KUNJUNGAN WIM JONG DAN SHIRLEY

Wim Jong dan Shirley (pasangan suami istri) utusan dari Papoejeud nar Schoel Belanda berkunjung ke Merauke. Wim sudah beberapa kali mengadakan kunjungan ke Merauke, karena keluarganya berasal dari Merauke, sedangkan istrinya baru 3 kali. Mereka berdua warga Negara Belanda, namun fasih berbahasa Indonesia. Selama 1 minggu mereka berada di Merauke, mengunjungi keluarga dan untuk melihat proyek-proyek yang dibantu oleh PJNS itu.
PJNS adalah sebuah komunitas yang dibentuk / diprakarsai oleh Pater Ad van Esch MSC, yang ketika itu bertugas di Paroki Aboge. Beliau amat prihatin kepada anak-anak asli di parokinya yang tidak bisa masuk sekolah karena tidak bisa bayar uang sekolah. Anak-anak yang tidak sekolah, tentu tidak akan mempunyai kemampuan dasar: membaca, menghitung dan menulis. Mereka tidak akan pernah bisa memperluas wawasan, dan akan tetap terbelenggu pada dunia yang sempit itu. Mereka juga tidak akan pernah terlibat dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Mereka akan diatur oleh orang dari tempat lain, dan hanya menjadi buruh-buruh di daerah mereka sendiri.
Maka, pada kesempatan cuti ke negeri Belanda, beliau promosi tentang proyek “membantu anak agar bisa masuk sekolah” (Papoejeud nar School arti harafiahnya adalah “ anak muda masuk sekolah”). Proyek kemanusiaan / pendidikan disambut dengan penuh enthusias oleh saudara-saudarinya, sahabat dan rekan-rekan beliau. Mereka kemudian menyumbangkan dana secara tetap setiap bulan. Mula-mula jumnlahnya kecil, namun karena dikumpulkan secara tetap, dana tersebut akhirnya menjadi besar juga.

Dana itu dikirimkan setiap bulan melalui Keuskupan Agung Merauke, dan diurus oleh Panitia PJNS Merauke untuk membayar uang sekolah anak-anak dari paroki Aboge. Selanjutnya dana itu diberikan juga kepada anak-anak yang berasal dari luar paroki Aboge. Pada waktu-waktu tertentu, para donator itu rela memberikan dana lebih besar agar bangunan asrama-asrama yang sudah rusak-rusak bisa direhab, bangku-bangku sekolah bisa diperbaiki, membuat bak penampungan air minum.
Penyaluran dana kepada anak-anak agar mereka bisa sekolah pada akhir-akhir ini agak tersendat. Mengapa demikian ? Pengurus PJNS di pedalaman tidak ada, laporan / proposal juga tidak pernah ada. Komunikasi juga tidak lancar. Akibatnya PJNS di Belanda pun kesulitan untuk mencari sponsor karena tidak ada proyek yang masuk.
Saat ini di Kepi sudah ada 2 orang suster PI dan 2 orang suster PBHK. Susteran PI (Penyelenggara Ilahi) sedang dibangun di dekat asrama putra Kepi. Moga-moga sekitar bulan Oktober bangunan itu bisa selesai. Kami berharap bahwa mereka bisa mengelola asrama dengan lebih teratur sehingga anak-anak kita bisa sekolah. Kunjungan Wim dan Shirley moga-moga menjadi tanda rahmat Tuhan bagi anak-anak yang ingin sekolah namun tidak ada biaya.

Komentar

Postingan Populer