SURAT GEMBALA 13

PEMBACA YANG BUDIMAN

SYALOOM......

Setiap tahun, menjelang hari Rabu Abu, saya membuat Surat Gembala. Isinya memberikan motivasi dan arah dalam mengisi "hari-hari puasa dan pantang" sebelum menyambut pesta paska pada tahun itu. Kali ini, surat tersebut mengulas hal-hal seputar kerja dan maknanya bagi kehidupan umat manusia.  Mari kita simak isinya:
 
SURAT GEMBALA PUASA 2013

Saudara-saudari yang terkasih
Mulai hari ini, Rabu Abu, kita semua memasuki masa Prapaska. Setiap tahun dalam rangka menyiapkan diri untuk menyambut Paska, kita berpuasa.  Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun 2013 ini, adalah  “makna kerja”. Marilah kita gali maknanya dan kita renungkan hikmahnya sebagai bekal persiapan Paska kita.

 Dalam kehidupan sehari-hari,  kerja adalah bagian hidup kita. Kiranya kita semua sependapat bahwa kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.  Ada banyak contoh pekerjaan yang bisa dilakukan atau bisa kita lihat dalam kehidupan bermasyarakat di sekitar kita. Untuk kaum petani, misalnya, tanam kasbi / sayur, babat rumput, bersihkan rumah, cari kayu bakar, tangkap ikan dll. Untuk para pegawai, misalnya, merapihkan ruang kerja, simpan arsip-arsip, atur barang-barang di gudang, bikin surat-surat penting, buat pelatihan dll. Untuk para pengusaha, misalnya, merencanakan proyek-proyek, mengawasi tukang-tukang, evaluasi kerja dll.

Mengapa manusia harus bekerja ?
Pertama, melalui kerja, manusia menyatakan bakat / talentanya (bdk. Mat 25: 14=30). Bakat, kemampuan dan pikiran-pikirannya menjadi makin berkembang. Semakin tekun dan rajin ia bekerja, semakin kentaralah bakat dan kemampuan orang itu. Bisa dikatakan bahwa melalui kerja dan hasil kerjanya, tercermin pribadi dan talenta orang itu.
Kedua, melalui kerja orang mencari nafkah (upah / gaji) supaya dia dan keluarganya bisa hidup layak (bdk 2 Tes 3: 7-10). Semakin rajin dia kerja kebun, semakin banyak hasil / panen yang dia dapatkan. Begitu pula, semakin rajin dan tekun para nelayan mencari ikan, semakin banyak yang mereka tangkap.  Amat nyata di depan mata kita bahwa semakin giat dan tekun para pekerja, guru, pegawai kantor, pengusaha berkerja dan berusaha, semakin banyak pula hasil yang mereka peroleh.
Ketiga, sebagai anggota keluarga dengan bikin bersih rumah, siapkan sarapan, cuci piring, cuci baju, membuang sampah di tempatnya, juga sebagai pegawai, misalnya siapkan ruang kerja, atur buku-buku / barang-barang / alat-alat , melayani dengan sopan, tetapi juga sebagai pimpinan, dengan memberikan petunjuk, pelatihan, membayar gaji pada waktunya, dll,  manusia membantu sesamanya untuk berkembang, hidup tenteram dan sejahtera (bdk. 1 Kor 15:10).
Keempat, ada orang yang bekerja supaya dapat rumah, kendaraan, dapat kemudahan atau tunjangan lainnya. Apalagi ada banyak tawaran, iming-iming, dan gaya hidup yang amat memikat, sehingga godaan untuk mendapatkan pekerjaan apa saja supaya bisa memenuhi tuntutan jaman moderen ini, makin kuat. Sebagai orang katolik, kita patut mawas diri dan menyesalkan niat kerja yang seperti ini ( bdk 2 Tes 3: 11-13).

Makna kerja menurut iman kristiani
Kitab Kejadian bercerita tentang Allah yang sedang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Allah bekerja dalam 6 hari. Semuanya yang diciptakan / dikerjakan Allah itu dalam keadaan baik adanya.  Manusia yang diciptakan sebagai citra / gambar Allah, karena itu dia mempunyai martabat yang tertinggi (Kej 1: 1-36). Manusia sebagai ciptaan Allah yang tertinggi, diikutsertakan Allah dalam karya penciptaan sampai saat ini. Dengan menanam pisang, kasbi, keladi, sayur-sayuran, memelihara ikan, tanam pohon, piara ternak dan dengan kelahiran anak-anak, manusia dilibatkan Allah dalam karya penciptaan itu. Melalui contoh-contoh ini, jelaslah bagi kita bahwa ketika bekerja,  manusia bukan hanya mencari makan, tetapi juga ambil bagian dalam karya penciptaan Tuhan.  

Di dalam Kitab Suci juga diungkapkan bahwa ciptaan Tuhan yang semula baik adanya itu, rusak akibat dosa manusia (Kej  3: 1-19). Atas situasi kedosaan ini, Allah tidak tinggal diam. Dia mengutus Yesus, Anak-Nya yang tunggal ke dunia untuk menebus doa manusia dan memulihkan semua yang telah rusak itu. Itulah sebabnya, Yesus berkeliling dari kota ke kota, dari desa ke desa untuk mewartakan dan menghadirkan Tuhan yang mahabaik. Karena kebaikan-Nya itu Dia mencari dan memberikan pengampunan dosa kepada semua orang ( Mat    9: 1-8; Mt 9: 35).  

Atas dasar ajaran Gereja ini, kerja bukan hanya kegiatan untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga merupakan rahmat / berkat yang kita terima dari Allah untuk makin menyempurnakan diri kita dan sesama.  Dengan bekerja kita menjadi manusia yang semakin berharga dan berguna bagi diri kita dan sesama ( Rom 14:7). Orang lain terbantu oleh pekerjaan baik yang kita lakukan di tengah masyarakat. Mereka makin pandai, sehat,  terampil,  kehidupannya terjamin dan bahagia. Dengan dem ikian, mereka mengalami rahmat dan kebaikan Allah melalui diri kita.

Ketika kita menanam petatas atau keladi, kita yang memasukkan bibit ke dalam tanah, tetapi Tuhan yang memberikan pertumbuhan ( I Kor 3:6). Ketika beternak ayam atau bebek, manusia mengawinkan ternak-ternak itu supaya berkembang biak, tetapi Tuhan yang memberikan kehidupan sehingga lahirlah anak-anak ayam / anak-anak bebek itu.  Tenaga dan kesehatan yang ada pada diri kita dan bertambahnya ternak yang dipelihara adalah bukti rahmat Allah yang besar kepada kita. Maka pantaslah kita mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah kehidupan, kekuatan, kesehatan  dan pekerjaan serta hasil kerja yang diberikan Tuhan kepada kita ( Mzm 107: 1-8; Mat 11:25, I Kor 1: 4).

Saudara-saudari terkasih
Paus Benediktus XVI mencanangkan tahun ini sebagai TAHUN IMAN. Selain mendalami kekayaan iman kita melalui KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, kita semua digugah untuk mewujudkan iman itu dalam kehidupan kita sehari-hari.  Beliau juga mengajak kita semua untuk memperhatikan lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan. Dengan melakukan semuanya itu, diharapkan semua makhluk di bumi ini dapat hidup dengan damai, sejahtera, dan bahagia, serta mensyukuri anugerah-anugerah Allah yang diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya.

Kalau demikian, apa yang bisa kita buat ?  Banyak kegiatan yang bisa kita buat, sebagai wujud penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Misalnya:
1.    Membaca kitab suci secara pribadi, atau mengadakan pendalaman kitab suci di lingkungan, mempelajari katekismus gereja katolik dan buku-buku rohani lainnya
2.   Rajin berdoa secara pribadi, doa bersama di dalam keluarga, doa rosario, atau doa di lingkungan
3.   Melakukan pekerjaan harian baik di rumah maupun di tempat kerja dengan gembira dan penuh semangat, sehingga semua urusan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.  
4.   Membantu orang lain  dengan tulus dan sukacita, sehingga sesama dapat hidup berkecukupan.  
5.   Menjaga kerukunan dan ketenteraman serta ketenangan dalam hidup bermasyarakat
6.   Membersihkan parit dan tempat-tempat pembuangan sampah agar kesehatan terjamin, dan lingkungan hidup terjaga dengan baik
7.   Menanam pohon agar oksigen yang kita  butuhkan dan cadangan air tanah  tetap tersedia secara berlimpah-limpah

Marilah kita wujudkan kehidupan iman kita yang baik, dengan melakukan kerja sebagai sahabat-sahabat Tuhan untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan bagi banyak orang. Selamat menjalani masa puasa dan pantang, dan selamat menyambut pesta Paska dengan sukacita.

         Merauke, 24 Januari 2013

      Teriring berkat dari Uskupmu


      Mgr. Nicholaus Adi Seputra MSC

Komentar

Postingan Populer