KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA DIBUKA
Para pembaca setia blog ini
Syaloom….
Sidang para uskup Indonesia (Konferensi Waligereja Indonesia = KWI) dilaksanakan setiap tahun sekali pada bulan November. Semua uskup di tanah air wajib hadir. Ada pun tema yang dipilih untuk tahun 2011 ini “Mewartakan Injil adalah Rahmat dan Panggilan Khas Gereja, merupakan Identitasnya yang Terdalam”. Tema ini diambil dari ensiklik (surat edaran sri Paus) Evangelii Nuntiandi, artikel 4. Saya tuturkan beberapa hal pada pembukaan KWI itu. Semoga anda mendapatkan inspirasi dan menangkap butir-butir iman yang muncul di dalamnya. Selamat menikmati.
Konferensi Waligereja Indonesia secara resmi dibuka oleh Ketua KWI (Mgr. Martin Situmorang OFMCap) tanggal 7 November 2011. Sidang KWI akan berlangsung tanggal 7 – 17 November 2011. Hadir pada sidang itu 36 uskup dari seluruh Indonesia, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Bapak Kardinal, dan para uskup emeritus, Bapak Dirjen Bimas Katolik, wakil PGI (Bpk Gomar Gultom), para ketua Komisi Kateketik, wakil-wakil dari ST Kateketik, Ketua Koptari, Ketua Unio dan para narasumber. Para fasilitator dari Komisi, Lembaga, Sekretariat dan Departemen yang mendukung kegiatan operasional KWI hadir juga. Total peserta 60 orang.
Pertama-tama Ketua KWI mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta, yang berasal dari keuskupan-keuskupan di Indonesia. Mereka adalah wakil-wakil umat baik dari lapangan maupun dari Perguruan Tinggi yang bekerja di bidang kateketik. Bidang kateketik adalah bidang pewartaan Injil kepada umat beriman (anak-anak, remaja, dewasa dan lansia) agar mereka dapat tumbuh, hidup dan berkembang dalam iman kepada Yesus Kristus, dan siap menjadi saksi-Nya.
Kepada Duta Besar (Mgr. Antonio Filipazzi), diucapkan selamat datang. Beliau baru saja diangkat menjadi Duta untuk Indonesia 4 bulan yang lalu. Disampaikan juga banyak terima kasih atas dukungan dan kegiatan memfasilitasi ketika para uskup mengadakan ad limina di Roma beberapa waktu yang lalu ( 28 September – 8 Oktober 2011). Kehadiran beliau dalam pembukaan sidang KWI merupakan bukti dukungan dan perhatian Bapa Suci kepada Gereja Indonesia dan ikatan kesatuan Gereja Universal. Kepada beliau juga disampaikan permintaan untuk mengisi keuskupan-keuskupan yang menantikan uskup-uskup baru ( Keuskupan Bandung, Tanjung Karang, dan Ketapang).
Ketua menyatakan bahwa kehadiran bapak Dirjen Bimas Katolik juga merupakan bukti relasi yang dekat dan dukungan pemerintah kepada Gereja Katolik di Indonesia. Diharapkan bahwa relasi yang dekat dan kerja sama yang telah terjalin selama ini, akan makin ditingkatkan. Selain itu, KWI juga mendorong agar Bimas Katolik merupakan penyumbang kekatolikan dan penyuara kenabian, di kalangan eksekutif sehingga Bimas Katolik menjadi “bunga yang harum” untuk bangsa dan Negara.
Kepada bapak Gomar Gultom wakil dari PGI, disampaikan salam hangat dari KWI untuk seluruh pengurus PGI. Kebersamaan dan kerja sama yang telah terjalin selama ini, diharapkan makin efektif dan produktif dalam menjawab tantangan dan kebutuhan bangsa. Terlebih di bidang operasional, KWI dan PGI akan berusaha supaya ada kerja sama yang makin sering dan intensif sehingga buah-buahnya dapat dirasakan oleh anak bangsa yang mulai mengoyak dan meninggalkan “semangat sumpah Pemuda 1928”.
Kepada wakil dari Unio (imam projo) dan Koptari (koordinasi para tarekat religious Indonesia), beliau juga menyampaikan banyak terima kasih atas sumbangan dan kerja sama di bidang pastoral di tengah masyarakat sekarang ini. Ditegaskan bahwa anda sekalian adalah contoh dan saksi hidup yang amat penting bagi dunia dan umat Allah.
Rapat para uskup diawali dengan hari-hari studi tentang katekese. Bidang ini dipilih menjadi pokok studi karena dirasakan betapa pentingnya pewartaan Injil, hidup yang dijiwai oleh nilai-nilai Injili dan kesaksian iman di dalam Gereja kita untuk kita semua. Bidang ini dipilih karena dirasakan bahwa ada banyak orang katolik yang kurang mendalam imannya, banyak yang pindah ke gereja lain, dan kurang berani memberikan jawaban bila ada pertanyaan / tantangan dari pihak lain. Maka dari itu, dirasakan dan disadari amat penting untuk mengadakan pendalaman dan pengajaran iman. Perlu ada kontemplasi, renovasi, dan reparasi akan apa yang telah terjadi, pertobatan.
Untuk itu, KWI mengundang para katekis lapangan (pengajar di stasi-stasi, guru-guru dan pastor) yang terlibat langsung dalam pewartaan iman melalui kegiatan katekese. Mereka diminta untuk bercerita tentang pengalaman mereka di lapangan. Yang memberi cerita adalah ibu Irene (guru SMP Stada Tanjung Priuk), bapak Tugiman dari Jambi, bapak Agustinus Haur dari Pontianak, dan Romo Budi Wiandono dari Solo. Dan pandangan Gereja Katolik atas katekese dibawakan oleh Romo M.Purwatma (dosen dari Universitas Sanata Dharma - Yogyakarta).
Semua peserta dan umat beriman patut bersyujur atas apa yang telah diusahakan sampai hari ini, dan diajak untuk pergi ke tempat yang lebih dalam agar menjadi rahmat bagi lebih banyak umat dan putra-putri bangsa. Terlebih melalui perayaan 50 tahun Hirarki Gereja Indonesia, kehadiran dan peran Gereja Katolik Indonesia bagi kehidupan manusia Indonesia dan pembangunan moral bangsa menjadi semakin nyata dan menghasilkan buah yang berlimpah.
Demikianlah banyak pihak bekerja, mempersiapkan kegiatan KWI, dan turut dalam proses studi, berpikir dan merenungkan isi dan situasi yang terjadi di Indonesia dan di dunia. Dalam iman, kita percaya bahwa kegiatan tersebut merupakan partisipasi umat beriman dalam mencari dan menemukan kehendak Allah bagi umat-Nya. Kita percaya pula bahwa melalui kegiatan itu, Allah telah menuntun dan mengarahkan umat-Nya di jalan yang direncanakan-Nya agar manusia berbahagia di dunia dan kelak bersatu secara sempurna di surga.
Komentar
Trimakasih atas info ini walaupun terlambat saya membacanya. Tema dalam pertemuan itu yaitu tentang pentingnya Katekese sangat menarik dan diharapkan dpt diapplikasikan dgn baik di setiap paroki. Fioren Sipayung