IMAM BARU

PEMBACA BLOG YANG BUDIMAN  

SYALOOM......
 

Sudah cukup lama saya tidak mengunjungi anda. Aneka kegiatan pelayanan di pedalaman, tidak memungkinkan saya untuk muncul di blog ini. Kali ini, dihaturkan kepada pembaca setia blog ini, cerita tentang pentahbisan imam baru di Paroki St. Theresia - Buti - Merauke. Selamat menikmati. 
 



Jakobus Java, adalah nama imam baru yang ditahbiskan itu. Dia berasal dari Keuskupan Agung Enda, dan melamar menjadi calon imam projo sekitar 7 tahun yang lalu. Dia meniti panggilannya di Keuskupan Agung Merauke, dengan menjadi guru terlebih dahulu di pulau Kimaam selama 2 tahun. Rekomendasi yang baik dari pembina di Kimaam, memungkinkan dia melangkah menjadi calon imam projo dan menjalani pastoral selama 1 tahun di paroki St. Kristoforus - Mur.
 

Setelah itu, dia mengikuti pendidikan paska sarjana di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi "Fajar Timur" - Jayapura selama 2 tahun. Sebagai persiapan tahbisan diakon, dia mendapat tugas di paroki katedral Merauke. Bulan Juli 2012, dia menerima tahbisan diakon. Masa diakonat dijalaninya di paroki Gembala Baik - Wanggate Kabupaten Mappi. Dan penantian yang lama itu, diakhirinya dengan menerima tahbisan imam, tanggal 28 April 2013 di paroki St. Theresia Buti - Merauke melalui Mgr Niko Adi MSC.
 

Misa diawali dengan perarakan oleh keluarga besar NTT. Keluarga kemudian menyerahkan sang calon kepada keluarga besar masyarakat Mappi (umat katolik yang dilayaninya) sambil berjalan menuju ke gereja,  dan seterusnya diserahkan kepada Keluarga Besar masyarakat Marind yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan tahbisan imam. Di depan gereja, wakil umat Marind menyerahkan sang calon kepada bapa uskup agar ditahbiskan menjadi imam.
 

Paduan suara “Vidi Aquam” memandu perayaan ekaristi dengan lagu pembukaan yang mengajak umat untuk bersyukur atas anugerah-Nya yang begitu besar bagi sekalian orang. Rombongan misdinar, calon tertahbis, dan para imam serta uskup berarak menuju ke depan altar untuk memulai ekaristi. Jumlah umat yang hadir lebih dari 1.500 orang. Kursi-kursi yang disiapkan panitia, penuh dengan umat Allah, bahkan yang berdiri di belakang pun tidak terhitung jumlahnya.
 

Uskup memulai homilinya dengan mengutip bacaan pertama dari Kisah para rasul pasal 14: 21-27 tentang perjalanan Paulus dan Barnabas ke kota dan desa untuk mewartakan Kristus yang bangkit. Mereka menguatkan hati murid-murid, menetapkan penatua-penatua, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pisidia dan Pamfilia. Melalui mereka, Tuhan membuka pintu rahmat bagi bangsa-bangsa lain (yang belum mengenal Allah).
 

Yakobus Java, sebagai diakon, juga telah mengadakan pelayanan dari kampung ke kampung, dari desa ke desa untuk mewartrakan dan memberikan kesaksian tentang Tuhan yang bangkit. Sudah banyak hati para murid yang diteguhkan, banyak anak yang dibaptis dan menerima pemberkatan pernikahan. Melalui pelayanan itu, Tuhan membentuk dan mempersiapkan sang calon untuk lebih dekat dengan-Nya dan mengikuti-Nya secara penuh dan total. Pengalaman-pengalaman dalam pelayanan itulah yang memberanikan dia untuk mengambil motto tahbisan imam: “ Dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah”. Uskup juga menegaskan bahwa nanti sebagai imam, apa yang telah dimulai itu tidak dicabut atau dibatalkan, tetapi disempurnakan.
 

Sebelum bergabung di Keuskupan Agung Merauke (Kame), Jakobus telah mempersiapkan diri melalui pembinaan di seminari menengah, seminari tinggi dan tahun pastoral, selama 10 tahun. Persiapan di  Kame dijalaninya selama 7 tahun. Itu berarti seluruh pembinaan dijalaninya selama 17 tahun. Angka tersebut menunjukkan sebuah kurun waktu yang panjang. Dia telah ditempa oleh Allah dan umat-Nya serta para pembina agar makin siap menjadi imam-Nya. 
 

Mengapa harus calon imam dipersiapkan sungguh-sungguh ?  Para calon perlu dipersiapkan sungguh-sungguh karena dia (mereka) adalah:

1.     Asset umat, masyarakat dan pemerintah. Banyak pihak memiliki dia sebagai SDM yang handal dan terampil yang dapat turut serta dalam pembangunan dan pengembangan umat dan masyarakat setempat. Kehadiran dan peran serta para imam dalam pembangunan, terlebih di daerah-daerah terpencil sungguh amat dirasakan.

2.    Tantangan jaman makin berat dan perkembangan dunia makin cepat. Hal itu sering membuat umat dan masyarakat bingung dan tidak berdaya dalam mengikuti perkembangan yang terjadi. Masyarakat membutuh orang-orang yang berpengetahuan luas, dapat memberikan jawaban dan kepastian tentang banyak hal yang mereka alami.

3.    Utusan utama Kristus dan atas nama Dia menggembalakan umat-Nya, dalam kesatuan dengan uskup. Suara yang disampaikan para imam adalah suara Kristus yang mengajak setiap orang untuk  semakin dekat dengan Dia dan memperoleh keselamatan / kehidupan kekal. Dia mengajar umat-Nya, menguduskan mereka dan memimpin mereka menuju kepada Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.

4.    Orang yang telah dilatih untuk mampu membaca tanda-tanda jaman, merenungkannya, menterjemahkan pesan itu sesuai dengan daya nalar (pengertian) umat yang dilayaninya, serta mengambil keputusan penting agar umat makin dewasa dan berkembang dalam iman, dan mampu membangun dirinya sendiri.

5.    Orang yang atas nama umat mendoakan mereka, membawa persembahan kepada Allah, dan memohonkan rahmat bagi umat manusia. “Persembahan umat yang ia terima” disatukan dengan kurban Kristus, Sang Imam Agung, agar merupakan ucapan syukur umat atas anugerah yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Serentak melalui persembahan itu, umat memohon agar diri mereka disucikan dan diperbaharui agar makin pantas untuk menerima hidup bahagia di dunia dan kelak di surga.

6.    Uskup mengakhiri homilinya dengan mengajak umat sekalian agar mendoakan sang calon agar menjadi imam / pelayan umat yang baik. Imam yang baik akan membahagiakan umat-Nya dan menjadi “saluran berkat Allah bagi sekalian orang”.
 


Imam adalah manusia biasa, yang penuh kekurangan dan kelemahan, namun bertekad mempersembahkan dirinya bagi keselamatan banyak orang. Persembahan diri seutuhnya inilah yang telah menjadikannya “milik umat Allah”, milik masyarakat dan mitra Pemerintah. Itulah sebabnya dukungan doa yang tak henti-hentinya, dan pengorbanan dari semua pihak yang memiliki dia, patut dilakukan agar dia dapat melaksanakan apa yang telah dipilihnya itu dengan sukacita dan setia.
 
 
 

Proficiat Pastor Yakobus....... selamat melayani Tuhan sebagai imam, melalui umat yang dipercayakan kepadamu. 

Komentar

Postingan Populer