KELUARGA KUDUS

 RENUNGAN HARIAN

TGL 29 DES 24

 

Hari ini kita nerayakan PESTA KELUARGA KUDUS NAZARETH. Semoga teladan dari pribadi Yusup, Maria dan Yesus mendorong kita utk menjadi peibadi2 yg beriman, rukun dan cinta damai, serta membangun keluarga yg para anggotanya saling menghargai dan mempersatukan. 

Hari ini banyak keuskupan membuka Tahun Yubileum 2025 yg bertema Peziarah dalam Pengharapan. Maksudnya adalah saat ada di dubia ini, kita sedang berziarah menuju ke surga. Meski banyak tantangan, kesulitan dan derita, kita tetap pubya harapan bhw bersama Allah kita dpt mengatasi semuanya itu dan akhirnya smp ke kehidupan kekal bersama Bapa Surgawi. 

 

Dalam 1 Sam 1: 20-22.24-28 dikisahkan: "Setahun setelah mempersembahkan korban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari TUHAN." Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN. Hana tidak ikut pergi. Ia berkata kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya."  

Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. 

Kata Hana: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dariNya. Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah TUHAN. 

 

Melalui 1Yoh 3: 1-2.21-24 Yohanes menyapa umatnya: "Sdr-2, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya. 

Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dariNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya. Dan inilah perintahNya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. 

 

Lukas dalam injilnya (2: 41-52) mewartakan: "Setiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuaNya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. 

Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia di dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya. 

Dan ketika orang tuaNya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibuNya kepadaNya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau." JawabNya: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di rumah BapaKu?" 

Mereka tidak mengerti apa yang dikatakanNya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, bertambah hikmatNya dan besarNya, serta makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

 

Hikmah yg dpt kita petik:

1. Pasutri Hana dan Elkana yg telah lama menanti dan memohon kepada Tuhan, supaya mendapat anak, setelah sekian lama berdoa dan berharap akhirnya mendapatkan anak. Yg istimewa dr mrk adalah menyerahkan kembali anak itu kpd Tuhan agar menjadi utusan Tuhan bagi umatNya. 

Mereka telah memberikan teladan kepada kita agar tidak mudah putus asa, berani bertahan dalam kesulitan dan mengatasi kekecewaan, cibiran org lain selama sekian tahun. Mrk percaya bhw Tuhan akan mengabulkan doa mrk. 

2. Maria dan Yusup, sbg orangtua yg kehilangan anak, terus mencari Dia smp akhirnya menemukan Dia di Bait Allah. Ketika menemukan Dia, dan mengungkapkan kekesalannya, jawaban yg diterimanya amat mengecewakan hatinya. 

Keluarga Kudus bukan berarti tidak pernah mengalami kekesalan, kecapekan, kebingungan dan penolakan. Sebaliknya semuanya itu, merupakan jalan / tahapan kehidupan agar mrk makin menjadi kudus dan mulia. Semoga kita pun punya sikap batin yg mulia dan berani bertindak demikian. Amin. (Mgr Nico Adi MSC).

 

Komentar

Postingan Populer