KRISMA PADA PESTA KRISTUS RAJA

PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN
SYALOOM.....
Selamat berjumpa kembali melalui tulisan berikut ini. Semoga anda juga mengalami kebaikan Tuhan, seperti mereka yang menerima krisma di paroki st. Theresia - Buti beberapa hari yang lalu.
Hari minggu terakhir, bulan November secara liturgis ditetapkan sebagaihari raya “Yesus Kristus Raja Semesta Alam”.  Pada homili hari minggu tanggal 25 November 2012 yang lalu, saya memberikan keterangan kepada umat Allah tentang asal usul perayaan Kristus Raja itu. Paus Pius XI menetapkan pesta Kristus Raja pada tahun 1925 melalui ensiklik Quas Primas sebagai tanggapan atas munculnya nasionalisme dan sekularisme pada waktu itu.  Rupanya paham nasionalisme dipandang bisa memunculkan kebanggaan yang berlebihan dan mengagung-agungkan bangsanya sendiri sehingga “dapat melunturkan / menggoyahkan kesatuan umat Allah (bangsa-bangsa) di seluruh Eropa ( atau malah di seluruh dunia).
Pesta tersebut dirayakan pada hari minggu terakhir bulan Oktober, sebelum pesta / hari raya semua orang kudus. Pada kalender liturgi dari Paus Johanes XXIII yang terbit tahun 1960, tanggal dan gelar yang dipakai tetap sama, namun pesta /  perayaannya digolongkan sebagai pesta urutan/kelas pertama.  
Pada tahun 1969 dalam surat gembala yang bernama “Misteri Paska” Paus Paulus VI memberikan nama baru pada perayaan itu, yaitu Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Beliau juga mengubah tanggal pelaksanaan perayaan itu. Perayaan Kristus Raja yang baru ini ditempatkan pada minggu terakhir bulan November, sebelum tahun liturgi yang baru yang dimulai dengan Minggu Pertama Adven. Melalui perubahan itu, penekanan pada aspek eskatologis ( akhir jaman) pada perayaan Kristus Raja itu menjadi lebih jelas. Pesta itu dirayakan secara istimewa karena menduduki peringkat yang tertinggi.
Pada hari itu, diterimakan sakramen krisma kepada 25 orang muda. Kepada mereka dan seluruh umat Allah, saya mewartakan bahwa Sang Kristus Raja Semesta Alam, sekaligus juga Raja Kebenaran itu memanggil kita untuk hidup dalam damai dengan Allah, dengan diri sendiri, dan dengan memelihara dan melestarikan lingkungan hidup yang diberikan Allah kepada umat manusia.  Pembekalan yang diberikan sebagai persiapan, dan karunia-karunia Roh Kudus yang dicurahkan melalui sakramen krisma, merupakan kekuatan untuk menghadapi tantangan kehidupan dan mengembangkannya.
Sakramen krisma merupakan tanda kedewasaan iman, untuk bersaksi tentang Allah dan kebaikan-Nya bagi setiap orang, melalui kehidupan yang baik, penuh kedamaian dan kebahagiaan, kesetiaan dan kejujuran yang disertai dengan kerja keras bersama dengan sesama. Para krismawan-krismawati dipanggil dan diutus untuk menjadi saluran rahmat Allah bagi sesama dan dunia.
Sesudah misa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Mereka menyanyi beberapa lagu “Izakod Bekai Izakod Kai” ( satu hati satu tujuan ), ketua dewan paroki St. Theresia Buti menyumbangkan lagu “Indah Rencana-Mu Tuhan” dan uskup tidak ketinggalan membawakan lagu “ You raise me up”.  Pada akhir kegiatan itu, semua pulang dengan lega dan membawa sukacita Tuhan. 

Komentar

Postingan Populer