SALOMO

 PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
SYALOOM.....
Apa kabar ?  Kali ini saya muncul kembali, dan menghadirkan bagi anda sebuah renungan tentang perjuangan dalam kehidupan ini: "menjadi orang baik yang patut diteladani".  Ternyata perjuangan tersebut, telah dimulai oleh sekian generasi sebelum kita lahir. Perjuangan itu tidak pernah selesai, selama manusia masih ada / tinggal di dunia ini.
Berabad-abad yang lalu, ketika manusia di dunia ini belum mengalami kemajuan dan perkembangan yang dipacu oleh ilmu pengetahuan dan teknologi moderen, “yang  baik dan yang jahat telah dialami oleh manusia sepanjang jaman.  Yang baik menghantar manusia pada kehidupan yang menenteramkan, penuh damai dan bahagia, sedangkan yang jahat menghantar manusia ke perpecahan, perkelahian, pembunuhan dan kemalangan. Itulah sebabnya ada pelbagai macam cara, pilihan hidup dan pengorbanan yang diwujudkan dan diteladankan oleh kaum bijak, para rahib, orang-orang saleh, dan para leluhur kepada anak cucu mereka.
Raja Salomo yang hidup ribuan tahun sebelum Yesus Kristus, telah memilih kebaikan (kebajikan) dan kebijaksanaan untuk memerintah rakyatnya. Inilah yang diceritakan dalam Kitab I Raja-raja, pasal 3 ayat 5-14:
Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja.
Amat jelas diceritakan bahwa relasi antara Salomo dengan Allah, begitu dekat dan akrab. Kedua belah pihak “dapat menceritakan / menyampaikan maksud hati dengan ringan, enak, tanpa beban. Namun demikian, saling menghormati dan menghargai “kedudukan dan keadaan masing-masing pihak tetap terjaga.
Pada abad ke 21 ini, orang merumuskan pengertian “bijak” dengan “alam rasa dan pemahaman yang berbaeda dengan mereka yang hidup pada abad-abad sebelumnya. Apa pun dan bagaimana pun bentuk rumusannya, ia ( mereka ) ingin membagikannya kepada banyak orang, agar “yang baik dan yang jahat” yang selalu ada pada setiap jaman, dihadapi dengan sikap yang bijaksana, agar anak-cucu dapat meneladan kehidupan mereka.
Mari kita simak isinya, dan bukan sekedar ungkapannya. Di sana termuat “getaran-getaran kehidupan yang hendak disampaikan dan “dipesankan kepada kita semua untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari”.  Agar lebih mudah memahaminya, yang merumuskan pengertian “bijak”, memperlawankan istilah itu dengan pengertian “picik”. Semoga getaran-getaran itu, akan membawa pembaharuan dalam hidup kita masing-masing.
"SI BIJAK dan SI PICIK"

¤ Ketika orang bijak memegang kunci sebuah gerbang, dia berbangga karena bisa membuka gerbang agar orang lain bisa melaluinya.
Ketika orang picik memegang kunci sebuah gerbang, dia berbangga karena bisa menutup gerbang itu agar orang lain tidak bisa lewat
¤ Ketika orang bijak memegang uang, dia berbangga karena bisa membaginya kepada yang berhak
Ketika orang picik memegang uang, dia berbangga karena bisa menahan hak orang lain agar dia nampak berkuasa …
¤ Ketika orang bijak memiliki jabatan, dia akan berbangga karena dia bisa bertemu dengan orang² yang punya permasalahan untuk menolongnya
Ketika orang picik memiliki jabatan, dia akan berbangga karena dia bisa berlagak sibuk dan susah ditemui agar kelihatan penting
¤ Ketika orang bijak memiliki ilmu, dia berbangga karena mampu mengajarkannya kepada orang lain
Ketika orang picik memiliki ilmu, dia berbangga karena dia bisa merendahkan orang…
¤ Ketika orang bijak menerima kritik, dia menerimanya dan melakukan instrospeksi …
Ketika orang picik menerima kritik, dia akan marah-marah dan merasa dilecehkan …
¤ Ketika orang bijak mendapat sebuah prestasi, dia akan tenang dan tidak mem bangga²kan prestasinya …
Ketika orang picik mendapat sebuah prestasi, dia akan menunjukkannya kemana-mana
¤ Ketika orang bijak menerima musibah, dia akan diam dan menyembunyikannya
Ketika orang picik menerima musibah, dia berteriak dan mengeluh kemana-mana …

Bagi orang-orang kristiani, perjuangan menjadi orang bijak / baik adalah sebuah undangan dari Allah sendiri melalui Yesus yang menegaskan : "Jadilah kamu sempurna, seperti Bapamu di surga, sempurna adanya" ( Mat 5: 48).  Ternyata menjadi sempurna (orang baik) hikmahnya bukan hanya di dunia ini ( misalnya, mempunyai banyak sahabat, mudah bekerja sama, berkecukupan dsb)  tetapi juga memperoleh pahala surgawi (hidup berbahagia bersama Allah). Kalau begitu, banyaklah berbuat baik hari ini, hari esok dan selanjutnya..... agar setiap hari adalah hari untuk mengalami kebaikan. 

Komentar

Postingan Populer