JAKARTA MAKASAR MERAUKE
JAKARTA - MAKASAR - MERAUKE, itulah rute yang saya alami malam itu, Senin 21 November 2011. Pada saat cek in, petugas di bandara nampak bingung dan kesulitan dalam menentukan "nomor tempat duduk" bagi para penumpangnya. Ada penumpang yang lebih dulu cek in, tetapi belum juga selesai dan masih menunggu di depan loket. Di loket yang lain, saya antri sebentar dan tibalah giliran saya. Kepada saya diberikan tempat duduk no 1A. Dengan boarding pass itu, saya menuju ke ruang tunggu.
Pesawat belum juga mau terbang, karena itu semua penonton lebih terpaku lagi untuk nonton final sepakbola antara Malaysia vs Indonesia. Sampai seluruh waktu pertandingan berakhir, bahkan telah dilakukan perpanjangan waktu 2 x 15 menit, kedudukan pun masih sama 1-1. Karena itu, supaya ada pemenangnya, dilakukan adu pinalti. Saya melihat banyak orang berdoa, termasuk tim sepak bola Indonesia. Setelah semuanya siap, dilaksanakanlah adu pinalti itu. Akhirnya Malaysia unggul dengan kedudukan 6-4. Begitu hasil akhir telah diketahui, penumpang dipanggil untuk boarding.
Ketika memasuki pesawat, kursi 1A telah diduduki orang. Ternyata saya duduk di kursi bisnis, pantesan, harga tiket saya juga agak mahal. Saya tidak mau ribut dengan orang yang duduk di kursi itu, dia tampak kecapaian dan malah sudah tertidur. Saya duduk di kursi 1B. Dengan tenang saya duduk di kursi 1B, dan membiarkan orang itu tetap tidur, sambil mendengarkan pengumuman bahwa pesawat akan terbang menuju Merauke dan hanya singgah di Makasar. Dalam hati saya katakan syukur, karena perjalanan saya ke Merauke menjadi lebih singkat. Biasanya rute yang saya lewati adalah Jakarta - Makasar - Biak - Jayapura - Merauke. Seluruh perjalanan memakan waktu 10 jam. Hari itu, rute saya adalah Jakarta - Makasar - Merauke. Lama perjalanan adalah 6 jam.
Maka saya sangat senang, dan meskipun kursi saya ditukar oleh orang lain, saya tidak menggerutu, karena kegembiraan bahwa saya akan lebih cepat sampai di Merauke sungguh lebih besar daripada sekedar rebutan kursi. Hanya beda posisi saja. Kursi 1A berada di dekat jendela, sedangkan kursi 1B di gang. Bagi saya beda tipis ini tidak begitu penting. Yang lebih penting saya dapat tempat duduk yang aman dan sepanjang jalan saya bisa istirahat. Apalagi, ketika kami terbang waktu sudah menunjukkan jam 23.11 wib. Waktu sudah amat larut, dan saatnya orang beristirahat.
Demikianlah, Merpati yang saya tumpangi melesat menuju Makasar selama 2 jam. Sepanjang perjalanan itu, saya menikmati malam di pesawat dengan "tidur dalam damai".
Sesampai di Makasar, semua penumpang yang menuju Merauke, diminta untuk pindah pesawat. Dengan sukacita pula saya pindah. Di pesawat yang akan menuju Merauke, saya duduk di kursi 4A. Perubahan ini pun tidak menjadi masalah bagi saya. Kursi 1A adalah kursi kelasa bisnis, dan saya pindah ke kursi 4A kursi kelas ekonomi. Saya tidak protes, karena "saya mau menikmati perjalanan perdana Jakarta - Makasar - Merauke" dengan damai.
Di sebelah saya, duduk 2 orang yang baru pertama kalinya ke Jayapura. Mereka bingung karena rute Merpati berubah. Biasanya rute mereka, Jakarta - Makasar - Jayapura - Merauke, kali ini rute mereka berbeda. Saya katakan "bapak-bapak tenang saja, kalian akan sampai di Jayapura juga, meskipun rutenya berbeda". Dengan goresan-goresan kecil di kertas, saya gambarkan rute yang sedang dilewati. Setelah mendapat penjelasan itu, mereka pun menjadi lebih tenang. Saya pun dapat melanjutkan istirahat dengan damai, selama 3 jam penerbangan malam itu.
Saya dan para penumpang dapat menikmati malam dan perjalanan yang aman dan tiba di tempat tujuan dengan selamat. Pilot, co-pilot serta para pramugara-pramugari tidak istirahat sebagaimana mestinya. Mereka siap untuk melayani kami. Mereka berkurban sepanjang malam, dan menerbangkan pesawat dengan tujuan yang jelas. Terlebih kapten pilot dan co pilot, mereka bertanggung jawab atas kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang. Mereka telah berjasa besar mengantar sekian banyak orang untuk bertemu keluarga, melanjutkan pekerjaan di tempat tujuan, atau mengadakan kegiatan pembangunan bagi masyarakat tertentu yang membutuhkan kehadiran mereka.
Meski ada kekurangan di sana-sini, malam itu sudah terlaksana: pengorbanan, pengertian, kesabaran, ketenteraman, ketenangan, keselamatan perjalanan, urusan adminstrasi yang lengkap, dan lain-lain. Semua itu adalah berkat Tuhan....
Pesawat belum juga mau terbang, karena itu semua penonton lebih terpaku lagi untuk nonton final sepakbola antara Malaysia vs Indonesia. Sampai seluruh waktu pertandingan berakhir, bahkan telah dilakukan perpanjangan waktu 2 x 15 menit, kedudukan pun masih sama 1-1. Karena itu, supaya ada pemenangnya, dilakukan adu pinalti. Saya melihat banyak orang berdoa, termasuk tim sepak bola Indonesia. Setelah semuanya siap, dilaksanakanlah adu pinalti itu. Akhirnya Malaysia unggul dengan kedudukan 6-4. Begitu hasil akhir telah diketahui, penumpang dipanggil untuk boarding.
Ketika memasuki pesawat, kursi 1A telah diduduki orang. Ternyata saya duduk di kursi bisnis, pantesan, harga tiket saya juga agak mahal. Saya tidak mau ribut dengan orang yang duduk di kursi itu, dia tampak kecapaian dan malah sudah tertidur. Saya duduk di kursi 1B. Dengan tenang saya duduk di kursi 1B, dan membiarkan orang itu tetap tidur, sambil mendengarkan pengumuman bahwa pesawat akan terbang menuju Merauke dan hanya singgah di Makasar. Dalam hati saya katakan syukur, karena perjalanan saya ke Merauke menjadi lebih singkat. Biasanya rute yang saya lewati adalah Jakarta - Makasar - Biak - Jayapura - Merauke. Seluruh perjalanan memakan waktu 10 jam. Hari itu, rute saya adalah Jakarta - Makasar - Merauke. Lama perjalanan adalah 6 jam.
Maka saya sangat senang, dan meskipun kursi saya ditukar oleh orang lain, saya tidak menggerutu, karena kegembiraan bahwa saya akan lebih cepat sampai di Merauke sungguh lebih besar daripada sekedar rebutan kursi. Hanya beda posisi saja. Kursi 1A berada di dekat jendela, sedangkan kursi 1B di gang. Bagi saya beda tipis ini tidak begitu penting. Yang lebih penting saya dapat tempat duduk yang aman dan sepanjang jalan saya bisa istirahat. Apalagi, ketika kami terbang waktu sudah menunjukkan jam 23.11 wib. Waktu sudah amat larut, dan saatnya orang beristirahat.
Demikianlah, Merpati yang saya tumpangi melesat menuju Makasar selama 2 jam. Sepanjang perjalanan itu, saya menikmati malam di pesawat dengan "tidur dalam damai".
Sesampai di Makasar, semua penumpang yang menuju Merauke, diminta untuk pindah pesawat. Dengan sukacita pula saya pindah. Di pesawat yang akan menuju Merauke, saya duduk di kursi 4A. Perubahan ini pun tidak menjadi masalah bagi saya. Kursi 1A adalah kursi kelasa bisnis, dan saya pindah ke kursi 4A kursi kelas ekonomi. Saya tidak protes, karena "saya mau menikmati perjalanan perdana Jakarta - Makasar - Merauke" dengan damai.
Di sebelah saya, duduk 2 orang yang baru pertama kalinya ke Jayapura. Mereka bingung karena rute Merpati berubah. Biasanya rute mereka, Jakarta - Makasar - Jayapura - Merauke, kali ini rute mereka berbeda. Saya katakan "bapak-bapak tenang saja, kalian akan sampai di Jayapura juga, meskipun rutenya berbeda". Dengan goresan-goresan kecil di kertas, saya gambarkan rute yang sedang dilewati. Setelah mendapat penjelasan itu, mereka pun menjadi lebih tenang. Saya pun dapat melanjutkan istirahat dengan damai, selama 3 jam penerbangan malam itu.
Saya dan para penumpang dapat menikmati malam dan perjalanan yang aman dan tiba di tempat tujuan dengan selamat. Pilot, co-pilot serta para pramugara-pramugari tidak istirahat sebagaimana mestinya. Mereka siap untuk melayani kami. Mereka berkurban sepanjang malam, dan menerbangkan pesawat dengan tujuan yang jelas. Terlebih kapten pilot dan co pilot, mereka bertanggung jawab atas kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang. Mereka telah berjasa besar mengantar sekian banyak orang untuk bertemu keluarga, melanjutkan pekerjaan di tempat tujuan, atau mengadakan kegiatan pembangunan bagi masyarakat tertentu yang membutuhkan kehadiran mereka.
Meski ada kekurangan di sana-sini, malam itu sudah terlaksana: pengorbanan, pengertian, kesabaran, ketenteraman, ketenangan, keselamatan perjalanan, urusan adminstrasi yang lengkap, dan lain-lain. Semua itu adalah berkat Tuhan....
Komentar