NHC MEMBAGI KEHIDUPAN
PEMBACA YANG BUDIMAN
SYALOOM....
Kata "MEMBAGI" sudah sering kita dengar dan sungguh kita kenal. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, "membagi" berarti memecahkan, memisahkan, membelah sesuatu menjadi beberapa bagian. Dan kita semua mengalami bahwa apa yang telah dibagi, "sudah tidak utuh lagi"..... Pada umumnya apa yang sudah dipecahkan / dipotong-potong itu (misalnya: kue / tumpeng) dibagikan kepada rekan-rekan yang hadir pada pertemuan ( acara bersama ) itu. Kue / tumpeng itu, pindah tangan dan kemudian dinikmati, dan "menghilang" karena telah menyatu dengan tubuh rekan-rekan yang menikmatinya.
Berbeda dengan pengalaman membagi kue / benda tersebut, "membagi" hidup dan membagikan pengalaman malah memperkaya kehidupan, menambah kepekaan spiritual dan mematangkan karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada pemiliknya. Makin banyak orang berbagi / membagi, makin banyak orang mengalami kebaikan / keutamaan yang ditimba dari pengalaman itu, namun semakin mendalam dan semakin luar biasa pula aliran sumber air yang timbul dan berkembang dalam diri pribadi yang membagikannya.
Bila saya mengingat kembali, dan menghadirkan kembali kata-kata sebelum konsekrasi pada saat Ekaristi: Yesus mengambil roti, mengucapkan doa syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada para murid-Nya seraya berakta "Ambillah ini dan makanlah, inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu". Roti yang diberikan memang akan habis, tetapi Pribadi / Sang Pemberi Roti itu, tidak pernah akan habis, namun malah "makin menumbuhkan kekaguman kepada-Nya". Siapakah aku ini, sehingga Dia (Tuhan Yesus) mau memberikan Diri-Nya bagiku ?
Demikian pula, rekan-rekan yang telah menulis di media apa pun, saya alami sebagai berkat Allah melalui diri mereka yang telah "membagikan bagian hidupnya / miliknya" kepada saya dan banyak orang lain yang membaca tulisan itu. Melalui media, ini Shirley Mohidi, membagikan pengalamannya selama 5 tahun mendampingi dan membina "New Heart Community" . Mari kita simak tulisan itu, dan kita ambil maknanya.
SYALOOM....
Kata "MEMBAGI" sudah sering kita dengar dan sungguh kita kenal. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, "membagi" berarti memecahkan, memisahkan, membelah sesuatu menjadi beberapa bagian. Dan kita semua mengalami bahwa apa yang telah dibagi, "sudah tidak utuh lagi"..... Pada umumnya apa yang sudah dipecahkan / dipotong-potong itu (misalnya: kue / tumpeng) dibagikan kepada rekan-rekan yang hadir pada pertemuan ( acara bersama ) itu. Kue / tumpeng itu, pindah tangan dan kemudian dinikmati, dan "menghilang" karena telah menyatu dengan tubuh rekan-rekan yang menikmatinya.
Berbeda dengan pengalaman membagi kue / benda tersebut, "membagi" hidup dan membagikan pengalaman malah memperkaya kehidupan, menambah kepekaan spiritual dan mematangkan karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada pemiliknya. Makin banyak orang berbagi / membagi, makin banyak orang mengalami kebaikan / keutamaan yang ditimba dari pengalaman itu, namun semakin mendalam dan semakin luar biasa pula aliran sumber air yang timbul dan berkembang dalam diri pribadi yang membagikannya.
Bila saya mengingat kembali, dan menghadirkan kembali kata-kata sebelum konsekrasi pada saat Ekaristi: Yesus mengambil roti, mengucapkan doa syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada para murid-Nya seraya berakta "Ambillah ini dan makanlah, inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu". Roti yang diberikan memang akan habis, tetapi Pribadi / Sang Pemberi Roti itu, tidak pernah akan habis, namun malah "makin menumbuhkan kekaguman kepada-Nya". Siapakah aku ini, sehingga Dia (Tuhan Yesus) mau memberikan Diri-Nya bagiku ?
Demikian pula, rekan-rekan yang telah menulis di media apa pun, saya alami sebagai berkat Allah melalui diri mereka yang telah "membagikan bagian hidupnya / miliknya" kepada saya dan banyak orang lain yang membaca tulisan itu. Melalui media, ini Shirley Mohidi, membagikan pengalamannya selama 5 tahun mendampingi dan membina "New Heart Community" . Mari kita simak tulisan itu, dan kita ambil maknanya.
New Heart Community
Dasar dari sebuah
relasi yang indah adalah “PERSAHABATAN” itulah misi yang kami bawa dan sebarkan
kepada sahabat-sahabat dewasa muda yang masih lajang, di dalam komunitas New Heart Community.
(Shirley: paling kiri sedang mengangkat tangan )
Saya (Shirley) dan
suami saya (Petrus) sudah mendampingi komunitas New Heart Community (NHC =
Komunitas Hati yang Baru) ini selama 5 (lima) tahun lebih. Lahirnya NHC,
bermula dari keprihatinan kami berdua terhadap sahabat-sahabat kami yang masih
tetap melajang walaupun usianya sudah melebihi kepala “3”. Mereka tidak mempunyai arah hidup yang jelas dan
seringkali mereka bergumul dengan kesendirian dan kesepian mereka, barangkali
sambil menyalahkan Tuhan untuk kondisi yang mereka alami. Padahal mereka mempunyai
potensi yang luar biasa besarnya dan bisa menjadi berkat bagi banyak orang
apabila mereka diarahkan dan disadarkan untuk menerima diri dan kondisi mereka
apa adanya.
Kemudian weekend
NHC angkatan pertama pun digulirkan pada awal bulan Desember 2007 dengan
didampingi Pastor Edu Besembun, MSC , Sr. Vivien; dan 3 orang pasutri termasuk
kami berdua sebagai team pendamping. Dalam weekend ini para peserta diajak
untuk ber”refleksi “ dan bercermin dari sharing-sharing yang dibawakan
team. Kami para team juga berupaya membangkitkan kesadaran diri mereka untuk
menghargai dan mensyukuri hidup dan
dirinya sebagai anugerah Allah yang indah.
Mereka didorong untuk menyadari
bahwa sebagai lajang mereka tidak perlu kuatir dengan masa depan mereka. Bahwa Tuhan pasti punya rencana indah
terhadap mereka sehingga mereka harus dapat menjalani kehidupan ini dengan
menjadi diri mereka sendiri apa adanya
serta bersahabat dengan sebanyak mungkin orang.
Demikianlah NHC
ini memulai keberadaannya dan waktu terus bergulir . Tidak terasa kami telah
melayani dan mendampingi mereka hingga lima tahun lebih. Sampai saat ini sudah
12 angkatan. Angkatan yang terakhir ini baru saja selesai menjalani weekend
(retret) mereka tanggal 22 – 24 Maret
2013 di Wisma Puspanita, Ciawi, Bogor. Dalam perjalanan ini telah banyak suka
maupun duka yang kami alami bersama, tetapi apabila kami ingat-ingat lebih
banyak suka yang kami alami bersama dengan mereka daripada dukanya.
Yang pasti kami selalu merasa awet
muda....^_^. Kami tidak ingat lagi sudah
berapa bakti sosial (baksos), outbound, seminar/rekoleksi dan gathering yang mereka organisir. Juga ada
banyak keikutsertaan kami di acara kerja bareng (kepanitiaan) bersama dengan
teman-teman komunitas muda lainnya di Jakarta dengan membawa bendera NHC maupun
pribadi. Semuanya itu terasa indah dan persahabatanlah yang menjadi kekuatan
mereka untuk terus berkarya. Saat ini komunitas NHC merupakan salah satu
komunitas muda awam yang berada di bawah pendampingan Tarekat MSC provinsi
Indonesia.
Rencana Tuhan
memang begitu indah. Kami yang bukan siapa-siapa dipakai sebagai alat-Nya untuk
mendampingi sahabat-sahabat muda lajang. Semua ini merupakan kebahagiaan yang
luar biasa bagi kami untuk bisa menularkan kebahagiaan bagi mereka pula. Alangkah senangnya melihat mereka menatap
kehidupan dengan lebih optimis dan senyum yang makin cerah. Ini terjadi karena
mereka selalu tahu bahwa mereka mempunyai sahabat-sahabat yang akan “menerima” mereka sebagaimana diri
mereka apa adanya, yang akan “menghargai”
mereka apapun adanya serta “mencintai”
mereka tanpa syarat.
Terima kasih
kepada sahabat kami Mgr. Nicholaus Adi Seputra, MSC yang sudah mengijinkan kami
untuk menulis dan berbagi dalam blog beliau mengenai apa itu NHC. Kami pun
tidak akan pernah lupa saat pertama kali berkenalan dan bertemu dengan beliau
di dalam salah satu kegiatan NHC. Waktu itu, kami berangkat sebagai kontingen
kaum muda MSC ke pertemuan Kaum Muda Sedunia (World Youth Day) tahun 2008 di
Sydney, Australia. Beliau sebagai salah satu anggota kontingen NHC.
Persahabatan kami dengan beliau pun terjalin sejak saat itu sampai dengan
sekarang walaupun terpisah ribuan kilometer jauhnya...God is so amazing!
Salam Hangat,
Shirley &
Petrus Maringka
Proficiat kepada Shirley, Petrus dan Tim NHC yang tetap bersemangat dalam mendam;pingi dan membina para lajang sehingga mereka tetap optimis dalam mengisi hidup dan menatap masa depan mereka. Selamat membagi kasih Tuhan.
Komentar