DITOLAK
PEMBACA YANG BUDIMAN
PENGALAMAN DITOLAK adalah pengalaman yang tidak mengenakkan, atau malah mengecewakan. Banyak orang menjadi sakit hati, anti pati, bahkan ada yang bunuh diri karena cintanya ditolak. Ditolak seakan telah menghancurkan segalanya. Yesus mengajarkan "cara pandang baru". Sang Guru Kehidupan itu menegaskan: "Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah "damai bagi rumah ini (dan tentu kepada semua penghuninya). Kalau kamu diterima, salammu itu akan tinggal atasnya, kalau kamu ditolak, salammu itu akan kembali kepadamu".
Kita dapat mengartikan bahwa ketika salammu (berkat Allah yang kamu sampaikan) itu ditolak, salam / berkat itu akan kembali kepadamu. Salam / berkat itu menjadi milik kita. Berarti martabat kita tidak dirusak atau direndahkan melainkan malah bertambah luhur dan istimewa. Kita menerima berkat dua kali ( berkat untuk diri kita plus berkat yang dikembalikan kepada kita). Siapa yang ditolak (meskipun terasa sakit) tetapi ternyata menerima berkat berlimpah. Kalau begitu, mengapa kita putus asa ???? Mari kita ikuti pengalaman ditolak berikut ini:
PENGALAMAN DITOLAK adalah pengalaman yang tidak mengenakkan, atau malah mengecewakan. Banyak orang menjadi sakit hati, anti pati, bahkan ada yang bunuh diri karena cintanya ditolak. Ditolak seakan telah menghancurkan segalanya. Yesus mengajarkan "cara pandang baru". Sang Guru Kehidupan itu menegaskan: "Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah "damai bagi rumah ini (dan tentu kepada semua penghuninya). Kalau kamu diterima, salammu itu akan tinggal atasnya, kalau kamu ditolak, salammu itu akan kembali kepadamu".
Kita dapat mengartikan bahwa ketika salammu (berkat Allah yang kamu sampaikan) itu ditolak, salam / berkat itu akan kembali kepadamu. Salam / berkat itu menjadi milik kita. Berarti martabat kita tidak dirusak atau direndahkan melainkan malah bertambah luhur dan istimewa. Kita menerima berkat dua kali ( berkat untuk diri kita plus berkat yang dikembalikan kepada kita). Siapa yang ditolak (meskipun terasa sakit) tetapi ternyata menerima berkat berlimpah. Kalau begitu, mengapa kita putus asa ???? Mari kita ikuti pengalaman ditolak berikut ini:
Sebut saja Bapak Josep. Beliau pernah menjabat sebagai dewan paroki dan
terus aktif sebagai katekis di stasinya. Beliau juga dikenal sebagai bapak yang
baik untuk keluarganya (seperti kaum pria umumnya dari kaum indian yang bekerja
keras, melindungi dan pembela keluarganya) dan untuk kampungnya, beliau adalah
pelindung dan seorang bijak di antara berbagai masalah yang mereka hadapi
seperti batas tanah dan pengaturan air untuk lahan. Namun seperti berbagai umat
kita di pedalaman, pernah beliau datang minta pinjam uang untuk bayar ongkos
berobat istrinya. Paroki membantunya dan memang bantuan itu sangat berarti untuk
keluarganya saat itu yang lagi kesulitan. Ada relasi yang bagus dan saya selalu
mengunjungi mereka (bahkan so bole masuk keluar rumah dengan sedikit lebih
bebas....sesuatu yang kadang agak susah untuk rumah orang indian sebab dorang
nda punya kamar dalam rumahnya. samua tatumpuk di satu tempat he..he..bersama
hewan peliharan seperti marmut dan kelinci....sebuah rumah untuk semua...bahtera
nuh..ha..ha..).
Satu hari sabtu, saya kembali mengunjungi beliau, sebab ada jadwal misa jam
10.00 pagi. Udara cukup dingin di atas ketinggian 3500 meter di atas permukaan
laut tapi matahari mulai menampakan kecerahan. Hari yang indah. Jam 9.45, saya
sudah sampai di tempat ibadah kecil itu tapi belum keliahatn siapa siapa.
Sementara menikmati indahnya pagi bersama seorang suster yang menemaniku, kami
disapah oleh seorang bapak tua....alli punjan (selamat pagi). Karena beliau
memulai dengan bahasa Kichwa, maka kami dengan agak kesulitan berusaha bercerita
dengan dia. Saat itu, saya melihat bapak Yosep dan seorang pemuda datang sambil
memanggul sebuah piano yamaha. Namun ada sesuatu yang berbeda. Dia nyaris tidak
tersenyum (atau entahlah mungkin tersenyum namun saya tidak memperhatikan
he..he..).
Dia kemudian mendekatiku dan kami bersalaman. Semuanya berlangsung
dalam suasana agak kaku dan kering. Saya menyadari ada sesuatu yang berbeda dan
mulai coba menganalisis. Beliau kemudian dengan begitu tenangnya mengatakan:
terima kasih banyak padre paco untuk kehadirannya namun kami tidak membutuhkan
lagi kamu sebab kami sudah punya padre lain dan kami sudah bukan katolik roma
lagi sebab kami sudah bergabung dengan gereja anglican. mereka akan membantu
kami. kamu dan gereja katolik tidak membantu kami. Saya nyaris tidak bisa
berbicara banyak. Namun ada suasana yang begitu aneh dan beku. Bapak Yosep masih
mau berterima kasih atas segala pertemanan dan teladan baik yang kami sudah
hidupi bersama. saya kemudian merangkulnya dan hanya membisikan dua kalimat:
Josep, semoga Tuhan memberkatimu dan anda tetap sahabat saya sampai kapanpun.
Mereka kemudian masuk dalam gereja dan meninggalkan kami di luar dalam kebekuan
dingin pagi itu.
Istri bapak josep yang juga sudah mengenal saya, oleh karena
perintah suaminya, harus masuk ke gereja namun beliau masi bertahan di depan
pintu dan berusaha menyapa saya. Matanya nampak berkaca kaca menahan tangis.
Saya mendekati dan beliau minta diberkati. Setelah itu saya pamit dan kembali ke
mobil untuk meninggalkan stasi itu. Saya begitu terkejut sampai seperti tidak
bisa berpikir banyak....saya mengemudi dengan perlahan lahan sambil masi menatap
ke tempat ibadah itu. Kurang lebih 1 km dari tempat itu, ada seorang pemuda
datang berlari2 dan meminta saya berhenti. Dia mengabarkan bahwa sementara naik
dari lembah dua mobil rombongan padre anglican. Dia juga mengatakan bahwa
keluarganya tetap bertahan sebagai orang katolik roma.
Saya akhirnya memarkir
mobil di sisi jalan berkerikil itu dan coba mencermati keadaan. Datang lagi
rombongan 5 bapak dengan cangkul di bahu masing masing. Mereka juga menyapa saya
dan mengatakan bahwa mereka akan tetap setia sebagai katolik Roma. Saya
menyalami mereka dan mencoba bercanda untuk menghilangkan sedikit rasa terkejut
dan sedih. Tiba tiba dari balik tikungan muncul dua pick up. Mungkin mereka juga
terkejut dengan kehadiranku...dua mobil itu ikut berhenti.
Suster mulai menahan
saya untuk tidak keluar dari mobil. Suasana agak mencekam dan saya melihat 6
orang bapak itu mulai mendekati dua mobil itu. Saya terpaksa keluar dari mobil
dan menahan mereka. Semua orang dalam dua mobil itu tampak tegang namun tidak
mau keluar. Saya akhirnya menenangkan 6 orang bapak itu dan saya memberi signal
agar dua mobil itu bisa meneruskan perjalanan. Akhirnya 6 bapak itu coba
menceritakan segala seuatu yang terjadi. Bahwa mereka dipaksa, bahwa mereka
diimingi hadia, bahwa anak2 mereka akan di kirim ke Amerika untuk belajar, bahwa
padre katolik adalah pencuri (karena kolekte kami kumpulkan di pusat paroki) dan
begitu banyak hal yang seperti "pencucian otak".
Saya hanya mengucapkan terima
kasih dan menjelaskan bahwa uang colecte itu untuk urusan kita semua. Sebagian
sudah membantu orang sakit di stasi mereka dan berbagai kursus dan pertemuan
yang diselengarakan paroki. Lebih dari itu saya sempat menjelaskan,...kalau mau
jadi orang katolik yang baik dan beriman, bukan hanya untuk hal materi atau
untuk sekedar menjadi kaya, atau sekedar mengungkapkan dengan perasaan dengan
musik, lagu yang bagus, liturgi dan pesta meriah atau juga tidak hanya dengan
sekedar berbicara dengan kitab suci dan menarik minat banyak orang....kita harus
beriman dengan segala kemampuan, akan budi, tenaga dan hati.....dan terus
berkanjang....dengan kesabaran...dan terus percaya...
Pembaca yang budiman
Penolakan, sering menjadi jalan istimewa untuk menumbuhkan "keutamaan-keutaman" dalam diri kita. Sang Guru Ilahi telah mengajarkan dan memberikan teladan hidup-Nya sendiri kepada kita. Sebagai murid-murid-Nya kita berusaha untuk mengikuti Dia, dan meneruskan teladan itu kepada sesama kita. Dia memberikan rahmat, kekuatan dan perlindungan-Nya agar kita dapat melakukannya dengan setia.
Komentar