CINTA YANG BESAR
RENUNGAN HARIAN
TGL 10
Februari 25
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu st. Skolastika. Dia adalah adik kandung dari St. Benediktus. Kakak beradik ini hidup rukun dan saling mengunjungi dan mendukung agar hidup mereka menjadi persembahan yang mulai bagi Allah dan sesama, melalui doa, tapa dan pengorbanan setiap hari. Skolastika memang sudah sejak kecil punya kerinduan untuk membalas cinta kasih Allah, dengan mempersembahkan dirinya secara utuh dan murni kepada Allah sebagai biarawati.
Dalam Kid 8: 6-7, dikisahkan: "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
Lukas dalam injilnya (10: 38-42) mewartakan: "Ketika Yesus dan para muridNya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudari yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya, sedang Marta sibuk sekali melayani.
Marta mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya."
Hikmah yg dpt
kita petik:
1. St Skolastika memberikan teladan bahwa cinta yg besar / mendalam, memungkinkan org utk mempersembahkan dirinya secara penuh kepada Allah. Dia juga mampu mengontrol keinginan akan kemasyuran dan kesuksesan, harta milik dan kenyamanan hidup. Dia mewujudkannya dg hidup sederhana, bertapa dan berdoa. Kita pun bersama Allah dan sesama, dapat mengontrol apa saja yg menjauhkan diri kita dg Allah dan sesama.
2. Marta yg
sudah biasa melayani para sahabat dan tamunya, ketika itu butuh bantuan adiknya
(Maria) utk melayani Yesus. Bagi mereka Yesus adalah sahabat karib mrk,
sehingga layaklah utk mendapat perhatian dan pelayanan istimewa. Menurut Marta,
Maria hanya duduk-2 dan santai-2, sehingga ia kecewa dan kesal kepadanya.
Padahal Maria sedang mendengarkan ajaran / pencerahan penting dari Yesus.
Kesal, kecewa
dan marah yg tidak dikontrol dpt menjadi pintu masuk utk terjadinya cek-cok,
pertengkaran dan sakit hati. Syukurlah Yesus sbg Guru telah menunjukkan hal yg
penting. Kehadiran sahabat sudah semestinya diutamakan, dan sesudah itu barulah
hal-hal yg lain. Amin. (Mgr Nico Adi MSC)
Komentar