HOMO HOMINI SOCIUS
PEMBACA SETIA BLOG INI
Syaloom...
Sore ini saya menemukan tulisan di milis pendidikan katolik, informasi tentang dana yang dikucurkan di tanah Papua. Betapa banyak dana yang mengalir ke sana, namun semuanya itu belum mampu mengangkat martabat putra-putri Papua dan belum banyak juga yang terbantu tingkat pendidikannya. Terlebih mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, tidak pernah mendengar ada dana yang besarnya trilyunan rupiah. Inilah informasi itu:
http://nasional.kompas.com/read/2011/10/28/13333787/Dana.Otsus.Papua.2012.Naik
Dana Otsus Papua 2012 Naik
Sandro Gatra | Laksono Hari W | Jumat, 28 Oktober 2011 | 13:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dan DPR sepakat mengalokasikan dana otonomi khusus atau otsus untuk Provinsi Papua sebesar Rp 3,83 triliun dan Papua Barat sebesar Rp 1,64 triliun pada tahun 2012. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2012 yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Jumat (28/10/2011).
Dana Otsus Papua pada 2012 itu naik sekitar 23 persen dibanding tahun 2011. Pada tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp 3,10 triliun untuk Papua dan Rp 1,33 triliun untuk Papua Barat.
Selain dana otsus, pemerintah juga akan mengalokasikan dana tambahan infrastruktur untuk Papua sejumlah Rp 571,4 miliar dan Papua Barat sebanyak Rp 428,6 miliar.
Sebelum anggaran itu disahkan, Diaz Gwijangge, anggota DPR asal Papua, sempat melakukan interupsi. Dia meminta agar DPR membentuk panitia khusus untuk menyelesaikan masalah, baik di sekitar PT Freeport maupun Papua, secara keseluruhan.
Selain itu, Diaz juga meminta agar penyelesaian masalah yang tengah memanas di Papua tidak melalui pendekatan militer. "Namun, penyelesaian dengan menarik mundur (anggota TNI) dan menggelar dialog untuk menyelesaikan (persoalan di) Papua," ucap politisi Partai Demokrat itu.
Informasi yang kedua adalah:
KBR68H, Jayapura - DPR Papua mengklaim penyerapan dana pendidikan selama tiga tahun terakhir hanya 5 persen atau hanya sekitar 8 miliar rupiah dari total anggaran belanja sekitar 25 trilyun rupiah.
Anggota Komisi C DPR Papua, Yan Mandenas mengatakan seharusnya pemerintah bisa menyerap lebih banyak dana untuk pendidikan di Papua. Pasalnya, di lapangan masih banyak siswa yang tidak bersekolah gratis dan mahasiswa yang tidak mendapatkan beasiswa.
Pendidikan gratis kan sampai detik ini masih tetap siswa-siswa bayar uang sekolah, kemudian yang kedua terkait dengan pemberian beasiswa untuk S2, S3, masih ke mahasiswa yang statusnya tugas belajar, atau ijin belajar, nah sedangkan mahasiswa murni yang punya prestasi bagus, kadang-kadang tidak dibiayai oleh APBD, tapi kadang dia disponsori oleh LSM-LSM atau lembaga-lembaga yayasan luar negeri kadang, ini yang terjadi.
Anggota Komisi C DPR Papua, Yan Mandenas menambahkan pihaknya juga menemukan anggaran pendidikan tertinggi lebih banyak terserap ke Institute Yohanes Surya di Karawaci.
Setiap tahunnya Pemprov Papua menggelontorkan dana sekitar 300 milliar rupiah untuk pendidikan. Mereka mengklaim pendidikan di Papua sesuai target dengan berhasilnya berbagai program, seperti pendidikan jarak jauh melalui televisi dan radio serta sekolah gratis bagi tingkat SD dan SLTA.
Seandainya hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama sungguh-sungguh dihayati dan dilaksanakan, banyak proyek kemanusiaan yang dibiayai dengan dana sebesar itu, dapat diselesaikan dengan baik dan pada waktu yang telah ditetapkan.
Sebenarnya ketika manusia sudah belajar banyak ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta kehidupan, dia akan makin bijaksana dan hatinya penuh damai. Dia tidak lagi mengikuti hukum lama: homo homini lupus (manusia adalah srigala bagi sesamanya ) tetapi melaksanakan hukum baru: homo homini socius (manusia adalah sahabat bagi sesamanya).
Syaloom...
Sore ini saya menemukan tulisan di milis pendidikan katolik, informasi tentang dana yang dikucurkan di tanah Papua. Betapa banyak dana yang mengalir ke sana, namun semuanya itu belum mampu mengangkat martabat putra-putri Papua dan belum banyak juga yang terbantu tingkat pendidikannya. Terlebih mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, tidak pernah mendengar ada dana yang besarnya trilyunan rupiah. Inilah informasi itu:
http://nasional.kompas.com/read/2011/10/28/13333787/Dana.Otsus.Papua.2012.Naik
Dana Otsus Papua 2012 Naik
Sandro Gatra | Laksono Hari W | Jumat, 28 Oktober 2011 | 13:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dan DPR sepakat mengalokasikan dana otonomi khusus atau otsus untuk Provinsi Papua sebesar Rp 3,83 triliun dan Papua Barat sebesar Rp 1,64 triliun pada tahun 2012. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2012 yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Jumat (28/10/2011).
Dana Otsus Papua pada 2012 itu naik sekitar 23 persen dibanding tahun 2011. Pada tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp 3,10 triliun untuk Papua dan Rp 1,33 triliun untuk Papua Barat.
Selain dana otsus, pemerintah juga akan mengalokasikan dana tambahan infrastruktur untuk Papua sejumlah Rp 571,4 miliar dan Papua Barat sebanyak Rp 428,6 miliar.
Sebelum anggaran itu disahkan, Diaz Gwijangge, anggota DPR asal Papua, sempat melakukan interupsi. Dia meminta agar DPR membentuk panitia khusus untuk menyelesaikan masalah, baik di sekitar PT Freeport maupun Papua, secara keseluruhan.
Selain itu, Diaz juga meminta agar penyelesaian masalah yang tengah memanas di Papua tidak melalui pendekatan militer. "Namun, penyelesaian dengan menarik mundur (anggota TNI) dan menggelar dialog untuk menyelesaikan (persoalan di) Papua," ucap politisi Partai Demokrat itu.
Informasi yang kedua adalah:
KBR68H, Jayapura - DPR Papua mengklaim penyerapan dana pendidikan selama tiga tahun terakhir hanya 5 persen atau hanya sekitar 8 miliar rupiah dari total anggaran belanja sekitar 25 trilyun rupiah.
Anggota Komisi C DPR Papua, Yan Mandenas mengatakan seharusnya pemerintah bisa menyerap lebih banyak dana untuk pendidikan di Papua. Pasalnya, di lapangan masih banyak siswa yang tidak bersekolah gratis dan mahasiswa yang tidak mendapatkan beasiswa.
Pendidikan gratis kan sampai detik ini masih tetap siswa-siswa bayar uang sekolah, kemudian yang kedua terkait dengan pemberian beasiswa untuk S2, S3, masih ke mahasiswa yang statusnya tugas belajar, atau ijin belajar, nah sedangkan mahasiswa murni yang punya prestasi bagus, kadang-kadang tidak dibiayai oleh APBD, tapi kadang dia disponsori oleh LSM-LSM atau lembaga-lembaga yayasan luar negeri kadang, ini yang terjadi.
Anggota Komisi C DPR Papua, Yan Mandenas menambahkan pihaknya juga menemukan anggaran pendidikan tertinggi lebih banyak terserap ke Institute Yohanes Surya di Karawaci.
Setiap tahunnya Pemprov Papua menggelontorkan dana sekitar 300 milliar rupiah untuk pendidikan. Mereka mengklaim pendidikan di Papua sesuai target dengan berhasilnya berbagai program, seperti pendidikan jarak jauh melalui televisi dan radio serta sekolah gratis bagi tingkat SD dan SLTA.
Seandainya hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama sungguh-sungguh dihayati dan dilaksanakan, banyak proyek kemanusiaan yang dibiayai dengan dana sebesar itu, dapat diselesaikan dengan baik dan pada waktu yang telah ditetapkan.
Sebenarnya ketika manusia sudah belajar banyak ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta kehidupan, dia akan makin bijaksana dan hatinya penuh damai. Dia tidak lagi mengikuti hukum lama: homo homini lupus (manusia adalah srigala bagi sesamanya ) tetapi melaksanakan hukum baru: homo homini socius (manusia adalah sahabat bagi sesamanya).
Komentar