SAMBUTAN PENUTUP MUSPAS 2017

SAMBUTAN PENUTUP MUSPAS 2017
Bapak ibu para perserta muspas  
Bapak Bupati, para pastor, bruder dan suster
              Para tamu undangan                              

Pertemuan kita Musyawarah Pastoral Keuskupan Agung Merauke, merupakan ungkapan iman dan syukur kita kepada Allah yang telah membimbing kita.  Kita mengungkapkan iman kepada Dia yang telah mempercayakan banyak perutusan kepada kita. Meskipun  banyak yang telah kita lakukan, banyak yang direncanakan dan dievaluai dan diperbaiki atau pun ditambah, namun tetap banyak hal merupakan misteri. Kita menyerahkan sukaduka, keberhasilan dan kegagalan, ketertundaan dengan penuh kerendahan hati kepada Allah. Kita juga bersyukur bahwa dengan segala kemampuan dan keterbatasan, kita mengalami kemurahan Allah yang sering tidak terduga. Kita diampuni, disemangati dan disegarkan kembali agar sanggup menjadi partner Allah yang baik dan setia. Juga Allah tetap memberikan waktu kepada kita untuk berjalan terus.

Setelah Sinode tahun 2016, sepanjang tahun 2017 kita telah melaksanakan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, budaya dan hukum dll, sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup umat setempat.  Secara bersama-sama kita melaporkan tugas perutusan yang dipercayakan kepada kita, bagaikan hamba-hamba yang menerima 10 dan 5 talenta; “ Tuan, 10 talenta yang tuan percayakan kepada saya, lihat saya telah mendapat laba 10 talenta”.  Atau “tuan 5 talenta yang tuan percayakan kepada saya, lihat saya telah mendapat laba 5 talenta”.  Tuan itu akan menjawab: “baik sekali, hai kamu, hamba-hamba yang baik dan setia, kamu telah setia dalam perkara yang kecil, aku akan mempercayakan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”. Kita semua berharap agar Tuhan melihat kita sebagai hamba-hamba-Nya yang patut menerima kebahagiaan itu.

Ketika melaksanakan tugas perutusan selama tahun 2017, kita telah mewujudkan 5 tugas gereja: persekutuan (koinonia), kerygma (pewartaan), leiturgia (perayaan iman), diakonia (pelayanan), martyria (kesaksian) dengan cara, pelaksana, program kegiatan yang beraneka ragam sesuai dengan keadaan dan kekuatan stasi, paroki, dekenat  dan kevikepan masing-masing.  Ibadat sabda dalam rangka ulang tahun, pembukaan kebun, potong babi, buka sasi, pemberkatan rumah, doa bersama dalam keluarga, doa pembukaan sekolah, adalah bentuk-bentuk nyata perayaan iman (koinonia, kerygma dan leiturgia). Kunjungan rumah, menyiapkan makanan untuk peserta sambut baru, pesta kenegaraan, terlibat dalam kegiatan posyandu, menguburkan orang mati merupakan bentuk nyata dari diakonia.  Bertahan untuk tetap setia sampai 5 tahun, 20 tahun, 30 tahun dalam perkawinan dengan pasangan yang sama,  hidup jujur, menolak miras, merupakan teladan yang baik bagi masyarakat dan bagi anak-anak, dan sekaligus kesaksian iman bagi banyak orang (martyria). 

Tanpa kita sadari selama muspas ini pun, kita telah melaksanakan 5 tugas gereja. Contoh:  1. kehadiran kita pada pada setiap sesi, kelompok-kelompok diskusi, kehadiran dalam rapat pleno, merupakan wujud persekutuan (koinonia). 2. Laporan-laporan dari masing-masing kevikepan dan dekanat, sharing-sharing dalam kelompok, merupakan pewartaan (kerygma). 3. Misa pagi, doa sebelum makan, doa Angelus wujud nyata leiturgia.  4. Diakonia diwujudkan dalam kesediaan untuk menjadi sekretaris, untuk membawakan laporan, merangkum, mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dll. Mengatakan tidak kepada miras, perjudian, narkoba, perceraian, tindak kekerasan dll adalah kesaksian hidup yang telah ditampilkan oleh banyak keluarga katolik.

Selain butir-butir yang saya sebutkan tadi, muspas adalah saat penuh rahmat. Rahmat dalam bentuk apa ? Ada pelbagai bentuk. Contohnya, kita diberi waktu oleh Allah untuk belajar bagi yang pertama kali ikut muspas, untuk penyegaran  bagi mereka yang sebelumnya telah mendapatkan bahan yang sama ataupun untuk mendapatkan pencerahan dari sharing-sharing dan  pengalaman-pengalaman yang terjadi di daerah-daerah lain. Kita berjumpa dengan orang-orang baru, yang kemudian menjadi sahabat-sahabat baru kita.  Muspas juga merupakan latihan kepemimpinan, solidaritas, membangun semangat berbagi, menyegarkan lagi relasi dengan Allah dan menguatkan hidup rohani. Muspas juga merupakan undangan untuk saling mendengarkan, mengingatkan, dan memahami “suara Allah yang terungkap dalam diskusi, sharing, gerak dan nyanyi serta perjumpaan-perjumpaan yang tampaknya biasa-biasa saja”. Muspas juga merupakan panggilan kepada pembaharuan dan pertobatan.

Melalui diskusi dan dialog yang terbuka dan penuh persaudaraan, para peserta menghendaki adanya program bersama untuk paroki, kevikepan dan dekekat di wilayah keuskupan kita, dengan tetap memberikan keleluasaan kepada paroki-paroki, kevikepan dan dekanat untuk menetapkan program yang cocok bagi umat setempat. Program-program itu tidak dilihat sebagai beban, namun sebagai “magnit besar/ daya pikat ” yang akan menarik pelakunya untuk melaksanakannya dengan terarah dan terukur. Ada paroki-paroki / dekenat yang memilih kegiatan pemberdayaan umat melalui usaha CU ( Credit Union ), dan dalam waktu dekat “menetapkan dan meluncurkan” tekad itu.

Muspas adalah sarana untuk mempersatukan arah, gerak dan tujuan antara kita dalam bimbingan Roh Kudus. Maka, pantaslah pada akhir muspas ini kita memanjatkan syukur kepada Allah Tritunggal yang telah memberikan kekuatan, bimbingan, penyertaan dan karunia-karunia yang kita butuhkan. Saya berterima kasih kepada para peserta, para undangan, Bapak Bupati Boven Digoel, Bapak Sekda Merauke yang telah memberikan materi bagi peserta muspas. Secara khusus, saya memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Panitia Penerus Muspas, Panitia Muspas 2017,  staf sekretariat dan bagian perlengkapan yang telah menyiapkan dan mengawal seluruh kegiatan muspas ini.  Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Sr Pemimpin Rumah Bina dan stafnya yang telah memungkinkan kita semua mengadakan sidang-sidang sampai saat ini. Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada instansi-instansi, keluarga-keluarga, suami / istri yang merelakan pasangannya ikut muspas, umat dan komunitas-komunitas religius di seluruh wilayah keuskupan yang mendoakan dan mendukung muspas kita.

Hasil Muspas sudah ada di hati kita, dan secara tertulis dalam bentuk akan diberikan kepada para peserta.  Apa yang ada di hati dan kemudian dibukukan itu perlu diteruskan dengan penuh kerelaan dan sukacita. Kita semua adalah pelaku-pelakunya. Maka pada kesempatan ini, saya menegaskan bahwa kita semua diutus Kristus untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan dengan berpedoman pada KS, Ajaran resmi Gereja, dan apa yang telah dituangkan dalam buku hasil muspas itu.  Anda sekaligus diutus untuk menterjemahkan hasil muspas itu agar cocok dengan realita kehidupan umat setempat.

Tidak lupa saya mengucapkan selamat dan proficiat kepada anda sekalian yang telah ambil bagian dalam muspas ini, sekaligus mohon maaf atas kekurangan yang anda alami selama kegiatan muspas ini.  Selamat jalan dan kembali ke tempat masing-masing.  Tuhan menyertai, memperkaya dan meneguhkan anda sekalian.

Sekian terima kasih.

Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC
                                       19 Oktober 2017                                    

Komentar

Postingan Populer