50 TAHUN SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI FAJAR TIMUR - ABEPURA

Pembaca yang budiman,
Sehubungan dengan Dies natalis ke 50 Lembaga Pendidikan yang menyiapkan tenaga para pelayan umat di Abepura – Jayapura,  saya menulis sebuah renungan saya untuk anda. Selamat menyimak dan menemukan inspirasi di dalamnya.

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI “FAJAR TIMUR”
SEBUAH LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI KATOLIK  DI PAPUA
YANG MELAHIRKAN PARA AHLI WARIS MISI YESUS KRISTUS

Arti kata pendidikan
Kata pendidikan, dalam bahasa Inggris adalah education, dan dijadikan bahasa Indonesia menjadi edukasi. Kata education berasal dari kata latin ex, yang berarti keluar  dan ducere, yang berarti memimpin. Maka arti dasar kata pendidikan adalah proses memimpin seseorang untuk keluar dari keterkurungan / keterkungkungan diri sehingga mampu memasuki dunia baru, tantangan baru, dan kehidupan yang baru. Melalui pendidikan orang dibekali keutamaan, nilai-nilai, ilmu pengetahuan dan ketrampilan agar dapat hidup bahagia dan sejahtera. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membina  kepribadian manusia sejak kecil hingga dewasa, mengasah dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya agar tahu norma-norma atau aturan di dalam masyarakat, tahu jalan masuk ke dalamnya dan berperan untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat.

Pendidikan adalah kegiatan kemanusiaan atau disebut sebagai kegiatan “memanusiakan manusia”. Kesuma, dalam Oszaer, dkk. 2011, menyebutkan bahwa sebagai kegiatan manusiawi, pendidikan membuat manusia membuka diri terhadap dunia.  Lebih dari itu Khan dalam Oszaer, dkk. 2011, menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman (http://pengertian-definisi.blogspot.co.il/2012/04/definisi-dan-pengertian-pendidikan.html ).

Pelaku pendidikan dasar
Ketika dilahirkan, seorang bayi tidak tahu apa-apa dan tidak tahu siapa-siapa. Tangisannya adalah ungkapan minta tolong, agar dirinya dibantu dan disiapkan / dibekali sehingga dapat masuk ke dalam dunia baru. Orang lain  amat penting arti dan perannya untuk menghantar bayi itu dalam memasuki dunia yang baru, yang penuh tantangan baginya secara aman dan tenteram. Bayi yang masih lemah itu butuh makan dan minum, rasa aman, ketenteraman, kehangatan dan perhatian, agar dia bisa hidup dan menjadi besar.  Orang lain, dalam hal ini orangtua kandung, mempunyai peran yang amat penting bagi kehidupan bayi kecil itu.

Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan anak. Mereka berperan sebagai pelaku pendidikan dasar bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak ada di dalam keluarga.  Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, (http://acepwahyuhermawan79.blog.com/peran-keluarga-dalam-mendidik-anak-dari-usia-dini-hingga-dewasa) menyebut  bahwa keluarga memiliki fungsi penting dalam perkembangan kepribadian anak  dan  dalam mendidik anak di rumah. Saya menyebut beberapa di antaranya: 1) penjamin pertama dan utama masa kanak-kanak, 2) penjamin kehidupan emosional anak, 3) penanamkan dasar pendidikan moral anak, 4) pemberi dasar pendidikan sosial, 5) peletak dasar-dasar pendidikan agama, 6) pemotivasi dan pendorong keberhasilan anak, 7) pemberi kesempatan belajar sehingga anak mampu menjadi manusia dewasa dan mandiri, 8) penjaga kesehatan anak. Dengan kata lain, keluarga menyiapkan kehidupan masa kini dan masa depan yang cerah bagi anak-anaknya.  Orangtua adalah pembina awal bagi mereka.

Pentingnya pendidikan di dalam keluarga

Anak-anak yang dilahirkan di dalam keluarga sesungguhnya mempunyai nilai-nilai penting bagi keluarga itu juga. Pertama, anak sebagai pemenuhan harapan. Anak yang dilahirkan itu adalah buah pengharapan kedua orangtuanya. Bahkan sebelum menikah, mereka telah memikirkan berapa jumlah anak, nama anak, dan akan disiapkan menjadi orang hebat. Sebelum dilahirkan, kedua orangtua sudah menyiapkan keperluan-keperluan bayi, termasuk menjaga kesehatan calon ibu, agar pada saat melahirkan semuanya dapat berjalan lancar. Kedua, anak adalah ahli waris. Pada umumnya orangtua dengan rela hati mewariskan apa yang dimilikinya kepada (anak) anaknya. Karena itu, dia menyiapkan (mereka) dia agar siap menerima warisan itu. Warisan itu adalah sesuatu yang berharga / bernilai tinggi sehingga sebelum diserahkan ada ‘wejangan / wasiat’ yang diberikan terlebih dahulu. Warisan adalah lambang hidup / kehidupan / nyawa dari orangtua atau leluhur yang diteruskan kepada anak, agar anak-anak dapat hidup bahagia. Ketiga, anak adalah penerus dinasti / kehidupan / nyawa / nilai-nilai dari orangtua (leluhur). Manusia sebenarnya ingin hidup terus (Khairil Anwar menyebut dalam puisinya yang berjudul “AKU” : aku mau hidup seribu tahun lagi), namun hal itu tidak mungkin. Maka, dia meneruskan kehidupan / nyawa dan dinastinya kepada anak / cucu mereka. Keempat, anak adalah pengembang dinasti / kehidupan orangtua / leluhurnya. Dengan dikembangkan nilai-nilai yang diwariskan itu tidak punah, tetapi juga dimungkinkan untuk dimunculkan / dikemas dalam bentuk baru.

Pendidikan dapat membekali manusia agar dapat keluar dari jerat kemiskinan dan kemelaratan, dari cengkeraman keterbelakangan dan ketertinggalan, menuju ke era baru dan keberhasilan. Telah disadari banyak orang bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk menuju masa depan yang diidamkan oleh setiap orang. Sebelum orangtua / keluarga menyadari hal ini, pihak-pihak lain (pemerintah, lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, dan lembaga-lembaga keagamaan) yang sudah sadar akan pentingnya pendidikan, digugah untuk ambil bagian dalam proses penyadaran dan menolong orangtua agar menyadari peran penting mereka di dalam bidang pendidikan bagi anak-anak mereka. Semakin awal pembekalan diberikan, semakin hebat dan mantap persiapan bagi anak itu untuk meniti dan mencapai kehidupan yang cerah dan mencengangkan dunia.


Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) “Fajar Timur” adalah Keluarga
Sejak berdirinya STFT dalam bentuknya yang masih sangat awal hingga hari ini, lembaga ini adalah lembaga pendidikan. Hingga usianya yang ke 50, maksud dan tujuan yang sama yaitu mendidik generasi muda untuk menjadi pemimpin umat / masyarakat di wilayah Papua, dan belahan dunia yang lain.  Meskipun lembaga ini adalah lembaga pendidikan formal, hakekat keluarga dan sifat kekeluargaan juga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari seluruh kegiatan pendidikan itu. Maka, STFT Fajar Timur bisa disebut juga sebagai keluarga.  Seluruh civitas academica-nya adalah para  anggota dari keluarga besar STFT.

Saya berpendapat bahwa 4 nilai yang saya tuturkan tadi, juga merupakan bagian utama dari misi yang diemban oleh lembaga pendidikan ini. Hadirnya mahasiswa baru, adalah bukti bahwa harapan untuk masa depan lembaga dan pemimpin umat akan tetap terpenuhi. Mereka dibina selama sekian tahun untuk memahami nilai-nilai utama dan ajaran-ajaran penting yang harus mereka pahami dengan baik dan bijaksana, sebab semuanya itulah yang akan mereka warisi. Mereka akan menjadi pewaris yang bertanggung jawab untuk meneruskan “warisan yang amat berharga itu” kepada generasi berikutnya, agar keselamatan Tuhan sampai ke ujung bumi dan  dialami manusia sepanjang jaman.  Dan sebagai para ahli waris, mereka juga diberi wewenang untuk mengembangkan / memperkaya maknanya, dan menjawab tantangan-tangan jaman serta menghantar orang-orang yang hidup pada masa itu kepada “Sumber Air Kehidupan”.  Dengan demikian, kabar keselamatan tetap dikemas dan disampaikan “sesuai dengan” situasi dan kebutuhan orang pada setiap jaman.

Tentu pada ulang tahun ke 50, patutlah diucapkan syukur kepada Tuhan yang telah melindungi dan memperkaya lembaga ini dengan kasih karunia-Nya, dengan hadirnya para dosen, para pembina, para pemerhati, dan Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga lainnya. Sekaligus, perayaan yubileum ini merupakan panggilan dan dorongan untuk mawas diri, dan membuat pembaharuan di banyak aspek supaya keluarga besar SFTF tetap kokoh, maju dan berkembang, dan tetap siap untuk menghantar calon-calon pemimpin umat dan masyarakat yang beriman, cerdas, bijaksana, dan cinta kepada keluarga-keluarga di mana pun mereka diutus.
Proficiat para pembina dan para dosen, panitia penyelenggara, dan anda sekalian para alumni.  Maju terus SFTF sebagai lembaga yang mengambil bagian untuk turut mencetak manusia-manusia pembangun di negeri ini.

Komentar

Postingan Populer