RADIO KOMUNIKASI
PEMBACA SETIA BLOG INI.....
Beberapa waktu yang lalu, saya melayani umat yang berada di pedalaman. Pada waktu-waktu yang agak senggang, saya meluangkan waktu untuk menulis pengalaman-pengalaman saya. Kali ini ada cerita yang unik buat anda, yang saya alami selama dalam pelayanan itu. Cerita ini, saya hadirkan untuk anda. Selamat menikmatinya....
Beberapa waktu yang lalu, saya melayani umat yang berada di pedalaman. Pada waktu-waktu yang agak senggang, saya meluangkan waktu untuk menulis pengalaman-pengalaman saya. Kali ini ada cerita yang unik buat anda, yang saya alami selama dalam pelayanan itu. Cerita ini, saya hadirkan untuk anda. Selamat menikmatinya....
Pagi itu, Senin 19 Agustus 2013 jam 07.00 saya membuka radio
komunikasi di Tanah Merah. Saya hendak berkomunikasi dengan Pusat Kevikepan
Mindiptana. Umumnya komunikasi kami di frekwensi 5.295 khz. Frekwensi ini sudah
bertahun-tahun lamanya dipergunakan untuk berkomunikasi para petugas pastoral
dei seluruh wilayah Papua ( Irian Jaya ). Para misionaris amat membutuhkan SSB
( single side band ) untuk komunikasi pastoral, karena jarak antar paroki
sangat berjauhan dan tidak mungkin dijangkau oleh saluran telepon. Sampai saat
ini pun masih banyak wilayah yang belum bisa dijangkau oleh saluran telpon,
ataupun telepon selular, sehingga penggunaan radio komunikasi tetap perlu /
dibutuhkan. Ada 5 frekwensi yang dipergunakan oleh 5 keuskupan di tanah Papua.
Ketika itu, saya juga ingin
mencoba komunikasi dengan stasiun / paroki lain di luar keuskupan untuk mencoba
apakah radio di Tanah Merah, dapat menjangkau daerah lain dengan sempurna. Saya
memanggil stasiun Yamas yang kebetulan sedang mengudara pagi itu. Kami berkomunikasi,
dan ternyata yang menjawab dari stasi Yamas adalah Mgr. Aloysius Murwito OFM,
uskup Agats. Kami saling menyapa dan menginformasikan kegiatan yang sedang kami
laksanakan. Bapak uskup Alo sedang melayani umatnya di wilayah Yamas ( 2 jam
dari Agats), sedangkan saya sedang dalam perjalanan untuk menuju ke Mindiptana
( pusat kevikepan) di daerah kabupaten Boven Digul.
Pastor dan umat di paroki Yamas
dan paroki-paroki lain di wilayah keuskupan Agats, sudah begitu lama tidak bisa
berkomunikasi, karena SSB mereka rusak.
4 alat penting yang dibutuhkan ternyata sudah lama tidak ada / rusak.
Yang dibutuhkan untuk berkomunikasi
adalah radio SSB ( all band ), accu dan “charger” serta antene. Antene masih
ada, namun 3 alat penting lainnya tidak
ada. Syukurlah beberapa donatur, bersedia membantu keuskupan Agats dengan
memberikan alat-alat penting itu. Sekitar 1 tahun yang lalu, 10 unit radio SSB
disumbangkan untuk keperluan komunikasi di sana. Beberapa waktu kemudian,
setelah semuanya terpasang, pastor-pastor di paroki-paroki sudah bisa saling
berkomunikasi.
Kebahagiaan hati ini terasa
sungguh amat dalam ketika saya mendengar informasi bahwa komunikasi di banyak
paroki di keuskupan Agats telah berjalan lancar. Komunikasi telah menjembati
pertemuan dari hati ke hati, memperlancar berita secara timbal balik, membantu
yang membutuhkan dan menghibur yang sedang sendirian. Radio SSB telah menjadi
jembatan pemersatu dari orang-orang yang saling berjauhan. Yang jauh menjadi
dekat, dan yang sedang sendirian
mendapatkan teman. Radio SBB telah menjadi salurah kasih dan rahmat Allah.
Selain itu, melalui radio orang
dapat segera memperolah informasi tentang data permandian dan “status liber “ (
= dia tidak terikat oleh perkawinan / tidak halangan apa pun) sehingga dapat melangsungkan
pernikahan / mendapatkan pelayanan krisma di paroki lain, dengan hati damai. Begitu
pula, mereka yang ingin mengirim uang / informasi kepada anaknya /
saudara-saudarinya di tempat yang belum terjangkau telpon, dapat segera
dibantu. Berita itu amat melegakan bila
sudah diterima dan dibalas dengan cepat. Radio SSB telah membantu masyarakat di
pedalaman-pedalaman untuk saling berkomunikasi.
Dunia penerbangan pun membutuhkan
radio SSB di tempat-tempat yang telah dilengkapi dengan bandara udara. Satu-satunya
sarana komunikasi antara pilot dengan stasiun di darat adalah melalui radio
milik salah satu paroki. Maka, petugas SSB bertanggung jawab atas keselamatan
penerbangan. Jam keberangkatan pesawat dari Merauke ke tempat mereka,
diinformasikan pilot melalui radio. Maka, petugas SBB akan memantau tgerus
pesawat itu sejak keberangkatan, selama penerbangan dan ketika hendak mendarat,
dengan memberikan informasi tentang keadaan cuaca, arah angin, ketinggian awan,
kecepatan angin dan jarak pandang, serta keadaan landas pacu.
Informasi penting ini harus
diberikan secara akurat, dan terus menerus. Terlebih pada musim hujan, cuaca
dapat dengan mudah berubah. Dalam keadaan hujan, dan berkabut, pilot amat
sangat membuthkan informasi dan panduan, agar selama penerbangan tidak terjadi
gangguan, dan ketika hampir mendarat “petunjuk dari arah mana pesawat sebaiknya
mendarat harus diinformasikan dengan jelas dan tepat”. Keselamatan penumpang, seluruh awak pesawat
dan pesawat itu pun harus diperhitungkan di atas segalanya. Petugas SBB di daerah yang dilayani sungguh
amat penting. Maka, mereka harus mendapatkan pelatihan tentang hal-hal yang
menyangkut penerbangan. Mereka juga harus mengerti arti dan fungsi “tuntunan
yang diberikan kepada pilot” sehingga keselamatan dan kenyamanan
sungguh-sungguh terjamin.
Bila dicermati dan direnungkan
sungguh-sungguh, ternyata petugas SBB ( dan petugas menara kontrol di semua
bandara) sungguh amat penting. Mereka telah membantu untuk menyelamatkan banyak
nyawa. Pantaslah kepada mereka semua meskipun mereka tidak membaca tulisan ini,
diucapkan banyak terima kasih. Semoga jasa besar mereka diganjar oleh Tuhan
yang maha pengasih dan penyayang dengan rejeki dan kebahagiaan yang besar.
Dan kepada para donatur SSB, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Anda telah memberikan andil besar untuk
komunikasi dan keselamatan nyawa banyak orang. Syaloom dan berkat Tuhan untuk
anda sekalian.
Komentar
Di Merauke, hanya ada satu romo anggota ORARI. Call sign-nya apa saya tidak ingat, juga romo itu sekarang sedang cuti.
Radio komunikasi kami (SSB) mengudara di 5 frekuensi. Salah satu frekwensi yang saya ingat adalah 5295.
Apakah frekuensi itu bisa sampai di USA saya tidak tahu persis. Namun saya pernah menggunakan radio dan saya bisa berkomunikasi dengan rekan saya yang berada di Ende, NTT dan di Banyuwangi, Jawa Timur pada frekuensi 10000'an.
Bila Bapak berkenan mengontak saya silakan kirim info melalui email nikoadi@yahoo.com atau adiseputra@gmail.com
Salam & Hormat,
Niko Adi, MSC