BUAH-BUAH KONSILI VATIKAN II DI KAME

PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN

Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk menulis pengalaman dan pengamatan saya atas kehidupan umat Allah di Keuskupan Agung Merauke ( KAME ) setelah Konsili Vatikan II ( KV II ). Tulisan tersebut berkaitan dengan ulang tahun ke 50 pembukaan KV II, dan ulang tahun ke 20 diterbitkannya Katekismus Gereja Katolik.  Saya menyuguhkan bagi anda tulisan dan renungan saya atas kehidupan umat Allah yang dijiwai oleh semangat KV II, secara bersambung dengan judul:

UMAT ALLAH DI KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE
BERJALAN MENUJU KEKUDUSAN DAN KEMANDIRIAN
DALAM SEMANGAT KONSILI VATIKAN II

Pengantar
Konsili Vatikan II yang telah dibuka oleh Paus Johanes XXIII, telah menghasilkan banyak dokumen dan memberikan banyak inspirasi yang amat kaya, bagi seluruh gereja sedunia. Meskipun tidak banyak orang yang tahu tentang dokumen-dokumen itu, dalam majalah HIDUP, dalam penataran, dalam bahan-bahan lokakarya, kutipan-kutipan yang diambil dari dokumen-dokumen tersebut, beberapa kali muncul. Itu berarti, sudah ada banyak usaha untuk memperkenalkan, mendalami dan mewujudkannya dalam kegiatan nyata di tengah umat beriman. Di Keuskupan Agung Merauke pun, kekayaan iman itu digali dan diwartakan dan dilaksanakan, sebagaimana diuraikan dalam tulisan ini.
I.                    Merauke
Merauke adalah sebuah kota kecil, di bagian selatan pulau Papua (dulu dikenal Irian Jaya), kota paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merauke adalah juga ibukota Kabupaten yang sedang berbenah diri. Letaknya di pinggir sungai Maro, dari kata “maro” inilah kota itu pemerintah Belanda pada waktu itu memberi nama kepada kota ini. Nama asli dari Merauke adalah “yelmasu”. Karena kadang-kadang kata ini agak sulit diucapkan atau kurang jelas ketika disampaikan kepada para pendengar, kata “yelmasu” kemudian berubah menjadi “ermasu”. Ada sebuah jalan di Merauke yang diberi nama jalan Ermasu, untuk mengabadikan nama asli kota Merauke.
Pada tahun 2000 Pemerintah Pusat menyetujui Kabupaten ini ( yang luasnya Jawa, Madura dan Bali) dimekarkan menjadi 4 yaitu Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digoel.  Sebelum dimekarkan, wilayah Kab. Merauke meliputi 2 wilayah Keuskupan yaitu Keuskupan Agung Merauke (KAME) dan Keuskupan Agats. Sekarang ini wilayah KAME meliputi 3 kabupaten yaitu Kab. Merauke, Mappi dan Boven Digoel, sedangkan luas wilayah Keuskupan Agats sama dengan luas wilayah Kab. Asmat (ibukotanya adalah Agats).
Penduduk di ketiga kebupaten ini berjumlah 419.224 jiwa. Penduduk yang beragama katolik 63 %, Islam 32 %, protestan 4% dan lain-lain 1% (data th 2011). Pemeluk agama katolik yang terbesar di KAME adalah masyarakat asli Papua. Mereka pada umumnya tinggal di daerah pinggiran kota, dan di pedalaman. Situasi ini, berbeda untuk tiap-tiap kabupaten. Di Kabupaten Mappi dan Boven Digul, jumlah pemeluk agama katolik sekitar 60 %. Sedangkan di Kabupaten Merauke, penduduk yang beragama Islam   56 %, katolik 40 %, protestan 3,5 % dan yang lain-lain 0,5%. Dengan banyak pencari kerja (dari Jawa, Manado, Flores, Makasar dan Buton) baik di sektor pemerintahan, maupun di sektor swasta, prosentase jumlah penduduk dan pemeluk agama akan cepat berubah.
Penduduk kota Merauke kurang lebih berjumlah 72.447 jiwa. Penduduk yang beragama katolik 27.293 jiwa, yang beragama islam 29.709 jiwa, dan yang beragama protestan 14.426 jiwa, serta yang beragama lain-lainnya 1.019 jiwa (data KAME 2011).  Penduduknya berasal dari pelbagai macam suku bangsa wilayah di Indonesia ini, sehingga “Indonesia Mini” dihadirkan di kota ini. Penduduk terdiri dari banyak suku: Marind, Yaghay, Auwyu, Muyu, Mandobo, Jair, Asmat, Yei, dan masin banyak lagi sub-suku, serta suku-suku lain di tanah air Indonesia.  Karena itu, di kota-kota dan di pusat-pusat kecamatan, bahkan di pedalaman-pedalaman dengan mudah kita berjumpa dengan orang Batak, Jawa, Sunda, Dayak, manado, Toraja, Kei, Tanimbar, Flores, dll.
Pada umumnya penduduk asli hidup dari hasil hutan, ikan di rawa / sungai, umbi-umbian dan sagu. Di banyak  tempat tumbuh juga pohon kelapa, pisang, dan pohon buah-buahan. Mereka pada umumnya tidak mempunyai pekerjaan tetap, namun kehidupan mereka dijamin oleh alam yang luas dan kaya. Jalan-jalan dan angkutan pedesaan yang ada, memungkinkan masyarakat menjual hasil-hasil bumi dan hasil buruan mereka di pasar. Pada musim hujan di beberapa wilayah, jalan sering rusak parah dan berlumpur sehingga mereka sulit untuk menjangkau tempat-tempat lain, atau memasarkan hasil panen mereka.
Para pendatang banyak yang mencari nafkah dengan bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai perusahaan swasta, atau sebagai petani, nelayan, pedagang keliling atau penjual sayur.  Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada masyarakat lokal, karena mereka lebih tekun, sudah biasa menderita, punya tekad baja yaitu mau belajar terus agar kelak menjadi “orang sukses”.  Tidak mengherankan bahwa para pendatang lebih sering dicari untuk bekerja di proyek-proyek, di perkebunan sawit, bengkel-bengkel, pelayan toko dsb.  Akibat lebih jauh adalah masyarakat lokal makin sedikit yang terlibat dalam pembangunan, dan makin tersingkir dalam kehidupan kemasyarakatan.
Infrastruktur di dalam kota Merauke cukup memadai. Ada jalan-jalan utama yang telah diaspal dan jalan-jalan alternatif yang menghubungkan kelurahan / kecamatan yang satu dengan kelurahan / kecamatan yang lain. Kantor-kantor pemerintah telah dibangun cukup megah. Pada saat ini, kantor bupati Merauke sudah dibongkar dan dalam proses pembangunan. Diharapkan pada bulan Desember 2012 kantor yang baru telah selesai dibangun. Listrik menyala selama 24 jam. Ada restoran, toko-toko, kios-kios dan pasar serta hotel-hotel bertaraf internasional. Lapangan terbang sudah memenuhi standar internasional ( panjangnya 1500 meter) yang bisa didarati pesawat Boeing 737-400 atau Boeing 737-800, tetapi juga pesawat-pesawat komersiil lainnya yang jenisnya lebih kecil ( twin-otter, grand-caravan-pilatus).
 Di wilayah ini, Tuhan menempatkan (menciptakan) umat-Nya dan karena itu pula, Dia mengutus para pelayan-Nya untuk memberi makan baik secara jasmani dan rohani. Di tempat ini, telah ratusan orang yang diutus untuk mewartakan kabar keselamatan yang datang dari Allah. Apakah anda juga terpanggil untuk ikut berpartisipasi di wilayah ini ? 

Komentar

Postingan Populer