KUNJUNGAN DUTA VATIKAN UP-DATE






Rekan-rekan terkasih, pembaca setia ruang ini

salam dari Merauke.......

Saya sudah pernah menulis beberapa butir mutiara sehubungan dengan kunjungan Duta Vatikan: Mgr. Leopolda Girelli ke Keuskupan Agung Merauke, dalam tulisan terdahulu. Namun rasanya masih ada beberapa butir lain yang tertinggal. Maka, daripada mutiara itu hilang begitu saja, saya tuliskan di sini lanjutan dari peristiwa penuh berkat itu. Selamat menikmati berkat Tuhan, melalui tulisan ini, meski anda tidak hadir pada saat kunjungan itu berlangsung.

Sejak kembali dari USA, dan rapat para Uskup Papua di Jayapura (tiba di Merauke tgl 6 Juni 10), ada banyak kesibukan dan kegiatan yang perlu disiapkan khususnya dalam rangka kunjungan Duta Vatikan ke wilayah Keuskupan Agung Merauke. Duta mengunjungi 3 tempat: Kepi, Tanah Merah, dan Merauke. Saya harus mengatakan bahwa baru 2 tempat: Kepi dan Tanah Merah yang sudah siap, sedangkan Merauke sebagai pusat Keuskupan dan puncak acara Syukuran 60th KA Merauke justru yang belum siap, ketika saya kembali dari perjalanan panjang.

Maka, secara marathon kami membuat rapat-rapat persiapan. Saya turun tangan untuk mengumpulkan panitia dan mereka yang potensial untuk membantu. Waktu persiapan tinggal 1 minggu. Benar-benar mereka kerja keras, segala sesuatu yang belum beres dikerjakan dan selalu dipantau. Hasilnya, amat luar biasa. Beliau berkomentar:"well prepared and organized". Puji Tuhan .........

Ketika tiba di Tanah Merah, tgl. 17 Juni 2010, Duta dijemput dan disambut dengan sukacita sejak dari Bandara hingga ke pastoran. Umat dan masyarakat berduyun-duyun berdiri dan berada di sepanjang jalan. Bapak Duta juga rela untuk berjalan kaki menuju ke pastoran (jaraknya 1 km) untuk menyapa dan memberi salam kepada mereka yang sejak pagi telah menantikan kehadiran beliau.

Di Tanah Merah, misa dilaksanakan jam 15. Seharusnya panas keras, dan membuat badan ini merasa penat / "kegerahan", namun hari itu cuaca amat bersahabat, "tidak hujan dan mendung-mendung", lalu hujan rintik-rintik sedikit dan akhirnya cuaca cerah. Acara berlangsung selama 4 jam namun tidak terasa. Alam sungguh bersahabat dan hujan yang turun di Tanah Merah, merupakan lambang hujan berkat. Duta memberi waktu untuk berdialod dan bersalam-salaman dan berfoto bersama. Umat yang hadir diperkirakan 4500 orang.

Dalam homilinya, Duta menyampaikan bahwa umat adalah bangunan rohani yang dibangun di atas dasar para rasul dan Kristus Yesus adalah batu penjuru. Gedung gereja memang penting, namun yang lebih penting adalah Umat Allah yang dapat memuji, bersyukur, dan memberikan kesaksian tentang kasih Allah kepada masyarakat tentang kebaikan dan kemurahan hati Allah melalui contoh hidup sehari-hari.

Dari Tanah Merah, Duta didampingi Mgr. Niko terbang dengan pesawat Ama ke Kepi (tgl. 18 Juni 2010). Ratusan umat menjemput Duta dan Mgr. Niko di Bandara Kepi. Duta menerima pengalungan bunga, dan topi adat yang dihiasi burung cenderawasih.

Di Kepi misa dimulai jam 11 siang. Meski hanya sebagian kecil yang duduk di bawah tenda, sedangkan sebagian besar umat berpanas matahari, mereka sungguh-sungguh bertahan dan khidmat selama mengikuti misa. Umat yang hadir diperkirakan 4000 orang.

Bapa Duta memimpin misa dan membawakan homili dalam bahasa Indonesia. Beliau memberikan renungan tentang Maria Bunda Tuhan, Bunda Gereja yang amat setia, dan penuh pengabdian. Dia tidak takut mengalami kesulitan dan percaya bahwa Allah selalu beserta dia, memberikan kekuatan dan penghiburan. Allah yang sama, memberikan berkat, kekuatan dan penghiburan kepada kita semua agar kita dapat melanjutkan karya keselamatan Allah di tanah Mappi / Kepi dengan penuh kepercayaan dan kesetiaan.

Tanggal 20 Juni 2010, dirayakan Misa Syukur Agung di Merauke. Tema yang dipilih adalah :"Kita semua adalah satu dalam Yesus Kristus". Duta Vatikan memimpin misa syukur itu, didampingi Mgr. Leo Laba Ladjar OFM (Jayapura). Mgar. Alo Murwito OFM (Agats), Mgr. John Philip Saklil (Timika), dan Mgr. Niko Adi MSC (Merauke).

"Apa yang diajarkan Yesus dan diteruskan oleh para rasul, dan apa yang diwartakan oleh para misionaris dahulu, adalah sama dengan aa yang diajarkan oleh para misionaris / imam biarawan-wati pada masa sekarang ini. Apa yang kita warisi, kita lanjutkan. Ekaristi yang kita rayakan adalah ekaristi yang sama dengan yang dikehendaki Kristus. Kehadiran Duta Vatikan (wakil Sri Paus) melambangkan kesatuan gereja keuskupan kita dengan gereja katolik sedunia. Kita memanjatkan syukur kepada Tuhan dalam kesatuan dengan Bapa Suci. Melalui beliau kita diperhatikan dan dicintai oleh Sri Paus", demikian cuplikan homili Mgr Niko.

Ternyata Merauke mempersiapkan semuanya dengan baik dan rapih. Upacara dilaksanakan di halaman gereja yang luas, namun telah dipasang tenda. Panggung dibuat agung, indah namun sederhana. Kerja keras dan pengorbanan mereka telah membuahkan hasil yang mengagumkan dan patut dipuji.

Merauke menyuguhkan prosesi dengan drum band anak-anak dari 3 SD Katolik yang ada di kota Merauke. Perarakan sejauh 1 km bukan merupakan beban, namun merupakan berkat. Perwakilan umat mengenakan pakaian daerah mereka masing-masing. Ada 4 kelompok koor yang membawakan lagu-lagu dalam ekaristi. Doa umat dibawakan dalam 7 macam bahasa. Bahan-bahan persembahan dalam wujud yang bermacam-macam, merupakan lambang sukacita atas panen, dan kesuburan tanah Merauke. Umat yang hadir diperkirakan 9000 orang.

Umat Tanah Merah, Kepi dan Merauke bersyukur dalam Misa Agung yang dipimpin Duta Vatikan dengan penuh kemeriahan namun tetap sederhana. Umat dan Pemerintah Daerah juga turut aktif ambil bagian dalam pesta iman itu, sehingga berkat Tuhan bukan hanya tercurah bagi umat katolik, tetapi juga bagi umat beriman.

Beberapa hal yang menonjol dari pribadi Duta Vatikan:

1. Hidup sederhana. Beliau mau makan apa saja yang dihidangkan oleh umat. Yang penting hidangan itu tidak pedes. Beliau tidak menuntut tempat / fasilitas yang serba lengkap.

2. Mengutamakan pelayanan penggembalaan sebagai wakil dari Bapa Suci bagi semua umat beriman daripada "urusan sebagai duta di bidang politik, bisnis dan kerjasama kenegaraan lainnya". Vatikan memang tidak membangun kerja sama di 3 bidang: politik, ekonomi dan militer.

3. Suka memberi salam kepada umat. Meski harus berlama-lama, beliau rela berdiri dan memberi jabat tangan satu per satu, bahkan berfoto bersama.

4. Orang yang suka tersenyum dan selalu gembira.

5. Fasih berbahasa Indonesia. Semua sambutan dipersiapkan dengan baik, dan semuanya disampaikan dalam bahasa Indonesia.

Itu semua menunjukkan bahwa beliau mencintai Indonesia, umat gembalaan-Nya. Beliau ingin dan bertekad menjadi gembala jiwa-jiwa yang baik an setia, perpanjangan tangan dan hati Bapa Suci, dan tentu saja "perpajangan tangan dan kasih Allah kepada umat manusia".

Yesus yang hadir dalam diri Duta Vatikan, telah mengumpulkan anak-anak Allah. Hujan berkat bagi umat beriman, dan kenangan itu masih segar dalam memori mereka, telah terekam dalam hati sanubari mereka yang mendengar, menyaksikan dan mengalami sendiri kehadiran dan kehangatan beliau. Tuhan telah menyapa dan berkati umat-Nya.

Komentar

Postingan Populer