adalah "kehadiran, kebersamaan, komunikasi, kehangatan dan kualitas relasi, sapaan dan pengertian serta pengampunan".
Barang-barang yang diberikan memang mempunyai nilai / harga, namun orang sering lupa bahwa yang diharapkan secara nyata ada di sisinya bukan benda / barang, tetapi " pribadi / sang pemberi benda itu". Benda / bararang dapat mewakili si pemberi, namun manusia lebih-lebih anak-istri, membutuhkan pribadi yang memberikan benda itu "hadir tanpa perwakilan dalam kehidupannya", sehingga dapat disapa. Pribadi itu ada di dekatnya dan diajak bercanda / bergembira bersama. Kehadiran ini tidak dapat digantikan oleh benda / barang atau bahkan makhluk lain sesempurna apa pun dia.
Kehadiran memang telah memberikan andil yang besar dalam kehidupan manusia, apalagi kehadiran yang aktif dan berkualitas, akan lebih besar maknanya. Mengapa demikian ? karena manusia berkat martabatnya sebagai citra Allah, "menghadirkan Tuhan" yang telah menciptakan dia secara luar biasa.
Komentar