PIALA KESELAMATAN

Dalam ajaran iman katolik, mewartakan Yesus, sebenarnya mewartakan “kebaikan Tuhan kepada umat manusia” sepanjang jaman. Kebaikan itu terwujud secara nyata, dalam dan melalui diri Yesus. Tugas utama Yesus adalah “menjadikan kebaikan Tuhan itu sungguh nyata, dirasakan dan dialami oleh manusia di bumi ini”. Jadi, mewartakan kedatangan Yesus, sebenarnya sama dengan mewartakan kebaikan Allah di tengah-tengah masyarakat jaman sekarang ini.

Kebaikan Allah itu, bisa dirasakan / dialami manusia melalui pepohonan, burung-burung, ikan-ikan di laut, tetapi juga melalui kehadiran, pekerjaan dan kegiatan dengan sesama manusia. Kegiatan bersama dengan sesama manusia ada pelbagai macam bentuknya. Misalnya, kegiatan vokal grup, tarian-tarian daerah, kegiatan oleh raga, melukis dsb.

Seorang wartawan telah menuliskan suatu kegiatan pertandingan basket yang terlaksana di Jayapura, tanggal 17 Februari 2011 yang lalu. Salah seorang peserta mengalami bahwa di dalam kegiatan itu, Tuhan pun turut berperan. Bahkan sang pelatih pun, yang anak-anak binaannya kalah, mengakui ada kelemahan (stamina yang menurun) yang dimanfaatkan oleh tim lawan. Dia menegaskan “nilai kejujuran” melalui pengakuan akan keunggulan (secara teknis bagus) dan kekurangan (kelelahan fisik) pada tim asuhannya. Berikut kini yang dipaparkan oleh sang wartawan Cendrawasih Pos:

Pertandingan Bola Basket penutupan, dalam kejuaraan Honda DBL 2011 Papua series pada hari ketiga, Rabu (16/2) yang mempertemukan tim putri SAMN 1 Merauke melawan SMAN 1 Sentani berlangsung tegang. Karena sama-sama datang dengan membawa gengsi nama Kabupaten, dalam duel kedua tim sekolah ini, sulit diprediksi siapa yang bakal menjadi pemenang. Meski tampil dengan status juara musim lalu, SMA 1 Merauke justru pesimis bisa memenangkan partai tersebut, mengingat pada laga perdana SMA 1 Sentani tampil memukau dengan kemenangan 24-3 atas SMAN 3 Jayapura.

Tim Putri SMAN 1 Sentani memang layak disebut sebagai tim paling tangguh dan pada awalnya digadang-gadang bakal menjungkalkan tim Merauke. Bahkan pertandingan (antara SMA 1 Sentani dan SMA XX) yang berlangsung tadi malam, saking menarik dan fantantisnya, sangat layak disebut sebagai pertandingan final dini. Ya, pertandingan sengit dengan dengan skill tinggi diperlihatkan oleh kedua tim, dan akhirnya SMAN 1 Merauke menang melalui overtime dengan skor akhir 16-14.

Setelah pertandingan, Kapten tim Putri SMA 1 Merauke, Cintasya Djerol menyatakan, timnya dapat menang karena ketenangan para pemain dalam menjalankan instruksi pelatih. Selain itu, timnya mendapatkan kemenangan karena sebelum bermain mereka sudah menyerahkan pertandingan ini kepada Tuhan. “Kemenangan ini merupakan keajaiban dari Tuhan untuk Merauke. Strategi kami dari awal hanyalah Buser atau buru dan sergap.” Ungkap pelatih tim putri SMAN 1 Merauke Lucky Liptiay yang seakan tak percaya dengan kemenangan timnya.

Pelatih tim SMAN 1 Sentani, Yusak Paat, mengakui memang sukses memimpin skuadnya unggul di tiga quarter, namun sayang konsentrasi timnya sedikit buyar di quarter akhir dan situasi berbalik tertekan hingga Merauke sukses leading 2 point dan memaksa over time atau perpanjangan waktu 5 menit. Walau penonton saat itu tak penuh, namun suara yang terdengar sangat bergemuruh. “Kalau boleh jujur, secara teknik kami unggul hanya di menit akhir stamina pemain menurun dan ini dimanfaatkan tim lawan,” kata Yusak.

“Tim Sentani sejatinya bisa memenangkan pertandingan jika saja dua kali peluang tembakan free throw bisa dimaksimalkan, tapi sayang kesempatan ni terbuang begitu saja. Sekali lagi, bola basket tak hanya mengajarkan bagaimana melemparkan dengan baik atau melakukan dribble sambil menerobos masuk ke daerah free throw tetapi di sini menyangkut konsentrasi dan komunikasi sesama pemain. Termasuk bagaimana lebih tenang dalam melakukan shooting. Secara teknik, tim kami lebih bagus, namun fisik kami kurang bagus dan ditambah dengan dropnya mental anak-anak ketika kapten tim dilarikan ke rumah sakit. Kami akan datang kembali tahun depan dengan kekuatan baru. Ini sebuah pelajaran berharga untuk kami,” tegas Yusak.

Kemenangan dalam pertandingan, sebagai juara pertama hanya bisa direbut oleh 1 tim. Meski kedua tim itu amat tangguh, di dalam pertandingan apa pun, tetaplah sang juara pertama hanya ada 1. Mereka mendapatkan hadiah berupa "piala buatan tangan manusia" yang bisa direbut oleh tim lain, pada pertandingan berikutnya. Sedangkan, untuk menjadi “juara di hadapan Allah” ( menjadi pemenang atas dosa) setiap manusia,harus berjuang merebutnya, dan mereka juga dibantu oleh rahmat Allah, dipanggil dan digugah oleh Allah agar tetap tekun untuk terus berjuang sampai akhir.

Tiap hari, semua orang diperhadapkan pada pilihan : dosa atau kesucian, kehidupan atau maut. Allah sungguh mengetahui betapa hebatnya kekuatan dosa dan maut, maka Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal, dan Roh Kudus-Nya agar mendampingi kita di dunia ini untuk menuju keselamatan abadi bersama-Nya. Bersama dengan Yesus, manusia akan mampu mengalahkan kekuatan dosa dan maut, dan menerima piala kesematan yang dianugerahkan Allah kepadanya.

Komentar

Postingan Populer